Permasalahan dan Solusi Pengelolaan Belanja Daerah
                                                                                III-8
Secara  umum  permasalahan  yang  terjadi  hanya  disebabkan  oleh persoalan teknis baik dari sisi perencanaan maupun dari sisi pelaksanaan.
Di  sisi  perencanaan,  beberapa  persoalan  yang  muncul  adalah  kurang akuratnya  perencanaan  penganggaran  dan  perencanaan  teknis  bagi  suatu
kegiatan  yang  mengakibatkan  kegiatan  tersebut  terpaksa  di  tunda pelaksanaannya. Oleh karena  itu agar masalah  ini tidak  terus berulang di
masa  yang  akan  datang,  diharapkan  setiap  pekerjaan  konstruksi  agar terlebih  dahulu  memiliki  DED  dan  RAB  sebelum  kegiatan  tersebut
diusulkan  ke  dalam  APBD  sehingga  proses  pengadaan  barang  dan  jasa yang  memerlukan  pelelangan  dapat  dilaksanakan  di  awal  tahun  atau
bahkan sebelum DPA SKPD ditetapkan lelang Pra-DPA. Di  sisi pelaksanaan, persoalan  yang sering  muncul adalah terjadinya
keterlambatan  penyelesaian  pekerjaan  melebihi  tenggat  waktu  yang disepakti di dalam kontak. Namun hal ini dapat diatasi dengan pemberian
perpanjangan  waktu  pelaksanaan  pekerjaan  melewati  tahun  anggaran dengan mengacu pada pedoman pengadaaan barang dan jasa pemerintah.
Untuk  itu,  dimasa  yang  akan  datang  perlu  dilakukan  pengawasan  yang lebih ketat lagi oleh SKPD terhadap pihak ketiga yang menjadi pelaksana
kegiatan.  Dengan  sistem  pengawasan  yang  lebih  baik  diharapkan pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
time schedule
yang  ditetapkan.  Beberapa  jenis  belanja  yang  nilai  serapannya relatif rendah antara lain:
- Belanja Bunga hanya terealisasi sebesar 7,97  yang disebabkan oleh
pembayaran bunga pinjaman ke PIP untuk pembangunan dan relokasi RSUD  M.  Zein  yang  jatuh  tempo  di  tahun  2015  hanya  sebesar  Rp.
326.798.951,74  hal  ini  karena  pinjaman  daerah  masih  dalam  masa
grass-period
. -
Belanja  Bantuan  Sosial  hanya  terealisasi  sebesar  11,50    yang disebabkan  oleh  tidak  terealisasikannya  belanja  bantuan  sosial  yang
tidak  dapat  direncanakan  senilai  Rp.    442,500,000.00  dari  yang direncanakan  sebesar  Rp.  500.000.000,-.  Hal  ini  disebabkan  karena
realisasi pos belanja bantuan sosial tersebut  secara umum untuk hal- hal yang bersifat acidentil dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian
sesuai aturan dan perundangan yang berlaku. -
Belanja  Bagi  Hasil  Kepada  ProvinsiKabupatenKota  dan Pemerintahan Desa dapat terealisasi sebesar 51,53  yang disebabkan
masih rendahnya serapan anggaran oleh Pemerintah Nagari. Untuk itu di tahun 2016 pelu dilakukan penguatan bagi pemerintah nagari dalam
pelaksanaan pembangunan. -
Belanja  Tak  Terduga  hanya  terealisasi  sebesar  38,62    atau  tersisa sebesar Rp.  3,282,822,226,-
III-9
- Belanja Langsung hanya terealisasi sebesar 79,27  yang disebabkan
relatif  rendahnya  serapan  anggaran  Belanja  Barang  jasa  dan  Belanja modal yang hanya terealisasi sebesar 87,02 5 dan 72,30 . Komponen
terbesar  yang  menyebabkan  rendahnya  serapan  Belanja  Barang  Jasa dan Belanja Modal antara lain:
a.  Rendahnya  serapan  Belanja  Bahan  Obat-Obatan  yang  hanya terealisasi  sebesar  27,54    atau  tersisa  sebesar  Rp.
5.159.643.892,-  yang  disebabkan  karena  Belanja  Bahan  Obat- Obatan  tersebut  sebagian  besar  adalah  pengadaan  obat-obatan
yang  berasal  dari  Dana  Kapitasi  Jaminan  Kesehatan  Nasional JKN yang tidak terealisasi karena proses pengadaan obat-obatan
tersebut  sedikit  terkendala  karena  terbatasnya  aparatur  di Puskesmas yang memiliki sertifikat pengadaan barang dan jasa.
b.  Rendahnya  serapan  Belanja  modal  Pengadaan  Bangunan Kesehatan  yang  terealisasi  sebesar  18,69    atau  tersisa  sebesar
Rp.  82.284.001.000,-  dari  Rp.  101.198.615.000,-  yang dianggarkan. Hal ini disebabkan  karena sebagian besar anggaran
belanja modal ini diperuntukkan bagi pembangunan dan relokasi RSUD  M.  Zein  yang  dilaksanakan  secara
multi-years
.  Oleh karena  itu  anggaran  hanya  direalisasikan  sesuai  kemajuan  fisik
pekerjaan di tahun 2015, dan sisanya akan direalisasikan di tahun 2016.  Sampai    dengan  pertengahan  bulan  Februari  2016,
kemajuan  pekerjaan  fisik  dan  keuangan  pembangunan  RSUD tersebut telah mencapai 35 .
                