Kebijakan Umum Pembiayaan Pengelolaan Pembiayaan Daerah

III-10 Sebagai upaya mengefisienkan pengeluaran pembiayaan, kebijakan pembiayaan daerah tahun 2015 adalah : 1. Mengalokasikan pembiayaan penerimaan dari SiLPA tahun yang lalu untuk menutupi defisit dan pengeluaran pembiayaan. 2. Merevitalisasi dan merestrukturisasi kinerja Badan Usaha Milik Daerah dan pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan termasuk kajian terhadap kelayakan BUMD. 3. Penambahan Penyertaan Modal sesuai kemampuan daerah. 4. Pinjaman daerah dan obligasi daerah, dapat dilakukan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, apabila anggaran yang tersedia dalam APBDPerubahan APBD tidak mencukupi. Sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006 pasal 1 ayat 56 dinyatakan bahwa Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

2. Target dan Realisasi Pembiayaan

Pembiayaan tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp. 223.261.968.032,60 terdiri dari Penerimaan Pembiayaan sebesar Rp. 239.197.968.032,60 dan Pengeluaran Pembiayaan sebesar Rp. 15.936.000.000,-. Tabel 3.3. Target dan Realisasi Pembiayaan Tahun Anggaran 2015 Kode Rekening Uraian Target Realisasi 1 2 3 4 5 PEMBIAYAAN 223,261,968,032.60 130,525,220,096.60 58.46 Penerimaan Pembiayaan Daerah 239,197,968,032.60 146,014,220,096.60 61.04 6.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 129,434,353,872.60 130,131,207,890.60 100.54 6.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 99,000,000,000.00 14,126,835,000.00 14.27 6.1.6. Penerimaan piutang daerah 10,763,614,160.00 1,756,177,206.00 16.32 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 15,936,000,000.00 15,489,000,000.00 97.20 6.2.2. Penyertaan Modal Investasi Pemerintah Daerah 15,936,000,000.00 15,489,000,000.00 97.20 Sumber: Laporan Realisasi APBD 2015 unaudited, DPPKAD Pesisir Selatan III-11

3. Permasalahan dan Solusi

Pada Tabel 3.3. dapat dilihat Penerimaan Pembiayaan daerah secara umum memiliki kinerja yang belum baik. Hal ini terlihat dari target penerimaan pembiayaan yang belum mencapai target prediksi atau hanya terealisasi sebesar 61,04 . Rendahnya kinerja Penerimaan Pembiayaan bersumber dari pos Penerimaan Pinjaman Daerah dan Penerimaan Piutang Daerah. Penerimaan Piutang daerah berkinerja rendah disebabkan rendahnya realisasi Penerimaan Piutang Daerah Dari Pendapatan Retribusi Daerah yang hanya dapat direalisasikan sebesar Rp. 1.756.177.206,- dari Rp. 10.763.614.160,- atau hanya 16,32 dari yang ditargetkan dalam APBD 2015. Hal ini akan menjadi perhatian serius oleh pemerintah dimasa yang akan datang.