PRIORITAS DAERAH TAHUN 2015 KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

II-4 Tabel 2.2 Produksi Sektor Peternakan Tahun 2014-2015 NO SEKTOR PETERNAKAN TAHUN KENAIKAN 2014 Ekor 2015 Ekor 1 2 3 4 5 1 Populasi Sapi 79.705 79.997 0.37 2 Populasi Kerbau 8.204 8.319 1.40 3 Populasi Itik 147.499 149.062 1.06 4 Populasi Kambing 44.362 44.398 0.08 5 Populasi Ayam Buras 779.112 784.488 0.69 6 Populasi Ayam Ras Pedaging 261.600 296.079 13.18 7 Populasi Ayam Ras Petelur 94.540 103.843 9.84 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura,dan Perkebunan 2015 Demikian juga pada sektor kelautan dan perikanan memberikan hasil yang memuaskan karena terjadi peningkatan produksi perikanan, yang dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 2.3 Produksi Sektor Perikanan Tahun 2012-2015 NO SEKTOR Tahun KENAIKAN RATA-RATA 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Perikanan Tangkap ton 30.897 32.209 35.759 37.555 39.839 2.34 2 Perikanan Budi Daya 2.660 5.485 8.520,61 11.852 12.682 2.50 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pesisir Selatan, 2016 Selanjutnya Pengembangan Kota Terpadu mandiri dilakukan melalui Program Pengembangan Wilayah transmigrasi dengan kegiatan Fasilitas Dukungan KTM Lunang Silaut, Pendampingan Dana KTM Lunang Silaut, Persiapan Usulan Penempatan Transmigrasi Baru PTB, Perencanaan Fasilitas Dukungan KTM, Pembinaaan Usaha Transmigrasi dan Pelatihan Usaha Masyarakat Transmigrasi. Pembangunan Kota Terpadu Mandiri ini baik secara penyiapan infrastruktur maupun pengembangan ekonomi masyarakat telah mendapat apresiasi yang baik dari Presiden Republik Indonesia melalui Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan diberikannya penghargaan Transmigration Award Tahun 2013 dan 2014. Dari peningkatan hasil produksi diatas dibutuhkan pasar sebagai pusat pemasaran dan juga II-5 sebagai urat nadi dari perekonomian. Sasaran dari prioritas ini telah dilakukan melalui Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri yang ditujukan untuk Pengembangan Pasar yang dilaksanakan dalam bentuk Pengembangan Pasar dan Distribusi BarangProduk. Sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah UMKM merupakan sektor ekonomi yang melibatkan dunia usaha dengan jenis dan jumlah unit usaha yang cukup banyak. Jumlah koperasi dan UMKM di Kabupaten Pesisir Selatan berkisar 1.100 unit yang lokasinya tersebar di 15 kecamatan. Sampai tahun 2014, jumlah koperasi di Kabupaten Pesisir Selatan berjumlah 295 unit koperasi, 182 diantaranya merupakan koperasi aktif dengan jenis usaha antara lain koperasi simpan pinjam wanita, koperasi petani gambir, koperasi bidang pertanian dan perikanan. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mendapat Penghargaan Satya Lencana Koperasi dari Presiden Republik Indonesia sebagai apresiasi terhadap besarnya perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2014. 2 Pengembangan Industri Pangan Berbasis Potensi Lokal Pengembanan industri pangan berbasis potensi lokal merupakan salah satu prioritas pembangunan yang tertuang dalam RPJMD 2010– 2015 diarahkan untuk mengembangkan industri skala kecil dan menengah berbasis bahan baku lokal. Untuk mendukung pelaksanaan program kegiatan Pengembangan Industri Pangan Berbasis Potensi Lokal, pada tahun 2014 telah dilaksanakan: 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian Perkebunan. 2. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat. 3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani. 3 Pengembangan Kawasan Wisata Kabupaten Pesisir Selatan memiliki potensi besar di sektor pariwisata, baik wisata alam, wisata bahari maupun wisata sejarah. Jumlah objek wisata yang ada terdiri dari 10 lokasi objek wisata alam, 32 lokasi objek wisata bahari, 14 lokasi objek wisata benda bersejarah yang termasuk objek wisata benda bersejarah, yaitu 4 buah tugu, 10 buah Benda Cagar Budaya. Objek wisata alam dan objek wisata bahari dapat dilihat pada tabel berikut; II-6 Tabel 2.4 Tempat Wisata Alam Tahun 2014 NO KAWASAN OBJEK WISATA ALAMAT JARAK DARI IBUKOTA KAB Km 1 2 3 4 1 Air Terjun Timbulun Kec. IV Jurai 2 2 Bukit Langkisau Kec. IV Jurai 2 3 Pemandian Batu Biduak Kec. IV Jurai 10 4 Pemandian Lubuk Kuali Kec. Batang Kapas 15 5 Pemandian Jalamu Kec. Batang Kapas 15 6 Air Terjun Bayang Sani Kec. Bayang 20 7 Jembatan Akar Kec. Bayang 25 8 Bukit Teratak Kecamatan Sutera 35 9 Air Terjun Sungai Liku Kecamatan Ranah Pesisir 70 10 Air Terjun Pelangai Gadang Kecamatan Ranah Pesisir 80 Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka 2015 Tabel 2.5 Tempat Objek Wisata Bahari Tahun 2014 NO KAWASAN OBJEK WISATA ALAMAT JARAK DARI IBUKOTA KAB Km 1 2 3 4 1 Pulau Kereta Kecamatan IV Jurai 1 2 Pantai Carocok Kecamatan IV Jurai 1 3 Pulau Cingkuak Kecamatan IV Jurai 1 4 Pulau Kasiak Kecamatan IV Jurai 5 5 Pulau Semanki Gadang Kecamatan IV Jurai 5 6 Pulau Semangki Kecil Kecamatan IV Jurai 5 7 Pulau Batu Dandang Kecamatan IV Jurai 7 8 Pulau Aur Gadang Kecamatan IV Jurai 11 9 Pulau Aur Ketek Kecamatan IV Jurai 13 10 Pulau Penyu Kecamatan IV Jurai 55 11 Pulau Batu Nago Kecamatan Batang Kapas 12 12 Teluk Tempurung Kecamatan Batang Kapas 25 13 Pulau Nibung Kecamatan Bayang 12 14 Pulau Babi Koto XI Tarusan 15 15 Pulau Kumbang Koto XI Tarusan 20 16 Pulau Putik Sanggua Koto XI Tarusan 22 17 Pulau Setan Koto XI Tarusan 24 18 Pulau Setan Kecil Koto XI Tarusan 24 19 Pulau Nyamuk Koto XI Tarusan 37 II-7 NO KAWASAN OBJEK WISATA ALAMAT JARAK DARI IBUKOTA KAB Km 1 2 3 4 20 Pulau Marak Besar Koto XI Tarusan 38 21 Pulau Marak Kecil Koto XI Tarusan 38 22 Pulau Cubadak Koto XI Tarusan 38 23 Pulau Pagang Koto XI Tarusan 43 24 Pulau Bintagor Koto XI Tarusan 44 25 Pulau Bintagor Kecil Koto XI Tarusan 44 26 Pulau Karsik Kecamatan Sutera 32 27 Pulau Gerabak Kecil Kecamatan Sutera 35 28 Pulau Gerabak Gadang Kecamatan Sutera 40 29 Pulau Gosong Kecamatan Lengayang 50 30 Pantai Sumedang Kecamatan Ranah Pesisir 68 31 Pulau Beringin Linggo Sari Baganti 71 32 Pulau Katang-Katang Linggo Sari Baganti 72 Sumber: BPS, Pesisir Selatan Dalam Angka 20132014 Tabel 2.6 Kunjungan Wisatawan NO SEKTOR Tahun KENAIKAN RATA-RATA 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 1 Wisatawan Nusantara 587.633 1.544.684 2.000.000 127,24 2 Wisatawan Mancanegara 578 1.551 1.600 94,88 Sumber: Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudaaan 2015 Pemerintah Kabupaten Pesisir gencar melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menarik kunjungan wisata, dan beberapa diantaranya telah menjadi event tahunan seperti Pelaksanaan Festival Langkisau dan Tour D’singkarak. Pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan yaitu pembangunan jalan tembus objek wisata yang menghubungkan Pantai Carocok ke Pantai Salido. 4 Pembangunan Daerah Tertinggal dan Infrastruktur Penunjang Ekonomi Rakyat Berdasarkan evaluasi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal. Kabupaten Pesisir Selatan dinyatakan keluar dari daerah tertinggal berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor. 141 Tahun 2014 tentang Penetapan Kabupaten Daerah Tertinggal Yang terentaskan Tahun 2014. II-8 Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan telah melaksanakan berbagai program pembangunan yang bersumber dari APBN maupun APBD agar keluar dari daerah tertinggal. Program tersebut antara lain pembanguna Jaringan Jalan Kabupaten sebagai Jalan Strategis untuk membuka daerah terisolir. Pembangunan ini dimaksudkan untuk menghubungkan daerah tertinggal dengan daerah lain khususnya daerah yang lebih maju sehingga berdampak pada akses distribusi dan arus transportasi. Pemerintah daerah telah melaksanakan peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan dan energi. 5 Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Pesisir Selatan telah melaksanakan program Lingkungan Hidup sebagai berikut; Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup, Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Lingkungan. Upaya pembangunan bidang Lingkungan Hidup ini mendapat penghargaan yaitu Piagam Raksaniyata dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Sedangkan untuk penanggulangan bencana, sampai Tahun 2014 telah dibangun 1 Unit Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pesisir Selatan yang representatif, Pengadaan Mobil Pemadam Kebakaran dan Pembangunan JalanJalur Evakuasi Tsunami, Pelatihan Pemadam Kebakaran dan SAR serta Pengadaan Sarana dan Prasarana bagi Damkar. Mitigasi bencana dilaksanakan melalui Program Kesiapsiagaan, telah dilaksanakan kegiatan Peningkatan Akses Komunikasi dan Pengadaan data dan Informasi Real Time Untuk Tanggap Darurat, Pembinaan dan Pembentukan Kelompok Siaga Bencana Sekolah KSBS. 6 Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan ditandai dengan Peningkatan angka IPM, Rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Hal ini dapat terlihat pada table dibawah ini: Tabel 2.7 Capaian Indikator Makro Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011 – 2015 No Indikator Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7 1. IPM 65.80 66.49 67.31 67.75 68.41 2. Harapan Lama Sekolah 12.29 12.49 12.83 13.02 13.13 3. Rata-rata lama sekolah 8,12 8,23 8,43 8,57 8,62 Sumber : BPS Kab. Pesisir Selatan Ket: Angka Sementara II-9 Pencapaian indikator diatas juga tidak lepas dari jasa tenaga pendidikguru yang bertugas memberikan layanan profesinya untuk meningkatkan kemaslahatan bagi anak didiknya. Sampai dengan tahun 2014 kualitasmutu guru terlihat dari Kualifikasi Guru S1D4 sebanyak 5.423 orang dari total 7.790 orang dan jumlah guru yang mendapat sertifikasi sebayak 2.688 orang. Peningkatan pendidikan juga terlihat dari perkembangan APK dan APM, seperti pada tabel berikut ini: Tabel 2.8 Angka Partisipasi kasar APK dan Angka Partisipasi Murni APM Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011 – 2015 No Indikator Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7 1. APK - SD - SMP - SMA 124,98 98,15 74,29 124,82 98,42 82,97 124,92 98,90 83,03 124,94 98,97 83,21 124,22 101,61 92,52 2. APM - SD - SMP - SMA 98,22 84,79 66,45 98,87 85,14 69,50 98,91 86,86 72,08 98,96 87,13 73,24 99,12 89,90 77,82 Sumber : Dinas Pendidikan Kab. Pesisir Selatan, 2015 7 Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Peningkatan derajat kesehatan ditandai dengan Angka Harapan Hidup, dimana Angka Harapan Hidup Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2014 sebesar 68,13 tahun. Peningkatan derajat kesehatan dilakukan melalui pelayanan kesehatan, penanggulangan gizi buruk, penyakit menular, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga medis dan paramedis serta pemerataan penyebarannya. 8 Pengamalan ABS - SBK dalam Kehidupan Masyarakat Pengamalan ABS-SBK telah dilaksanakan seperti dalam Pemberdayaan lembaga-lembaga keagamaan MDA, TPA, LDS, Majelis Taklim, Remaja Masjid, Pengurus MasjidMuhalah, memberikan bantuan sarana dan prasarana serta biaya operasional yang bersifat stimulan, gerakan magrib mengaji dimana tahun 2014 Kabupaten Pesisir Selatan mendapat penghargaan Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji dari Kementerian Agama Republik Indonesia. II-10 9 Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Dalam pelaksanaan percepatan penanggulangan kemiskinan telah dilakukan penguatan kelembagaan di tingkat nasional dan daerah, yaitu dengan dibentuknya TKPK Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan yang diatur dalam Permendagri No. 42 tahun 2010 tentang tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten Kota. Sampai tahun 2012 tingkat kemiskinan Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 8,69 dan tahun 2013 menjadi 8,59 dan diperkirakan pada tahun 2014 turun menjadi 8,45 seperti terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.9 Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2011 – 2015 No Indikator Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 6 7 1. Tingkat Kemiskinan 9,75 8,69 8,64 7,82 7,43 Sumber : BPS Kab. Pesisir Selatan Ket: Angka Sementara 10 Peningkatan Peran Pemuda dalam Pembangunan Pembangunan kepemudaan ditujukan untuk membangkitkan partisipasi pemuda dalam bidang pembangunan, dan motivasi pemuda untuk membangun dirinya, kemampuan kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan. Dalam merealisasikan maksud tersebut Pemerintah Daerah telah memberikan bantuan stimulant kepada lembaga atau organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna, Pertukaran Pemuda Berprestasi, dan Pemuda Penyelamat Lingkungan. 11 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan Salah satu isu yang berkembang di Era Globalisasi terutama dalam pengelolaan administrasi publik adalah pemikiran tentang kepemerintahan yang baik Good Governance. Untuk mencapai tujuan kepemerintahan yang baik, diperlukan Pegawai Negeri Sipil PNS yang berdisiplin tinggi dan berdedikasi tinggi ditengah kehidupan yang terbuka. Disamping itu, dalam mendukung reformasi birokrasi, kompetensi dan akuntabilitas seorang aparatur juga sangat berperan. III-1

BAB III. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah yang dilaksankan oleh Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah diarahkan pada pembiayaan pelayanan dasar bagi masyarakat serta pengembangan sektor unggulan Pesisir Selatan dimana hal ini sesuai dengan pedoman penganggaran yang menyatakan bahwa Pemerintah Daerah harus melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan. Pada tahun 2015 jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Kabupaten Pesisir Selatan dapat digambarkan sebagai berikut :  Pendapatan Rp. 1.364.126.655.860,00  Belanja Rp. 1.364.126.655.860,00 Surplusdefisit Rp. 223.261.968.032,60  Pembiayaan: Rp. 223.261.968.032,60 - Penerimaan Pembiayaan Rp. 239.197.968.032,60 - Pengeluaran Pembiayaan Rp. 15.936.000.000,00

A. Pengelolaan Pendapatan Daerah

1. Kebijakan Umum Pendapatan Daerah

Pengertian Pendapatan Daerah dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 dalam Bab I Pasal 1 ayat 50 dan Peraturan Bupati Pesisir Selatan Nomor 160 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Bab I Pasal 1 ayat 15, adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Pendapatan Daerah dikelompokan atas ; Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang merupakan revisi dari Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, jenis Pendapatan Asli Daerah PAD terdapat beberapa perubahan, yaitu jenis pajak daerah yang dikategorikan menjadi 11 jenis meliputi : 1. Pajak hotel; 2. Pajak restoran; 3. Pajak hiburan; 4. Pajak reklame; 5. Pajak penerangan jalan; 6. Pajak mineral bukan logam dan batuan; 7. Pajak parkir; 8. Pajak air tanah; III-2 9. Pajak sarang burung walet; 10. Pajak bumi dan bangunan pedesaan dan perkotaan PBB-P2; 11. Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan BPHTB. Sedangkan untuk retribusi daerah telah ditentukan secara lebih jelas jenis-jenis retribusi yang dapat dipungut oleh Pemerintah Daerah. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyebabkan berubahnya struktur PAD khususnya PBB- P2 dan BPHTB, dimana sebelumnya terhadap kedua jenis pajak tersebut merupakan pajak pusat, dengan lahirnya UU No. 28 Tahun 2009 menjadi pajak daerah. Menyikapi hal tersebut, terdapat beberapa perubahan strategi mendasar dalam menyiapkan peningkatan pendapatan pada tahun 2015, yakni : 1. Memperkuat pelaksanaan dan penegakan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang disesuaikan dengan Undang- undang Nomor 28 Tahun 2009 dimana Perda ini telah disusun dan ditetapkan pada tahun 2014. 2. Menerapkan kebijakan pendapatan daerah yang membuka peluang untuk pengembangan sumber penerimaan lain; 3. Melakukan updating data dengan melaksanakan pendataan ulang objek pajak PBB-P2 yang dimulai dari kecamatan IV Jurai; 4. Peningkatan kontrol internal atas pengelolaan keuangan daerah dengan memperkuat monitoring dan evaluasi pemungutan dan pengelolaan pajak dan retribusi daerah; 5. Pengoptimalan peningkatan pendapatan daerah melalui kebijakan intensifikasi, ekstensifikasi, dan penataan administrasi pendapatan daerah yang transparan dengan merintis implementasi sistem informasi pengelolaan PAD e-PAD; 6. Memberikan bimbingan teknis tentang e-PAD kepada seluruh petugas pengelola PAD di SKPD dan Kecamatan; 7. Memperkuat operasionalisasi dan mobilisasi petugas pemungut PAD di kecamatan dengan penambahan kendaraan dinas operasional yang representatif.

2. Target dan Realisasi Pendapatan

Target pendapatan daerah tahun anggaran 2015 sebesar Rp.1.364.126.655.860,00 dan terealisasi sebesar Rp. 1.386.228.012.636,10. Dimana realisasi pendapatan lebih besar jika dibandingkan dengan target sebesar Rp. 22.101.356.776,10 atau sebesar 101,62. Target dan realisasi pendapatan tahun 2015 secara rinci dapat dilihat dari Tabel 3.1.