Risiko Kepatuhan Compliance Risk

PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2016 and For The Year Then Ended Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated - 220 - 43. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN lanjutan 43. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS continued Tabel di bawah ini menunjukkan instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar yang dikelompokkan berdasarkan hirarki nilai wajar: lanjutan The tables below show the financial instruments measured at fair value grouped according to the fair value hierarchy: continued 2015 Nilai WajarFair Value Nilai Tercatat Carrying Value Tingkat Level 1 Tingkat Level 2 Tingkat Level 3 Liabilitas keuangan Financial liabilities Nilai wajar melalui Fair value through laba rugi profit or loss Liabilitas derivatif 324 - 324 - Derivatives payable Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Financial liabilities measured at amortized cost Pinjaman subordinasi 407.821 - - 407.821 Subordinated loan Jumlah 408.145 - 324 407.821 Total 44. MANAJEMEN MODAL 44. CAPITAL MANAGEMENT Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan mempertahankan investor, deposan, dan kepercayaan pasar, memastikan struktur permodalan yang efisiensi dan memenuhi ketentuan permodalan yang ditetapkan oleh regulator. Dalam pengelolaan permodalan, Bank mempertimbangkan faktor-faktor seperti pengembalian modal yang optimal pada pemegang saham dan keamanan yang diberikan oleh posisi modal yang sehat. The Bank’s capital management objectives is to maintain a strong capital position to support business growth and to sustain investors, depositors, and market confidence, to ensure the efficiency of the capital structure and meet the capital requirements set by regulators. In managing its capital, the Bank considers factors such as providing optimal capital rate of return to shareholders and safety provided by a sound capital position. Bank menyusun Rencana Permodalan berdasarkan penilaian dan penelaahan atas kebutuhan kecukupan permodalan yang dipersyaratkan dan mengkombinasikannya dengan tinjauan perkembangan ekonomi terkini dan hasil dari metode stress test. Bank senantiasa akan menghubungkan tujuan keuangan dan kecukupan modal terhadap risiko melalui proses perencanaan modal dan stress test, begitu pula dengan usaha yang didasarkan pada permodalan dan persyaratan likuiditas Bank. The Bank undertakes Capital Planning based on assessment and review of the capital situation in terms of the legal capital adequacy requirement, combined with assessment of economic outlooks and stress test result. The Bank will continue to link financial and capital adequacy goals to risk appetite through the capital planning process and stress testing method as well as assess the businesses based on the Bank’s capital and liquidity requirements. PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 31 Desember 2016 dan Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal Tersebut Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of December 31, 2016 and For The Year Then Ended Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated - 221 - 44. MANAJEMEN MODAL lanjutan 44. CAPITAL MANAGEMENT continued Kebutuhan permodalan Bank juga direncanakan dan didiskusikan secara rutin yang didukung dengan data analisis. The capital adequacy of the Bank are also discussed and managed on a routine basis supported by data analysis. Rencana Permodalan disusun oleh Direksi sebagai bagian dan Rencana Bisnis Bank dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Perencanaan ini diharapkan akan memastikan tersedianya modal yang cukup dan terciptanya struktur permodalan yang optimal. Capital requirement is prepared by Board of Directors as part of Bank’s business plan and is approved by the Board of Commissioners. This requirement to ensure minimum capital and an optimum of capital structure. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM pada tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2015 masing-masing dihitung berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan POJK No. 11POJK.032016 tanggal 29 Januari 2016 dan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, dimana modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti Modal Inti UtamaCommon Equity Tier 1 - CET 1 dan Modal IntiTambahan Additional Tier 1 - AT 1 dan modal pelengkap. Capital Adequacy Ratio CAR as of December 31, 2016 and 2015 respectively calculated based on the Regulation of Financial Services Authority POJK No. 11POJK.03 2016 dated January 29, 2016 and Bank Indonesia Regulation PBI No. 1512PBI2013 dated December 12, 2013 concerning Minimum Capital Requirement for Commercial Banks, where capital for credit risk consist of core capital Main Core Capital Common Equity Tier 1 - CET 1 and Additional Core CapitalAdditional Tier 1 - AT-1 and supplementary capital. Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR dihitung berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan yang mencerminkan berbagai tingkatan risiko yang terkait dengan aset dan eksposur yang tidak tercermin dalam laporan posisi keuangan. Berdasarkan peraturan OJK, Bank diharuskan untuk mempertimbangkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dalam mengukur ATMR. Risk-Weighted Assets RWA is calculated based on the requirements determined which reflect varying degrees of risk associated with the assets and exposures that are not reflected in the statement of financial position. Based on FSA regulations, the Bank is required to consider the credit risk, market risk and operational risk in measuring RWA. Manajemen menggunakan rasio permodalan yang diwajibkan oleh regulator untuk memantau permodalan Bank. Pendekatan OJK untuk pengukuran ini terutama didasarkan pada pemantauan hubungan antara profil risiko Bank dengan ketersediaan modal. Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko. Management uses capital ratio required by the regulator to monitor the Banks capital. FSA approach to measurement is based primarily on monitoring the relationship between the risk profile of the Bank by the adequacy of capital. Banks are required to provide the appropriate minimum capital risk profile. Penyediaan modal minimum sebagaimana dimaksud ditetapkan sebagai berikut: The capital adequacy minimum referred defined as follows: a 8 dari ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 1 a 8 of RSA for banks with a risk profile rating of 1 b 9 sampai dengan kurang dari 10 dari ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 2 b 9 to less than 10 of RSA for banks with a risk profile rating of 2 c 10 sampai dengan kurang dari 11 dari ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 3 c 10 to less than 11 of RSA for banks with a risk profile rating of 3 d 11 sampai dengan 14 dari ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 4 atau peringkat 5 d 11 to less than 14 of RSA for banks with a risk profile rating of 4 or 5