Analisis Faktor Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.6.5. Skala Likert

Menurut Simamora 2005, Skala Likert adalah skala yang memberi peluang kepada responden untuk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk persetujuan terhadap suatu pernyataan dari suatu produk yang dinyatakan dalam tanggapan konsumen terhadap kepuasan. Jumlah pilihan jawaban bisa tiga, lima, tujuh ganjil lebih mewakili hasil jawaban

3.6.6. Analisis Faktor

Analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan konsumen terhadap atribut jasa wisata KRB. Pengolahan analisis faktor ini dibantu dengan program SPSS versi 15 for windows. Secara matematis analisis faktor menyerupai analisis regresi berganda dalam hal adanya kombinasi linear yang diperlihatkan setiap variabel pada faktor-faktor yang mendasarinya. Perbedaan adalah dalam analisis regresi berganda dikenal dengan adanya dependent variable variabel tak bebas dan independent variable variabel bebas dimana analisis faktor adalah teknik yang bersifat interdependensi. Metode interdependensi adalah teknik yang mencoba untuk membagi suatu variabel menjadi beberapa kelompok atau untuk mencari arti pada sekelompok variabel Wibisono, 2000. Menurut Cooper 1998 analisis faktor merupakan deskripsi umum bagi beberapa teknik perhitungan tertentu dimana semua teknik tersebut bertujuan untuk mereduksi menurunkan jumlah variabel menjadi jumlah yang mudah ditangani dan memiliki karakteristik pengukuran yang tumpang tindih. Dalam penelitian ini, analisis faktor digunakan untuk menentukan variabel jasa dari objek wisata alam Kebun Raya Bogor yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih objek wisata tersebut. Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling hubungan korelasi antar sejumlah besar variabel test score, test items, jawaban kuesioner dengan cara mendefinisikan satu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor. Dengan analisis faktor, peneliti mengidentifikasi dimensi suatu struktur dan kemudian menentukan sampai seberapa jauh setiap variabel dapat dijelaskan oleh setiap dimensi. Begitu dimensi dan penjelasan setiap variabel diketahui, maka dua tujuan utama analisis faktor dapat dilakukan yaitu data summarization dan data reduction. Ghozali, 2009 Ada beberapa teknik analisis interdependensi variabel yang dapat dimasukkan dalam analisis faktor, yaitu Wibisono, 2000 : 1. Analisis Komponen Utama Principle Component Analysis Analisis Komponen Utama merupakan teknik reduksi data yang bertujuan untuk membentu suatu kombinasi linear dari variabel awal dengan memperhitungkan sebanyak mungkin jumlah variasi variabel awal yang mungkin. 2. Analisis Faktor Umum Common Factor Analysis Analisis Faktor Umum merupakan model faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi sejumlah dimensi dalam data faktor yang tidak mudah untuk dikenali. Prinsip kerja analisis faktor adalah dari n variabel yang diamati dimana beberapa variabel mempunyai korelasi maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut memiliki p faktor umum common factor yang mendasari korelasi antarvariabel dan juga m faktor unik unique factor yang membedakan tiap variabel. Faktor umum dilambangkan dengan F1, F2, F3, F4,………...Fm dan faktor unik U1, U2, U3, U4,………..,Um. Model matematis dasar analisis faktor yang digunakan untuk setiap variabel independen X1 adalah sebagai berikut Wibisono, 2000. biUi Fj ij Xi m j     1 .........................................6 Keterangan : Xi = variabel independen ke-i Fj = faktor kesamaan ke-j Ui = faktor unik ke-i Aij = koefisien faktor kesamaan Bi = koefisien faktor unik Menurut Wibisono 2000 proses dasar dari analisis faktor adalah sebagai berikut : a menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis. b matriks korelasi. Matriks korelasi merupakan matriks yang memuat koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian. Analisis faktor yang baik memiliki nilai korelasi tinggi rata-rata lebih besar dari 0,3. Dalam hal ini, determinan matriks yang mendekati nol menunjukkan nilai korelasi tinggi. Selanjutnya perlu diuji apakah matriks korelasi ini merupakan matriks identitas atau bukan karena matriks identitas tidak dapat digunakan untuk analisis berikut. Metode yang biasa dilakukan adalah metode Bartlett’s Test of Sphericity. Untuk menguji kesesuaian pemakaian analisis faktor, digunakan metode Kaiser-Meyer-Oikin KMO. KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variabel lebih kecil daripada jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor. Tingkat kesesuaian harga KMO menurut Kaiser dalam Barus 2008 dijelaskan Tabel 6. Tabel 6. Tingkat Kesesuian Penggunaan Analisis Faktor dengan Harga KMO Harga KMO Tingkat Kesesuaian Penggunaan Analisis Faktor 0,9 Sangat memuaskan 0,8 Memuaskan 0,7 Harga menengah 0,6 Cukup 0,5 Kurang memuaskan 0,5 Tidak dapat diterima Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequacy MSA. Harga MSA yang rendah merupakan pertimbangan untuk membuang variabel tersebut pada tahap analisis selanjutnya. Syarat minimum untuk besarnya nilai MSA adalah sebesar 0,5. c Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni ekstraksi faktor, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel. Untuk mengekstraksi faktor dikenal dengan dua metode rotasi yaitu: 1. Orthogonal rotation adalah ekstraksi faktor dengan cara merotasikan sumbu faktor yang kedudukannya saling tegak lurus satu dengan lainnya. Metode ini digunakan bila analisis bertujuan untuk mereduksi jumlah variabel tanpa mempertimbangkan seberapa berartinya faktor yang diesktraksi. Proses rotasi dengan metode orthogonal dapat dibedakan menjadi Quartimax, Varimax dan Equimax 2. Oblique rotation adalah ekstraksi faktor dilakukan dengan merotasikan sumbu faktor yang kedudukannya saling membentuk sudut dengan besar sudut tertentu. Proses rotasi dengan metode oblique dapat dibedakan menjadi oblimin, oryhoblique dan lain- lain. Ekstraksi faktor digunakan untuk menentukan jenis-jenis faktor yang akan dipakai. Estimasi faktor dapat menggunakan metode Principal Componen Analysis. Setelah ekstraksi faktor kemudian dilakukan perhitungan nilai eigenvalue, yang menyatakan nilai variansi dari varibel manifes. d Setelah itu melakukan proses Factor Rotation atau rotasi pada faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi ini adalah untuk mempermudah interpretasi dalam menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu faktor. Metode yang paling sering digunakan adalah metode varimax, bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi dimana satu kolom nilai yang ada sebanyak mungkin mendekati nol. Hal ini berarti di dalam setiap faktor tercakup sedikit mungkin variabel. e Interpretasi atas faktor yang terbentuk, khususnya memberi nama atas faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap bisa mewakili variabel- variabel anggota faktor tersebut. Tahapan dalam interpretasi adalah : 1. Dimulai dari variabel pada urutan pertama dengan menggerakan faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap baris untuk mencari bilangan yang nilai mutlak paling besar dalam baris tersebut. 2. Bilangan yang paling besar menunjukkan dalam faktor mana setiap variabel termasuk. Dengan demikian dapat diketahui variabel- variabel mana yang masuk ke dalam suatu faktor. 3. Mengulang point 1 dan 2 sehingga semua variabel telah tercakup dalam faktor-faktor hasil ekstraksi. 4. Bila ada variabel yang belum termasuk ke dalam suatu faktor maka mengevaluasi variabel yang tidak memiliki bobot yang signifikan tersebut untuk mengetahui relevansi variabel dalam penelitian yang dilakukan atau menginterpretasikan solusi apa adanya tanpa mengikutkan variabel yang bobotnya tidak signifikan. f Bobot faktor. Bobot faktor adalah ukuran yang menyatakan representasi suatu variabel oleh masing-masing faktor. Merupakan data mentah bagi analisis lanjutan seperti analisis regresi dan diskriminan. Terdapat dua hasil utama dari analisis faktor. Pertama, nilai communality suatu variabel yaitu jumlah keragaman variabel tersebut dijelaskan oleh faktor-faktor utama yang dipilih. Semakin tinggi nilai communality, maka variabel tersebut semakin berpengaruh dalam proses keputusan pembelian. Kedua adalah ekstraksi variabel ke dalam komponen utama. Pada saat menentukan jumlah komponen utama, maka dipilih komponen utama dengan nilai eigenvalue di atas 1,00. Nilai menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung keragaman seluruh variabel yang dianalisis.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN