bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok, dan orang yang dapat belajar sambil berbuat learning by doing; 2 doing significant work melakukan pekerjaan
penting, artinya siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada dalam kehidupan nyata sebagai anggota masyarakat; 3 self-
regulated learning belajar mengatur sendiri, artinya siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain, ada
hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produkhasilnya yang sifatnya nyata; 4 collaborating kerja sama, artinya siswa dapat bekerja sama, guru dapat
membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok membantu mereka memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi;
5 criticall and creative thinking berpikir kritis dan kreatif, artinya siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif: dapat
menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menggunakan bukti-bukti dan logika; 6 nurturing the individual memelihara
individu, artinya siswa memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian, memberi harapan-harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri.
Siswa tidak dapat berhasil tanpa dukungan orang dewasa; 7 reaching high standards mencapai standar tinggi; 8 using authentic asesment penggunaan
penilaian sebenarnya, artinya siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi tujuan dan memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru
memperlihatkan kepada siswa cara mencapai apa yang diseb ut “excellence”; 9
using authentic asesment mengadakan assessment autentik, artinya siswa menggunakan pengetahuan autentik dalam konteks dunia nyata untuk suatu tujuan
yang bermakna. Misalnya, siswa boleh menggambarkan informasi akademis yang telah mereka pelajari untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
b. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
Karakteristik pembelajaran kontekstual di atas sesuai dengan tingkat perkembangan anak sekolah dasar yaitu operasional konkret. Menurut Piaget
dalam Komalasari, 2010: 20 menyatakan bahwa, “Ciri pokok perkembangan
pada tahap ini adalah anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki
kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret”.Jadi, penyusunan karakteristik yang dilakukan oleh ahli tersebut
bertujuan agar siswa tidak hanya tahu mengenai hal yang dipelajari, akan tetapi siswa juga mampu menemukan kebermaknaan dari hal yang mereka pelajari.
c. Langkah-langkah Pendekatan Kontekstual
Langkah pada pendekatan kontekstual memiliki 7 langkah yang akan dijabarkan sebagai berikut Majid, 2014:181.
Kontruktivisme, pada langkah ini pemikiran anak dikembangkan dengan belajar lebih bermakna, dengan bekerja sendiri, dan mengonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya. Pada tahap ini anak mencari sendiri dengan menggali pengetahuan yang telah didapatkannya pada kegiatan
pembelajaran, sehingga anak menjadi lebih mandiri. Inkuiri, pada langkah ini melihat sejauh apa anak menangkap topik dengan
melakukan pengamatan sendiri, langkah ini dimaksudkan agar anak dapat melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi pada hasil
percobaan yang dilakukan selain itu anak juga dapat mengaitkan hasil percobaannya dengan materi yang telah ia dapatkan.
Bertanya, langkah ini membangun rasa ingin tau anak. Bertanya kegiatan ini diharapkan agar anak banyak bertanya dengan maksud rasa ingin tau mereka yang
tinggi sehingga mereka bertanya kepada guru mengenai materi yang telah disampaikan.
Masyarakat belajar, langkah ini dapat tercipta dalam pembelajaran kontekstual. Mayarakat belajar yang berarti anak harus mampu membentuk
kelompok belajar pada kegiatan pembelajaran, kelompok belajar ini dimaksudkan untuk mereka bekerjasama dalam melakukan suatu percobaan dan menyelesaikan
masalah pada kegiatan pembelajaran. Model sebagai contoh pembelajaran, adanya model pada langkah
pembelajaran dimaksudkan agar lebih mudah pemahaman siswa. Model juga mendukung siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, karena dengan
adanya model siswa akan lebih tertarik dan rasa ingin tau mereka dalam kegiatan pembelajaran tinggi.
Refleksi, langkah ini dilakukan pada setiap akhir pembelajaran. Hal ini agar pada kegiatan pembelajaran dilihat apa saja kesulitan anak selama mengikuti
pembelajaran, bagaimana perasaan mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga hasil refleksi ini dapat dijadikan oleh guru sebagai
koreksi kegiatan pembelajaran yang telah mereka lakukan, dan lebih membenahi pada pembelajaran berikutnya.
Penilaian sebenarnya, langkah ini dilakukan untuk melihat kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Pada langkah ini dimaksudkan agar melihat seberapa jauh
tingkah pemahaman anak terhadap materi yang telah disampaikan, langkah penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara.
d. Media Pembelajaran
Media pembelajaran disini akan membahas 1 pengertian media, 2 fungsi media pembelajaran pembelajaran yang akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Pengertian Media
Media pembelajaran menurut Rossi dan Breidle 1966 dalam Wijaya, 2013: 204 media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
tujuan pendidikan yang didasarkan agar siswa mendapatkan pengetahuan. Sedangkan pendapat lain R.M Garne mengungkapkan bahwa media pembelajaran
meliputi alat secar fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri antara lain buku, tape recorder, video, gambar, foto, grafik dsb.
Bedasarkan kedua pengertian media yang dijelaskan oleh para ahli maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan
sebagai penunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran selain itu media pembelajaran juga merupakan penyampaian materi secara fisik yang dapat dibantu
menggunakan alat audio visual sesuai dengan perkembangan jaman.
2. Fungsi Media
Fungsi media dalam suatu pembelajaran sangat berperan penting dan utama berdasarkan pendapat Wijaya, 2013:204 adalah sebagai berikut: 1.
Menampilkan objek yang terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas, 2.