50
Tabel 3.12 Pedoman Wawancara dengan Siswa
NamaSiswa :
Kelas :
HariTanggal : Pukul
:
1. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran IPS di kelas? Jawab
: 2. Metode apa saja yang pernah digunakan oleh guru saat mengajarkan IPS?
Jawab :
3. Media pembelajaran apa yang digunakan oleh guru saat pembelajaran? Jawab
: 4. Apakah kamu dapat memahami materi IPS yang telah dijelaskan oleh guru?
Jawab :
5. Pernahkah terjadi pembelajaran di luar kelas? Jawab
: 6. Sumber apa saja yang dijadikan rujukan dalam pembelajaran?
Jawab :
7. Bagaimana hasil belajar IPS kalian selama ini? Jawab
:
51
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Agar dapat diperoleh data yang valid instrumen tes diuji cobakan untuk mengetahui dan mengukur validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf
kesukaran soal. Adapun perhitungan dilakukan dengan menggunakan miscrosoft excel.
1. Uji Validitas
a. Uji Validitas Untuk Tes Hasil Belajar Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen.Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.Sebaliknya, instrument yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah.
11
Untuk mengukur validitas soal menggunakan rumus korelasi biserial, yaitu:
12
r
pbi
√ Keterangan:
: Koefisien korelasi biserial : Mean nilai rata-rata hitung skor dari subjek yang menjawab
benar bagi item yang dicari validitasnya
: Mean skor total : standar deviasi dari skor total
: proporsi siswa yang menjawab benar P : Banyaknya siswa yang menjawab benar
Jumlah seluruh siswa : proporsi siswa yang menjawab salah q = 1
– p
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010, h. 211.
12
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2008, h. 258.
52
b. Uji Validitas Untuk Catatan Lapangan dan Lembar Observasi Untuk catatan lapangan danlembar observasi di validasi menggunakan
validitas logis.Yaitu berasal dari kata logis penalaran yang menunjukkan bahwa untuk sebuah instrument evaluasi pada kondisi sebuah instrument
yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran.Kondisi validitas tersebut dipandang terpenuhi karena instrument yang
bersangkutan sudah dirancang baik mengikuti ketentuan yang ada.
2. Uji Reliabilitas
Selain pengujian validitas, sebuah tes juga hasrus memiliki reliabilitas. Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan alat tersebut dalam menilai apa
yang dinilainya. Tes hasil belajar yang baik harus memiliki reliabilitas yang harus dipercaya, artinya setelah tes hasil belajar itu dilaksanakan berulang
kali terhadap subyek yang sama, hasilnya selalu relatif sama. Reabilitas instrument yang digunakan siswa untuk mengukur hasil
belajar IPS menggunakan rumus K-R 20 berikut:
13
r
11
=
∑
Keterangan: r
11
: reliabilitas tes secara keseluruhan n
: banyaknya item S
2
: standar deviasi skor-skor tes p
: proporsi subjek yang menjawab item benar q
: proporsi subjek yang menjawab item salah ∑
: jumlah hasil perkalian antara p dan q Setelah didapatkan hasil, maka ditentukan kriteria reabilitas dengan
mengkonsultasikan pada table koefisien reabilitas tes sebagai berikut:
13
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 115.
53
Tabel 3.13 Koefisien Reabilitas Tes
Koefisien reabilitas Interpretasi
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
0,20 Sangat rendah
3. Pengujian Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif proporsi atau perbandingan siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang
mengikuti tes.Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 – 0,1. Semakin besar
indeks kesukaran menunjukkan semakin mudah butir soal dan sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit butir
soal.Rumus tingkat kesukaran:
14
P =
Keterangan: P : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 3.14 Kriteria tingkat kesukaran soal
Skala Kriteria
0,00 – 0,30
Sukar 0,30
– 0,70 Sedang
0,70 – 1,00
Mudah
14
Ibid.,h. 223.
54
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh
berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Untuk mengetahui indeks
diskriminasi digunakan rumus:
15
D = B
A
- B
B
= P
A
- P
B
J
A
J
B
Keterangan: D : daya pembeda soal
P
A
: proporsi peserta kelas atas yang menjawab benar ingat, P sebagai indeks kesukaran
P
B
: proporsi peserta kelas bawah yang menjawab benar B
A
: Banyak siswa kelas atas yang menjawab benar B
B
: Banyak siswa kelas bawah yang menjawab benar J
A
: banyaknya peserta kelas atas J
B
: banyaknya peserta kelas bawah Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut:
D : 0,71 – 1,00 = Sangat baik
D : 0,41 – 0,70 = Baik
D : 0,21 – 0,40 = Cukup
D : 0,20 = Buru
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Setelah data terkumpul peneliti menganalisis data, menganalisis merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang
diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa
hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran dan catatan lapangan.
15
Ibid., h. 228.
55
1. Tes Hasil Belajar
Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek kognitif menggunakan analisis.
Menentukan skor rata-rata Mean X =
∑
Presentasi ketuntasan = x 100
2. Data Lembar Observasi
Dari data hasil observasi kegiatan guru dan siswa diolah secara kualitatif. Skor rata-rata kegiatan guru dan siswa akan dibagi menjadi lima kategori
skala ordinal, yaitu baik sekali, baik, cukup, kurang dan kurang sekali seperti klasifikasi pada tabel.
Tabel 3.15 Klasifikasi skala likert Kegiatan Guru dan Siswa
Skor Kategori
4 Baik sekali
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
Kurang sekali
Analisis dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan format observasi. Observasi kegiatan siswa dilakukan pada setiap pertemuan
ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi merupakan data kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk
penskoran kuantitatif berdasarkan jumlah siswa yang memunculkan tiap indikator. Pada pengolahan data ini digunakan rumus:
Presentase =
x
100 100 = Bilangan tetap rumus presentase
56
Adapun Kriteria Pengujian: P = 80-100 = Sangat baik
P = 70-79 = Baik
P = 60-69 = Cukup
P = 50-59 = Kurang
P = 0-49 = Gagal
3. N-Gain
Dalam penelitian ini gambaran pemahaman awal siswa diperoleh dari data hasil
pretest, kemudian gambaran pemahaman siswa setelah diberi perlakuan dengan cara pembelajaran memakai media diperoleh dari hasil
posttest. Data hasil
pretest dan posttest pemahaman siswa kemudian diolah secara kuantitatif dengan menggunakan rumus
normal-Gain adalah selisih antara nilai
pretest dan nilai posttest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji
gain digunakan untuk menghindari bias pada peneliti dan menggunakan rumus:
Gain = Dengan kategori perolehan:
G-tinggi : nilai 0,70 G-sedang : nilai 0,30
– 0,70 G-rendah : nilai 0,30