Tahap Refleksi Pelaksanaan Siklus II

presentase 77,86 dari hasil intervensi yang diharapkan mencapai 75 rata-rata keseluruhan aktivitas siswa. Hasil pengamatan aktivitas siswa juga menunjukan siswa dapat menyelesaikan setiap soal dengan jawaban yang variatif, sehingga pendekatan ini dapat memacu siswa untuk dapat menganalisis soal dan menentukan cara penyelesaian yang diketahui. Selama pembelajaran, aktivitas siswa baik secara berkelompok dengan beranggotakan siswa dengan kemampuan heterogen maupun individu sudah berjalan dengan lancar. Kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung tertib dan kondusif dengan masing-masing anggota kelompok antusias menjawab soal. Tanggung jawab masing- masing individu dalam kelompok juga sudah maksimal tanpa mengandalkan kemampuan siswa yang pandai saja untuk menemukan jawaban dengan beragam cara mereka sendiri sehingga lebih fleksibel. Siswa sudah tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan soal pemecahan masalah dengan menggunakan strategi Polya pada lembar kerja kelompok dan LKS yang diberikan. Siswa terlihat sudah memiliki proses berpikir yang menghasilkan jawaban penyelesaian yang berbeda-beda dan terperinci dalam langkah penyelesaiannya. Pada siklus II peneliti hanya berperan sebagai fasilitator yang lebih banyak melibatkan siswa dalam mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman diskusi dan hanya perlu memberi penguatan-penguatan terhadap materi atau konsep yang belum dipahami. Perolehan rata-rata tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis siswa siklus II telah mencapai kriteria dari batas yang ditetapkan yaitu sebesar 65,5 dari kriteria ketercapaian minimal nilai rata-rata kelas sebesar 65. Adapun skor tiap indikator berpikir kritis juga mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya sehingga menunjukan bahwa data-data yang dikumpulkan telah mengalami peningkatan dan menyebabkan indikator keberhasilan tercapai. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas ini diberhentikan sampai dengan siklus II.

C. Pembahasan

Sebelum penerapan pendekatan Project Based Learning kemampuan hasil belajar siswa masih tergolong rendah, hal ini didasarkan pada hasil wawancara dengan guru menyatakan bahwa kemampuan hasil belajar siswa belum begitu bagus atau dengan kata lain masih rendah. Selanjutnya dari hasil pengamatan guru kurang mengembangkan kemampuan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Soal-soal yang diberikan guru tergolong mudah dan kurang bervariasi atau soal-soal rutin saja sehingga siswa tidak terbiasa dan mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal yang sulit dan berbeda dari contoh yang guru berikan. Sehingga dari cara mengerjakanpun siswa belum menunjukan kemampuan dari hasil belajar. Sikap siswa cenderung masih banyak yang bercanda dan mengobrol dengan temannya saat pembelajaran.Sehingga peneliti menghendaki untuk memperbaiki proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan Project Based Learning agar kemampuan hasil belajar siswa meningkat. Berikut pembahasan peningkatan kemampuan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. 1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. Dengan menerapkan pendekatan Project Based Learning, dimana pembelajaran dimulai dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada siswa. Pertanyaan terbuka ini diharpakan siswa mampu menjawab permasalahan tersebut dengan banyak cara sehingga mangundang kemampuan hasil belajar siswa untuk menemukan cara yang baru. Pembelajaran seperti ini diharapkan dapat membuat siswa lebih kreatif dalam dan berguna bagi siswa dalam menyelesaikan masalah. Sebab dalam praktiknya siswa harus terlebih dahulu mengidentifikasi informasi- informasi yang ada dalam soal. Lalu menganalisisnya dan kemudian siswa memodifikasi informasi yang ada atau diketahui tersebut hingga menjadi jawaban yang diselesaikan melalui ide-ide yang muncul. Pada pelaksanaan tindakan siklus I pengkondisisan kelas belum berjalan dengan baik, masih terdapat siswa yang mengobrol, bermain bahkan berjalan-jalan di kelas. Beberapa siswa masih malu dan enggan bertanya untuk mengeluarkan pendapatnya. Perolehan rata-rata tes siklus I belum sesuai intervensi yang diharapkan, jawaban yang diberikan masih sedikit yang menunjukan kemampuan hasil belajar siswa. Siswa masih ragu, bingung dan kesulitan menggunakan pendekatan dalam menyelesaikan soal dengan menghasilkan cara atau jawaban yang beragam. Pada siklus II, peneliti dan kolabator memperbaiki timdakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. sehingga diharapkan siswa sudah terbiasa dan mampu menyelesaikan soal terbuka. Peningkatan kemampuan hasil belajar siswa terlihat dari hasil rata-rata kemampuan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 60,86 menjadi 65,5 pada siklus II. Dan diperoleh dari presentase tiap indikator situation pada siklus I dengan presentase sebesar 43 menjadi 44 . Sedangkan indikator focuspada siklus I sebesar 68 menjadi 71 pada siklus II, dan indikator clarity pada siklus I sebesar 68 menjadi 78 pada siklus II. 2. Aktivitas pembelajaran IPS siswa meningkat dengan menggunakan pendekatan Project Based Learning Hasil keseluruhan rata-rata presentase aktivitas siswa telah masuk pada kategori sangat baik.Selama siklus II, siswa mulai menunjukan sikap antusias dalam belajar, siswa mulai merespon pembelajaran yang dberikan peneliti dengan memperhatikan penjelasan peneliti, memberi tanggapan pada kelompok lain, tidak malu dan takut untuk bertanya ketika mengalami kesulitan mengerjakan soal. Salah satu hal yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran menggunakan strategi ini adalah aktivitas belajar yang lebih menyenangkan, siswa bisa saling bekerja sama saling membantu dalam mengerjakan soal, diskusi, pemberian reward atas apa yang mereka kerjakan sehingga membuat lebih bersemangat. Pada siklus II metode pembagian kelompok secara heterogen mampu memfasilitasi keinginan siswa untuk bertukar pikiran dan mampu bekerja sama dengan baik bersama kelompoknya dalam mencari alternatif jawaban maupun penyelesaian soal IPS yang disajikan dalam lembar kerja kelompok. Ketertarikan siswa dalam belajar secara kelompok juga akan berimbas pada kemampuan berpikir kreatifnya karena dalam belajar kelompok dapat melatih kerja sama untuk saling bertukar pikiran mengenai cara penyelesaian yang berbeda-beda. Sedangkan bentuk ketertarikan tiap individu siswa dapat dilihat dari apa yang dilakukan siswa untuk mencari penyelesaian dengan memperinci langkah-langkah penyelesaian yang disajikan dalam LKS. Berdasarkan data yang diperoleh rata-rata presentase aktivitas siswa mengalami peningkatan yang ditunjukan dengan rata-rata presentase pada siklus I sebesar 46,4 menjadi 77,86 . Peningkatan aktivitas siswa terlihat pada tiap aspek yang diamati pada siklus II yang menunjukan peningkatan penilaian jumlah aktivitas siswa dari kategori baik menjadi kategori sangat baik. 3. Siswa memiliki respon positif terhadap pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan Project Based Learning Berdasarkan penemuan peneliti selama proses pembelajaran terdapat tanggapan-tanggapan siswa berupa hasil pengamatan melalui jurnal harian terkait dengan pengunaan pendekatan ini bahwa pembelajaran menyenangkan, lebih semangat dan dapat diikuti dengan mudah. Data respon positif diperkuat dari perolehan rata-rata presentasehasil perhitungan angket yang menunjukan peningkatan jawaban siswa dengan respon positif sebesar 46,6 pada siklus I menjadi 71,60 pada siklus II. 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas, “Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPS melalui metode Project Based Learning Pembelajaran Berbasis Proyek pada siswa kelas V di SD Islam Al- Syukro Universal?”, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan Project Based Learning dapat meningkatan hasil belajar ditandai perbaikkan dari jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM pada siklus I mencapai 70 meningkat pada siklus II menjad 97. Ditujukan dengan nilai rata-rta N-Gain pada siklus I sebesar 0,36 terjadi peningkatan pada siklus II menjadi 0,55. Peningkatan ini dikarenakan adanya perbaikan pada proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Project Based Learning. Kemampuan hasil belajar yang meningkat dengan pendekatan Project Based Learning meliputi Kemampuan menjawab soal sesuai konteks permasalahan, dapat mengungkapkan situasi atau permasalahan dengan menggunakan bahasa matematika dan mampu menjawab soal IPS aplikasi situation, Kemampuan memfokuskan pertanyaan dan menemukan konsep yang digunakan untuk penyelesaian focus, Kemampuan untuk memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep clarity. Hal ini juga berdampak pada tiap-tiap aspek aktivitas siswa yang mengalami peningkatan dari kategori baik menjadi kategori sangat baik, dan kategori cukup baik menjadi baik. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Project Based Learning. Sebagian besar siswa merasa senang, lebih semangat, lebih mudah menyelesaikan soal karena membuat siswa berpikir lebih sistematis, dan terperinci dalam menyelesaikan masalah.