menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas,
tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Sikap tidak diajarkan
secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan. Tingkat SD proses pembelajaran dilaksanakan secara tematik dan
terpadu. 6
Penilaian Hasil Belajar Pada semua jenjang pendidikan penilaiannya berbasis
kompetensi. Pergeseran dari penilaian melalui tes menuju penilaian otentik. Penilaian tidak hanya pada level KD,
tetapi juga kompetensi inti dan SKL. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai
instrument. 7
Ekstrakurikuler Pada jenjang SD ekstrakurikuler yang diwajibkan adalah
pramuka. Ekstrakurikuler lainnya juga dapat dilaksanakan seperti UKS, PMR, dan Bahasa Inggris.
3. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
Sani 2014:50 menjelaskan bahwa pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik ilmiah
pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan
data. Abidin 2014:127 menjelaskan bahwa model saintifik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan
ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian
aktifitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan
pemahaman siswa. Menurut Fadlillah 2014:175 pendekatan scientific ialah
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran melalui proses ilmiah, sehingga apa yang dipelajari dan dipeoleh siswa dilakukan
dengan indera dan akal pikiran sendiri sehingga mereka mengalami secara langsung dalam proses mendapatkan ilmu
pengetahuan. Labih lanjut Fadlillah mengungkapkan bahwa pendekatan scientific ialah pendekatan pembelajaran yang
dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba, manalar, dan mengkomunikasikan.
Menurut Sudarwan dalam Majid, 2014:96 pendekatan scientific bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran,
penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria
sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomenal yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan,
legenda, atau dongeng semata. 2
Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta,
pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3 Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara
kritis, analisis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau
materi pembelajaran. 4
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu
sama lain dari substansi atau materi pembelajaran. 5
Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan dan mengembangkan pola berpikir
yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
6 Berbasis pada konsep, teori, fakta empiris yang dapat
dipertanggungjawabkan. 7
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
b. Karakteristik Pembelajaran Menggunakan Pendekatan