untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Kompetensi inti bukan untuk
diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan.
Kompetensi inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan
demikaian, kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi organisasi elemen kompetensi dasar.
c. Pendidikan Karakter
Dalam kamus Bahasa Indonesia, karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang.
Dumadi dalam Adisusilo, 2012:76 menjelaskan bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani “charassein” yang berarti barang atau alat
untuk menggores, yang kemudian dipahami sebagai setempel atau “cap”, berarti sifat-sifat yang melekat pada seseorang. Kertajaya
dalam Hidayatullah, 2010:13 menjelaskan karakter merupakan ciri khas yang dimiliki oleh sua
tu benda atau individu”. Gunawan 2012:3 mengemukakan bahwa karakter merupakan keadaan asli dari dalam diri
individu yang membedakannya dengan orang lain. Berdasarkan pendapat ketiga ahli tersebut yakni Dumadi yang
mengatakan karakter merupakan sifat-sifat yang melekat pada seseorang sedangkan Kertajaya berpendapat bahwa karakter ciri khas
yang dimiliki oleh individu. Gunawan 2012:3 berpendapat karakter merupakan keadaan asli yang membedakan individual. Dapat
disimpulkan dari ketiga pendapat tersebut bahwa karakter merupakan sifat-sifat atau budi pekerti yang menjadi ciri khas dari setiap individu
yang membedakannya dengan orang lain. Ciri khas di sini dapat diartikan sebuah keutuhan kepribadian yang melekat dalam diri
individu sebagai kekuatan moral dalam dirinya dan bertingkah laku sesuai dengan nilai yang terdapat di masyarakat.
Koesuma dalam Muslich, 2013:70 memaparkan bahwa karakter sama dengan kepribadian. Ini berarti kepribadian merupakan ciri atau
kharasteristik dari diri seseorang yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga dari masa kecil. Suyanto dalam Muslich, 2013:70
juga menyatakan bahwa karakter adalah sebuah cara berpikir tiap individu untuk bekerjasama dalam keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Hal ini dipahami oleh Muslich 2013:71 bahwa karakter berkaitan dengan moral, berkonotasi “positif” bukan netral.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karkter merupakan ciri khas atau karaktersistik tiap individu yang diperoleh
dari lingkungan keluarga sehingga individu tersebut terbentuk kepribadian yang bermoral dan individu dapat bekerjasama dengan
masyarakat, bangsa dan negara. Samani dalam Maksudin 2013:7 memaparkan bahwa pendidikan
karakter berpatok pada sikap jujur, cerdas, punya cita-cita dan olahraga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pendidikan karakter juga diperluas dengan budi pekerti luhur, kerja keras, dan disiplin. Menurut Lincona dalam Salahudin dan
Alkrienchie-chie, 2013:45 pendidikan karakter diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan akan membuat anak cerdas dalam
emosinya. Adapun pendidikan karakter menurut Salahudin dan Alkrienchiechie 2013:45 adalah pendidikan budi pekerti yaitu,
melibatkan aspek pengetahuan, perasaan dan tindakan. Hill dalam Muslich, 2013:38 mengatakan bahwa pendidikan
karakter merupakan pendidikan yang mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan berperilaku yang membantu individu untuk hidup dan
bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara, serta membantu
mereka untuk
membuat keputusan
yang dapat
dipertanggungjawabkan. Salahudin dan Alkrienchiechie 2013:45 menambahkan bahawa peran sekolah sangat penting dalam usaha
pembentukan karakter, di mana pendidikan karakter diartikan sebagai usaha sekolah yang dilakukan secara bersama oleh guru, pimpinan
sekolah dan seluruh warga sekolah melalui semua kegiatan sekolah untuk membentuk ahlak dan watak melalui berbagai kebaikan yang
terdapat dalam ajaran agama. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan karakter
adalah pendidikan
budi pekerti
yang mengembangkan kecerdasan emosional dan membantu membentuk
kepribadian yang berahlak dan berwatak sehingga dapat bekerjasama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan masyarakat dan negara serta mampu bertanggungjawab atas segala keputusan yang dibuatnya. Dalam pelaksanaan pendidikan
karakter, sekolah berperan penting dalam menanamkan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam semua kegiatan yang dilakukan.
Peran penting sekolah dalam penanaman pendidikan karakter dapat membantu siswa untuk menjadi pribadi yang berwatak dan
mengaplikasikannya dalam kehidupannya. Pendidikan karakter diselenggarakan untuk mewujudkan manusia
yang berakhlak mulia dan bermoral baik sehingga kelangsungan hidup manusia dapat terpelihara Maksudin, 2013:58. Salahudin dan
Alkrienchichi 2013:45 mengatakan bahwa pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan karakter siswa agar mampu
mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. Sejalan dengan pendapat tersebut, UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Sisdiknas Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter telah tercantum dalam sistem pendidikan nasional
Sisdiknas. Tujuan dari pendidikan karakter dapat mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bukan hanya cakap
dalam pengetahuan namun memiliki kepribadian yang kukuh dan akhlak yang mulia.
Definisi lain juga dikemukakan oleh Gaffar dalam Kesuma, 2011:
5, bahwa pendidikan karakter adalah “sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian
seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupa n orang itu”.
Kesuma dkk 2011:5 juga mendefinisikan pendidikan karakter dalam setting sekolah sebagai “pembelajaran yang mengarah pada penguatan
dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah”. Pentingnya pendidikan
karakter ini
bertujuan untuk
memfasilitasi penguatan
dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud perilaku anak,
baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah atau lulus. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
nilai karakter bangsa Indonesia ialah memaknai nilai-nilai luhur universal dan nilai-nilai luhur Pancasila. Nilai-nilai luhur ini dijadikan
sebagai pandangan filosofis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai tersebut selaras dengan nilai-nilai yang terdapat dalam lima
pilar karakter. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Pendekatan Tematik Integratif