11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum SD 2013
a. Urgensi Pengembangan Kurikulum 2013
Kunandar 2014:15 menjelaskan bahwa Indonesia sebagai bangsa dan negara akan terus menjalani sejarahnya. Ibarat sebuah organisme,
negara Indonesia lahir, tumbuh, berkembang, dan mempertahankan kehidupannya untuk mencapai apa yang dicita-citakan di awal
kelahirannya. Cita-cita luhur tersebut tercantum dalam UUD 1945 alinea ke empat, yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam rangka mewujudkan kondisi di atas, pemerintah melalui
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan pembaruan dan inovasi dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah pembaruan
dan inovasi dalam bidang kurikulum, yakni lahirnya kurikulum 2013. Hidayat 2013:113 mengemukakan bahwa orientasi kurikulum 2013
adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap attitude, keterampilan skill dan pengetahuan knowledge.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
b. Konsep Dasar Kurikulum 2013
Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
2013 mengimplementasikan
kurikulum baru
sebagai penyempurnaan kurikulum sebelumnya KTSP yang diberi nama
kurikulum 2013. Latar belakang lahirnya kurikulum 2013 menurut Kunandar 2014:21 adalah sebagai berikut.
1 Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJMN tahun 2010 – 2014, diamanatkan penerapan metodologi
pendidikan yang tidak lagi berupa pengajaran demi kelulusan ujian teaching to the test, tetapi pendidikan menyeluruh yang
memerhatikan kemampuan sosial, watak, budi pekerti, kecintaan terhadap budaya bahasa Indonesia melalui penyesuaian sistem
Ujian Akhir Nasional UAN pada 2011 dan penyempurnaan kurikulum SD dan menengah sebelum tahun 2011 yang diterapkan
25 sekolah pada 2012 dan 100 pada 2014. 2
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan penyempurnaan dalam kurikulum sebelumnya KTSP, yakni a konten kurikulum masih
terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak, b kurikulum belum
sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, c kompetensi belum menggambarkan
secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan, d kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan
kebutuhan belum terakomodasi secara eksplisit di dalam kurikulum, e kurikulum belum peka dan tanggap terhadap
perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global, f standar proses pembelajaran belum menggambarkan
urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran
yang berpusat pada guru, dan g standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi proses dan hasil dan belum
tegas menuntut adanya remidiasi secara berkala. PERMENDIKBUD No.67 Tahun 2013 tentang kurikulum SD,
menegaskan bahwa rasional pengembangan kurikulum mencakup beberapa faktor, antara lain:
1 Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi
pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 delapan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Tantangan
internal lainnya
terkait dengan
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif 15-64 tahun lebih banyak dari usia tidak produktif anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke
atas. Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya
pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70. Oleh sebab itu, tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumber daya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
2 Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi
dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan
budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari
agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade
Organization WTO, Association of Southeast Asian Nations ASEAN Community, Asia-Pacific Economic Cooperation
APEC, dan ASEAN Free Trade Area AFTA. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan
ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan
Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study TIMSS dan Program for
International Student Assessment PISA sejak tahun 1999 juga menunjukkan
bahwa capaian
anak-anak Indonesia
tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan
TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia. 3 Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut.
a Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.
b Pola pembelajaran satu arah interaksi guru-peserta didik menjadi pembelajaran interaktif interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber media lainnya. c Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet. d Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains.
e Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok berbasis tim. f Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
alat multimedia. g Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan
pelanggan users dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.
h Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal monodiscipline menjadi
pembelajaran ilmu
pengetahuan jamak
multidisciplines. i
Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. 4 Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan kurikulum
2013 untuk Sekolah DasarMadrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam
Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: a Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata
kerja yang bersifat kolaboratif; b Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan educational leader; dan
c Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
Berdasarkan tantangan internal dan eksternal serta kesenjangan kurikulum tersebut, maka perlu adanya penyempurnaan pola pikir.
Pola pikir dapat berupa pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik, pola pembelajaran pasif
menjadi pola
pembelajaran aktif
dan lain
sebagainya. Penyempurnaan pola pikir sangat berpengaruh terhadap perubahan
pendidikan, di mana dalam kegiatan belajar dan pembelajaran antara siswa dan guru bukan lagi sebatas transfer ilmu yang
penyampaian pengetahuan hanya dari guru ke siswa. Namun, pembelajaran tersebut menuju perubahan di mana siswa belajar
lebih aktif, peserta didik dapat belajar dari siapa saja dan di mana saja seperti dari lingkungan siswa.
5 Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan
perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Materi yang digunakan tidak hanya diperoleh dari buku sumber, melainkan guru
dapat mengembangkan sendiri materi ajar dari berbagai sumber atau referensi yang tersedia melalui media cetak maupun internet
sesuai kreatifitas guru. Berlandaskan hal-hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
rasional dan elemen perubahan Kurikulum 2013 adalah hal yang sangat mendesak untuk segera diimplementasikan oleh sekolah-sekolah agar
dapat mempersiapkan sejak dini siswa yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia di masa
yang akan datang. Implementasi Kurikulum 2013 harus segera dilaksanakan, karena mengingat begitu penting dan mendesaknya
kebutuhan pendidikan yang lebih baik di Indonesia. Berdasarkan elemen perubahan di atas, pemerintah melakukan perubahan dalam
Standar Nasional Pendidikan pada Kurikulum 2013. Kompetensi yang harus dicapai pada tiap akhir jenjang kelas
dinamakan kompetensi inti. Kompetensi inti merupakan anak tangga yang harus ditapak peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan
jenjang SMPMTs. Kompetensi inti bukan untuk diajarkan melainkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Kompetensi inti bukan untuk
diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan.
Kompetensi inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan
demikaian, kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi organisasi elemen kompetensi dasar.
c. Pendidikan Karakter