24
Pengecoh atau distractor merupakan jawaban salah atau tidak tepat sehingga seorang peserta tes dapat terkecoh memilihnya Kusaeri, 2014: 70.
Berdasarkan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pengecoh distractor adalah jawaban yang tidak benar atau kurang tepat yang dapat mengecoh peserta
didik jika tidak memahami materi dengan baik.
2.1.3. Pengembangan tes hasil belajar
Prosedur pengembangan tes hasil atau prestasi belajar ada 8 langkah yang harus ditempuh, yaitu menyusun spesifikasi tes, : Mardapi, 88-97: 2008.
2.1.3.1. Menyusun Spesifikasi Tes
Spesifikasi tes adalah langkah awal dalam mengembangkan tes yang berisi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus
dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah dalam menulis soal, dan siapa saja yang menulis soal akan menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif
sama.
1. Menentukan Tujuan Tes
Menentukan tujuan tes merupakan langkah awal dar penyusunan tes. Dalam
menentukan tujuan ini bisa dilihat macam tes jika dilihat dari segi tujuannya: A.
Tes penempatan biasanya dilakukan pada awal pembelajaran. Hasil tes ini
berguna untuk mengetahui kemampuan yang telah dimiliki peserta didik. Hasil tes penempatan yang sudah ditelaah dapat mengetahui pengetahuan
pendukung, karena untuk mempelajari suatu bidang materi diperlukan
pengetahuan pendukung. B.
Tes diagnostik berguna untuk mengetahui kesulitan beajar yang dihadapi
peserta didik, termasuk kesalahan pemahaman konsep. Tes ini dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam
mengikuti proses-proses pembelajaran. Hasil tes ini memberikan informasi
tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami. C.
Ters formatif mempunyai tujuan agar memperoleh masukan tentang tingkat
keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran. Tes ini dilakukan sepanjang periodik semester. Materi tes dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap
25
pokok bahasan atau sub pokok bahasan. Jadi tes ini sebenarnya bukan untuk menentukan hasil keberhasilan belajar semata, tetapi untuk mengetahui
keberhasilan proses pembelajaran. D.
Tes Sumatif diberikan di akhir suatu pelajaran, atau akhir semester. Hasil tes
ini untuk menentukan keberhasilan peserta didik untuk mata pelajaran
tertentu.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan sebelum menentukan tujuan tes, maka perlu mengetahui tes tersebut agar digunakan dengan tujuan apa.
Penentuan tujuan tes ini akan berpengaruh pada langkah-langkah pembuatan soal
berikutnya. 2.
Menyusun Kisi-Kisi
Kisi-kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Selain itu, kisi-kisi juga merupakan acuan bagi penulis soal, sehingga
siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Matrik kisi-kisi soal terdiri dari dua jaur yaitu, 1
kolom adalah sebuah kolom yang berisi tujuan pembelajaran, pokok, dan subpokok bahasan, uraian materi, dan indikator. 2 baris menyatakan tujuan yang
akan diukur atau diujikan. Ada empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu sebagai berikut: menulis tujuan pembelajaran; membuat daftar pokok
bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan; menentukan indikator; dan
menentukan jumlah soal tiap pokok bahasan dan sub pokok bahasan.
Sumber utama tujuan pembelajaran, pokok bahasan dan sub pokok bahasan adalah silabus mata pelajaran. Pemilihan pokok sub pokok bahasan yang akan
diujikan berdasarkan pada tingkat kepentingan yaitu: konsep dasar, konsep yang berkelanjutan, dan yang mengandung nilai aplikasi yang tinggi. Tujuan yang ingin
dicapai disertai informasi tentang pokok dan sub pokok bahasan diuraikan alam bentuk indikator. Pada saat menentukan indikator-indikator yang dapat diukur
digunakan buku teks sebagai bahan acuan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan dalam memilih bahan agar memenuhi
persyaratan kesyahihan isi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Spesifikasi tes atau biasa disebut juga kisi-kisi tes test blue-print atau table of specificstion merupakan diskripsi mengenai kompetensi atau ruang lingkup
dan isi materi yang akan diujikan Kusaeri Suprananto, 2012: 63. Berikut akan dibahas mengenai persyaratan kisi-kisi yang baik, komponen-komponen kisi-kisi,
langkah penyusunan kisi-kisi, dan format kisi-kisi.
A. Persyaratan kisi-kisi yang baik
Kisi-kisi yang baik memiliki beberapa syarat. Menurut Kusnandar 2013:
178-179 syarat kisi-kisi yang baik yaitu sebagai berikut: 1
Mewakili isi silabus atau kurikulum atau materi yang telah diajarkan secara
tepat dan proporsional. Artinya, indikator soal yang ada di kisi-kisi harus mewakili secara representatif dan proporsional dari isi materi atau
kompetensi tertentu. 2
Komponen-komponen diuraikan secara rinci, jelas, dan mudah dipahami.
Artinya, komponen-komponen yang ada di kisi-kisi harus informatif,
sehingga tidak menimbulkan multi tafsir bagi si pembuat soal. 3
Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang
ditetapkan. Artinya, indikator soal yang terdapt dalam kisi-kisi soal dapat dibuatkan soalnya. Oleh karena itu, indikator harus jelas, jelas, dan mengukur
suatu kompetensi tertentu. 4
Indikator-indikator dalam kisi-kisi menggunakan kata kerja operasional yang
bisa diukur. Artinya, indikator tersebut menanyakan kompetensi tertentu
secara jelas dan spesifik. 5
Mudah dibuatkan soalnya, artinya dari kisi-kisi yang ada bisa dibuatkan soal
yang sesuai dengan indikator yang ada di kisi-kisi tersebut. Jangan menyusun indikator soal yang ketika dirumuskan menjadi suatu soal, penulis soal
mengalami kesulitan. 6
Secara butir soal dilihat dari taksonomi relatif proporsional dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.