Membentuk Bentuk Tes Menyusun Spesifikasi Tes

31

2.1.3.4. Menganalisis Butir Soal

Uji coba yang sebelumnya dilakukan akan memperoleh beberapa informasi penting tentang kualitas soal yang telah disusun. Dalam hal ini tentunya termasuk kualitas tiap butir soalnya. Berdasarkan hasil uji coba perlu kiranya dilakukan analisis butir soal. Artinya, dilakukan analisis terhadap masing-masing butir soal yang telah disusun. Melalui analisis butir ini dapat diketahui antara lain: tingkat kesukaran butir soal, daya pembeda, dan juga efektivitas pengecoh.

2.1.3.5. Memperbaiki Tes

Perbaikan-perbaikan terhadap soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan dilakukan setelah analisis terhadap soal tersebut. Langkah ini biasanya dilakukan atas butir soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih belum baik. Ada kemungkinan beberapa soal sudah baik sehingga tidak perlu direvisi, beberapa butir mungkin perlu direvisi, dan beberapa yang lain mungkin harus dibuang karena tidak memenuhi standar yang diharapkan. 2.1.3.6. Merakit Tes Merakit tes dilakukan setelah semua butir soal dianalisis dan diperbaiki. Merakit tes merupakan kegiatan menyatukan butir-butir soal tersebut menjadi satu kesatuan tes. Keseluruhan butir perlu disusun secara hati-hati menjadi kesatuan soal tes yang terpadu. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti nomer urut soal, pengelompokan bentuk soal, lay out, dan lain sebagainya harus diperhatikan. Hal ini sangat penting karena walaupun butir- butir yang disusun telah baik tetapi jika penyusunannya sembarangan dapat menyebabkan soal tersebut menjadi tidak baik. 2.1.3.7. Melaksanakan Tes Tes yang telah disusun diberikan kepada testee untuk diselesaikan. Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan tes ini memerlukan pemantauan atau pengawasan agar tes tersebut benar-benar dikerjakan oleh testee dengan jujur dan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan. Namun, pematauan dan pelaksanaan tes yang dilakukan tidak mengganggu pelaksanaan tes itu sendiri. Peserta didik yang sedang mengerjakan tes tidak boleh sampai terganggu oleh kehadiran pengawas atau pemantau. Hal ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 akan berakibat tidak akuratnya hasil tes yang diperoleh. Oleh karena itu pelaksanaan tes perlu dilakukan secara hati-hati agar tujuan tes tersebut benar- benar tercapai.

2.1.3.8. Menafsirkan Hasil Tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu: rendah, menengah, atau tinggi. Tinggi rendahnya nilai ini selalu dikaitkan dengan acuan penilaian. nilai merupakan alat yang berguna untuk memotivasi peserta didik belajar dan dosen mengajar lebih baik. Dengan mengetahui nilai pencapaian belajar suatu mata pelajaran tertentu, peserta didik akan dapat menyusun rencana untuk perbaikan. Nilai juga dapat juga bisa berupa imbalan reward terhadap jerih payah atau usaha yang telah dilakukan peserta didik. Pencapaian belajar atau prestasi belajar peserta didik merupakan fungsi dari peserta didik dan pendidik, yaitu keberhasilan peserta didik belajar dan keberhasilan pendidik mengajar.

2.1.4. Pembelajaran Matematika

Pada bahasan ini akan dibahas tentang hakikat matematika dan pembelajaran matematikan di SD,

2.1.4.1. Hakikat Matematika

Matematika adalah suatu sistem pemikiran kuantitatif serta teori ini memandang matematika sebagai suatu sistem ide-ide, prinsip-prinsip dan proses- proses yang di dapat dimengerti yang berkaitan erat satu sama lainnya Brownell dalam Sumantri, 1988: 1. Nilai manfaat matematika di sekolah hanya ada jika matematika dapat ditangkap dan dimengerti para siswa 2.1.4.2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Proses pembelajaran matematika berdasarkan kondisi belajar yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan Sumantri, 1988: 11. Selama ini pembelajaran matematika di sekolah dasar hanya menekankan pada proses belajar yang bersifat mekanik, seperti menghafal, latihan dan ulangan. Berdasarkan tahap perkembangan kognitif anak Jean Piaget, anak usia SD belum mampu berpikir abstrak Siregar Hartini, 2011: 33. Anak masih memerlukan kehadiran objek- 33 objek dalam proses pembelajaran agar dapat memahami apa yang dipelajarinya. Pembelajaran matematika yang efektif di sekolah dasar sebaiknya dapat merangsang anak untuk mencoba dan menguji semua inderanya Piaget dalam Sumantri, 1988: 3. 2.1.5. Taksonomi Bloom Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini terdiri dari 6 tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang paling rendah pengetahuan sampai ke yang paling tinggi evaluasi dan dapat dijelaskan sebagai berikut: Uno Satria, 2012: 61-62 2.1.5.1. Tingkat pengetahuan knowledge Kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterima.

2.1.5.2. Tingkat pemahaman comprehension

Kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya. 2.1.5.3. Tingkat penerapan application Kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. 2.1.5.4. Tingkat analisis analysi Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen untuk memperoleh pemahaman yang lebih luas atas dampak komponen – komponen terhadap konsep tersebut secara utuh. 2.1.5.5. Tingkat sintesis syntesis Kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 0 303

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.

0 3 264

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 2

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 199

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas V pada materi satuan jarak dan kecepatan melalui pembelajaran kontekstual SD N Jamus 2.

1 10 377

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 4 187

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi pengukuran sudut untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 160

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi perpangkatan dan akar sederhana untuk siswa kelas V SD.

0 0 171

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

0 13 301

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi hubungan antar satuan waktu, antar satuan panjang dan antar satuan berat untuk siswa kelas III Sekolah Dasar

0 0 262