53
3.6. Teknik analisis data
Pada penelitian ini ada dua jenis teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti, yaitu berdasarkan data kuantitatif dan data kualitatif. Item analysis hanya
diperlukan pada instrumen berupa achiecment test, sedangkan instrumen non tes tidak memerlukan item analysis. Hamzah Satria K, 2012 : 156. Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain Bogdan dalam Sugiyono, 2013:244. Berikut adalah kegunaan item analysis: Hamzah Satria
K, 2012 : 158: 1 menyeimbangkan proporsi item yang mudah, sedang, dan sulit dalam tes, 2 memperpanjang dan memperpendek tes dalam rangka
meningkatkan validitas dan reliablitas tes, 3 menyederhanakan konsep dasar dan teknik item analysis, 4 membantu pemakai tes untuk mengevaluasi tes yang
dipublikasikan. Pada penelitian ini teknik analisis berdasarkan data kualitatif dan data kuantitatif.
3.6.1. Data Kualitatif
Pada penelitian ini selain menggunakan teknk analisis data kuantitaif peneliti juga menggunakan data kualitatif. Data kualitatif membantu memahami
sudut pandang subjek penelitian yang diolah oleh peneliti agar diperoleh penjelasan yang bermakna Kratwoll, 2004: 564-547. Data kualitatif dalam
penelitian ini ada dua yaitu hasil wawancara dan komentar dari ahli.
3.6.1.1. Hasil Wawancara
Pada penelitian ini peneliti melakukan dua wawancara terhadap dua guru pengampu pelajaran matematika kelas V di dua sekolah yang berbeda. Data
hasil wawancara selanjutnya akan dianalisis untuk diketahui permasalahan yang dihadapai dalam penyusunan tes hasil belajar matematika. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dapat mengetahui kebutuhan guru akan contoh tes hasil belajar yang dibuat berdasarkan prosedur pengembangannya dan kualitasnya.
54
3.6.1.2. Komentar ahli
Komentar ahli yang telah disampaikan oleh lima ahli yang terdiri dari dosen ahli matematika PGSD Universitas Sanata Dharma, dosen ahli evaluasi
pembelajaran PGSD Univeritas Sanata Dharma, dosen ahli bahasa indonesia PGSD Univeritas Sanata Dharma, dan dua guru pengampu mata pelajaran kelas V
SD di dua sekolah yang berbeda akan dijadikan masukan untuk memberbaiki kesalahan dalam penyusunan desain produk tes hasil belajar. PGSD Univeritas
Sanata Dharma. Para ahli memberikan komentar pada saat melakukan validasi desain berupa kisi-kisi soal.
3.6.2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil analisis kualitas produk yang mencakup validitas, reliabiltas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh.
3.6.2.1. Validitas
Valid berarti cocok atau sesuai. Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut benar-benar menyasar kepada apa yang dituju. Tes tersebut benar-benar
memberikan keterangan atau gambaran tentang apa yang diinginkan
Sulistiyorini, 2009: 165. Suatu alat ukur dapat dikatakan valid jika betul-betul
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat Arifin, 2012: 64. Validitas
didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukuranya. Tes hanya dapat melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada
“sesuatu” yang diukurnya. Jadi, untuk dikatakan valid, tes harus mengukur dan melakukannya dengan cermat Mardapi, 2004: 25.
Di sini peneliti lebih mengulas tentang standar validitas pada sebuah perangkat soal tes. Pada bab II peneliti telah
menyampaikan tentang jenis validitas menurut Sugiyono 2010. Berikut adalah
jenis validitas: Sugiyono,2010 : 176
1. Validitas isi content validity
Validitas isi berhubungan dengan kesanggupan tes untuk mengukur isi yang seharusnya diukur. Dengan kata lain validitas isi menyatakan apakah tes sudah
mencakup sampel yang representatif dari domain perilaku yang diukur Sugiyono,2010 : 176. Validitas isi ini sering disebut juga validitas perumusan.
Validitas perumusan berkenaan dengan pertanyaan apakah aspek-aspek dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
soal-soal itu betul-betul tercakup dalam perumusan tentang apa yang hendak diukur Arifin, 2009: 316.
Validitas isi dilakukan dengan cara memberikan kisi-kisi butir soal kepada para ahli expert judgement dengan rentang skor mengadopsi skala
Likert. Validitas ini dilakukan dengan cara melakukan konsultasi kepada dosen Matematika, dosen Evaluasi Pembelajaran, dosen Bahasa Indonesia dan dua guru
SD guna melihat kualitas kisi-kisi butir soal tes hasil belajar. Berdasarkan hasil data tersebut, maka data tersebut diolah dengan statistik yang sesuai, yaitu 1
pengumpulan data kasar, 2 pemberian skor untuk analisis kuantitatif , dan 3 pengkonversian skor hasil analisis menjadi nilai dengan skala Likert. Peneliti
hanya menggunakan rentang 4 skala saja, ji ka biasanya kriteria “cukup”
dicantumkan, maka pada peneliti kali ini tidak menggunakan kriteria tersebut. Jadi peneliti
hanya menggunakan rentang skala sebagai berukut: 1 angka “1” untuk data yang “sangat kurang baik”, 2 angka “2” untuk data yang “kurang baik”, 3
angka “3” untuk data yang “baik”, dan 4 angka “4” untuk data yang “sangat baik”. Pada penelitian ini, para ahli bisa memberikan nilai pada kolom yang
disediakan. Nilai tersebut terdiri dari angka 1, 2, 3, dan 4. Pengkonversian nilai dilakukan pada data yang diperoleh dari pengisian
kuesioner. Pengkonversian nilai skala Likert bertujuan untuk memperoleh kualitas produk yang dikembangkan. Konversi skor adalah proses transformasi skor
mentah yang dicapai peserta didik ke dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang diperoleh Arifin, 2009: 281.
Berikut adaptasi konversi nilai dari skor yang diperoleh berdasarkan kategorinya Widoyoko, 2009: 238.
Tabel 3.5 Konversi Skor Kelayakan Uji Validasi Oleh Ahli
Interval skor Kategori
̅ Sangat baik
̅ ̅
Baik ̅
̅ Kurang baik
̅̅̅̅̅̅̅̅ Sangat kurang baik
Keterangan:
̅