Nota kesepakatan kerjasama antar wilayah dalam pengembangan kawasan transmigrasi Capaian Pengiriman Transmigran

II - 165 dengan animo masyarakat serta ketidaksiapan lokasi daerah calon penerima transmigran. Capaian pengiriman transmigran Jawa Tengah dari Tahun 2008 –2012 dari kabupatenkota dapat dilihat pada Tabel 2.194. Tabel 2.196. Capaian Pengiriman Transmigran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Tahun Jumlah KK 1 2008 900 2 2009 913 3 2010 593 4 2011 690 5 2012 700 Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2013.

d. Meningkatnya kualitas menajemen pengelolaan dan pelayanan transmigran

Dalam rangka meningkatkan kualitas manajemen pengelolaan dan pelayanan kepada calon transmigran telah dilaksanakan pembinaan di 35 kabupatenkota diantaranya melalui pembenahan data transmigrasi, penyebarluasan informasi transmigrasi dan pembenahan mekanisme rekruitmen.

e. Jumlah Calon Transmigran yang mendapatkan Pelatihan Dasar Umum PDU

Pemberian pelatihan kepada calon transmigran dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki sehingga diharapkan transmigran mampu mengelola potensi Sumber Daya Alam di lokasi transmigrasi dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Perkembangan pelatihan calon transmigran yang dilakukan Balatrans Penca Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.197. Tabel 2.197. Perkembangan Pelatihan Calon Transmigran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Tahun Jumlah KK 1 2008 559 2 2009 590 3 2010 660 4 2011 780 5 2012 475 Jumlah 3.064 Sumber: Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2013 Dari jumlah transmigran sebanyak 3.796 KK, sebanyak 3.064 KK 80,71 telah dilakukan pelatihan, sedangkan sebanyak 732 KK 19,29 tidak dilakukan pelatihan dikarenakan pengiriman calon transmigran dilakukan pada akhir tahun, sehingga tidak sempat dilakukan pelatihan. II - 166 2.4 Aspek Daya Saing Daerah 2.4.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Kebutuhan makanan merupakan kebutuhan utama, sehingga kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan semakin meningkat. Namun kebutuhan ini mempunyai titik jenuh, sehingga pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi pengeluaran akan dialihkan ke kebutuhan lain. Oleh karena itu persentase pengeluaran makanan dan non makanan dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kesejahteraan penduduk. Besarnya konsumsi untuk makanan menandakan bahwa sebagian besar penduduk masih mementingkan kebutuhan pokok. Konsumsi makanan penduduk Jawa Tengah mencapai Rp.255,95 ribu atau 50,49 dari total pengeluaran. Dari total pengeluaran makanan sebesar 17,41 digunakan untuk padi-padian. Pengeluaran makanan terbesar lainnya adalah konsumsi makananminuman jadi dan tembakau, masing-masing sebesar 29,32 dan 11,06 dari total pengeluaran konsumsi makanan, sedangkan pengeluaran konsumsi paling sedikit adalah umbi-umbian sebesar 0,47. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 2.198. Tabel 2.198. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Kelompok Barang Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 A Rata-ratapengeluaran Konsumsi Rp 179.373 188.823 214.180 228.402 255.950 B Distribusi Pengeluaran konsumsi 1 Padi-padian 17,12 19,35 20,05 17,62 17,41 2 Umbi-umbian 0,64 0,61 0,56 0,51 0,47 3 Ikan 3,86 4,33 4,16 3,93 3,87 4 Daging 2,86 3,32 3,07 3,22 3,3 5 Telur dan Susu 5,82 6,57 6,44 5,87 6,16 6 Sayur-sayuran 7,91 7,20 8,16 8,31 7,24 7 Kacang-kacangan 4,65 5,69 5,11 4,11 4,02 8 Buah-buahan 4,16 3,77 3,31 4,68 4,69 9 Minyak dan Lemak 5,14 4,03 3,92 4,03 3,83 10 Bahan Minuman 3,90 4,23 4,37 4,24 4,18 11 Bumbu-bumbuan 2,46 2,39 2,45 2,27 2,1 12 Konsumsi lainnya 2,68 3,53 3,34 2,33 2,34 13 Makanan dan Minuman jadi 29,49 23,58 24,24 28,58 29,32 14 Tembakau, sirih 9,30 11,40 10,82 10,31 11,06 Jumlah 100 100 100 100 100 Sumber : Susenas 2012 Modul Konsumsi BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013 diolah

2.4.2 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita

Semakin tinggi pendapatan masyarakat maka relatif tinggi pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan non pangan, hal ini terjadi pada masyarakat