Jumlah DemoUnjuk Rasa RPJMD 2013-2018 RPJMD 2013 2018

III - 1 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengelolaan belanja dan pembiayaan daerah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya sesuai prinsip anggaran berbasis kinerja. Analisis kinerja keuangan Tahun 2008-2013, dimaksudkan untuk mengetahui rata-rata pertumbuhan yang dapat dijadikan sebagai dasar analisis proyeksi keuangan ke depan. Analisis kinerja keuangan dilaksanakan terhadap kinerja pelaksanaan APBD dan neraca daerah Provinsi Jawa Tengah. Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah dikelola sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait. Selanjutnya pengelolaan keuangan daerah Provinsi Jawa Tengah secara spesifik diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Pokok-pokok yang diatur dalam peraturan daerah tersebut meliputi : 1. Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah; 2. Azas umum dan struktur APBD; 3. Penyusunan rancangan APBD; 4. Penetapan APBD; 5. Pelaksanaan APBD; 6. Perubahan APBD; 7. Pengelolaan kas; 8. Penatausahaan keuangan daerah; 9. Akuntansi keuangan daerah; 10. Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; 11. Kerugian daerah; 12. Pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah BLUD; 13. Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah; dan 14. Sistem Informasi Keuangan Daerah. Sedangkan pedoman penatausahaan pelaksanaan APBD diatur tersendiri dalam Peraturan Gubernur yang ditetapkan setiap tahun yaitu pada akhir tahun sebagai pedoman dalam pelaksanaan APBD pada awal tahun berikutnya. Kinerja III - 2 keuangan pemerintah daerah dapat dilihat dari kinerja pelaksanaan APBD dan kondisi neraca daerah. Kinerja pelaksanaan APBD ditunjukkan dari pendapatan daerah yang meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah; belanja belanja langsung dan belanja tidak langsung; serta pembiayaan daerah. Sedangkan neraca daerah mencerminkan perkembangan dari kondisi aset pemerintah daerah, kondisi kewajiban pemerintah daerah dan kondisi ekuitas dana tersedia. Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013, digambarkan berdasarkan pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah, sebagai berikut : a. Pendapatan Daerah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, dijelaskan bahwa pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih. Sumber penerimaan Provinsi Jawa Tengah berasal dari Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan. Pendapatan Daerah terdiri dari : 1 Pendapatan Asli Daerah PAD meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah; 2 Dana Perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus; serta 3 Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang sah meliputi Hibah, Dana Darurat, dan Lain-lain Pendapatan yang ditetapkan Pemerintah. Sedangkan penerimaan pembiayaan bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA, Pencairan Dana Cadangan dan Penerimaan Pinjaman Daerah. Perkembangan realisasi pendapatan daerah Provinsi Jawa Tengah dan rata-rata pertumbuhannya selama kurun waktu tahun 2008 - 2012 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1.