Jumlah Calon Transmigran yang mendapatkan Pelatihan Dasar Umum PDU

II - 166 2.4 Aspek Daya Saing Daerah 2.4.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Kebutuhan makanan merupakan kebutuhan utama, sehingga kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan semakin meningkat. Namun kebutuhan ini mempunyai titik jenuh, sehingga pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi pengeluaran akan dialihkan ke kebutuhan lain. Oleh karena itu persentase pengeluaran makanan dan non makanan dapat dijadikan sebagai indikator tingkat kesejahteraan penduduk. Besarnya konsumsi untuk makanan menandakan bahwa sebagian besar penduduk masih mementingkan kebutuhan pokok. Konsumsi makanan penduduk Jawa Tengah mencapai Rp.255,95 ribu atau 50,49 dari total pengeluaran. Dari total pengeluaran makanan sebesar 17,41 digunakan untuk padi-padian. Pengeluaran makanan terbesar lainnya adalah konsumsi makananminuman jadi dan tembakau, masing-masing sebesar 29,32 dan 11,06 dari total pengeluaran konsumsi makanan, sedangkan pengeluaran konsumsi paling sedikit adalah umbi-umbian sebesar 0,47. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 2.198. Tabel 2.198. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Kelompok Barang Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 A Rata-ratapengeluaran Konsumsi Rp 179.373 188.823 214.180 228.402 255.950 B Distribusi Pengeluaran konsumsi 1 Padi-padian 17,12 19,35 20,05 17,62 17,41 2 Umbi-umbian 0,64 0,61 0,56 0,51 0,47 3 Ikan 3,86 4,33 4,16 3,93 3,87 4 Daging 2,86 3,32 3,07 3,22 3,3 5 Telur dan Susu 5,82 6,57 6,44 5,87 6,16 6 Sayur-sayuran 7,91 7,20 8,16 8,31 7,24 7 Kacang-kacangan 4,65 5,69 5,11 4,11 4,02 8 Buah-buahan 4,16 3,77 3,31 4,68 4,69 9 Minyak dan Lemak 5,14 4,03 3,92 4,03 3,83 10 Bahan Minuman 3,90 4,23 4,37 4,24 4,18 11 Bumbu-bumbuan 2,46 2,39 2,45 2,27 2,1 12 Konsumsi lainnya 2,68 3,53 3,34 2,33 2,34 13 Makanan dan Minuman jadi 29,49 23,58 24,24 28,58 29,32 14 Tembakau, sirih 9,30 11,40 10,82 10,31 11,06 Jumlah 100 100 100 100 100 Sumber : Susenas 2012 Modul Konsumsi BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013 diolah

2.4.2 Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita

Semakin tinggi pendapatan masyarakat maka relatif tinggi pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan non pangan, hal ini terjadi pada masyarakat II - 167 modern yang kebutuhan sekunder bahkan tersier sudah mulai terpenuhi. Pengeluaran untuk konsumsi non makanan sebesar Rp.251,03 ribu atau 49,51 dari total pengeluaran. Pengeluaran tersebut digunakan untuk keperluan perumahan dan fasilitas rumah tangga sebesar 34,69. Pengeluaran konsumsi untuk non makanan dapat dilihat pada Tabel 2.199. Tabel 2.199. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Kelompok Barang Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 A Rata-ratapengeluaran Konsumsi Rp ribu 161.805 161.800 180.317 224.438 251,03 B Distribusi Pengeluaran konsumsi 1 Perumahan dan fasilitas rumah tangga 37,77 42,91 42,87 35,05 34,69 2 Barang dan Jasa 37,12 35,83 36,08 36,74 38,20 3 Pakaian, alas kaki dan tutup kepala 7,06 6,47 6,17 6,53 6,02 4 Barang-barang yang tahan lama 12,57 9,11 8,95 13,99 13,81 5 Pajak dan asuransi 2,77 3,50 3,90 3,21 3,18 6 Keperluan pesta dan upacara 2,71 2,18 2,03 4,48 4,10 Jumlah Sumber : Susenas 2012 Modul Konsumsi BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013 diolah

2.4.3 Nilai Tukar Petani NTP

Nilai Tukar Petani merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani It dengan indeks harga yang dibayar petani Ib yang dinyatakan dalam persentase. Semakin tinggi nilai NTP maka relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan dan daya beli petani. Data selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.42. Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, 2013 Gambar 2.42 Nilai Tukar Petani NTP Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012