III - 13
3.1.2 Neraca Daerah
Analisis Neraca Daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas
dan rasio aktivitas serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah. Neraca Daerah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan berupa aset, kewajiban utang, dan ekuitas dana pada tanggal neraca tersebut dikeluarkan.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, Neraca Daerah merupakan salah satu
laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah. Laporan ini sangat penting bagi manajemen pemerintah daerah, tidak hanya dalam rangka
memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah, dalam rangka
pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. Kinerja Neraca Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah
selama kurun waktu Tahun 2008
– 2012 yang telah di audit dapat dilihat pada Tabel 3.7.
III - 14
Tabel 3.7 Neraca Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012
No. Uraian
2008 Rp 2009 Rp
2010 Rp 2011 Rp
2012 Rp r
1. ASET
1.1 Aset Lancar
427.326.458.325 693.554.877.108
692.624.084.077 317.542.011.926
457.710.283.347
Kas 427.326.458.325
693.554.877.108 692.624.084.077
317.542.011.926 457.710.283.347
13,04 1.1.1
Kas di Kas Daerah 423.307.355.289
631.000.464.438 612.839.837.356
266.393.014.834 395.181.175.177
9,49 1.1.2
Kas di Bendahara Pengeluaran 3.730.376.966
254.043.821 4.874.129
101.370.398 1.170.376.247
7,10 1.1.3
Kas di Bendahara Penerimaaan 288.726.070
229.908.523 479.702.283
943.490.966 1.133.919.165
51,29 1.1.4
Kas di Bendahara BLUD -
62.070.460.326 79.299.670.309
50.104.135.728 60.224.812.158
5,19 1.2
Setara Kas 175.000.000.000
160.000.000.000 540.000.000.000
390.000.000.000 300.000.000.000
44,52 Deposito
175.000.000.000 160.000.000.000
540.000.000.000 390.000.000.000
300.000.000.000 44,52
1.3
Piutang 40.446.160.419
57.020.492.487 42.081.263.227
385.695.021.424 444.944.587.914
21,16 1.3.1
Piutang Pajak -
- 617.732.098
428.558.165.326 539.864.832.499
13,25 1.3.2
Piutang Retribusi 35.317.529.919
53.960.630.016 38.199.269.058
71.926.372.798 89.809.182.284
34,18 1.3.3
Piutang Lainnya -
3.059.862.471 3.264.262.071
2.830.042.071 2.385.796.071
9,68 1.3.4
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara
- -
- -
- 1.3.5
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
- -
- -
- 1.3.6
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Pusat
- -
- -
- 1.3.7
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Lainnya
- -
- -
- 1.3.8
Bagian Lancar Tagihan Angsuran -
- -
- -
1.3.9 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan -
- -
- -
1.3.10 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti
Rugi 107.630.500
- -
- -
III - 15
No. Uraian
2008 Rp 2009 Rp
2010 Rp 2011 Rp
2012 Rp r
1.3.11 Piutang lainnya 5.021.000.000
- -
- -
1.3.12 Cadangan Piutang tak tertagih -
- -
-117.619.558.771 -187.115.222.939
1.4 Persediaan
62.676.045.347 80.357.680.869
85.961.633.327 141.636.261.285
88.575.244.146 15,62
1.4.1 Persediaan
62.676.045.347 80.357.680.869
85.961.633.327 141.636.261.285
88.575.244.146 15,62
Jumlah Aktiva Lancar 705.448.664.091
990.933.050.464 1.360.666.980.631
1.234.873.294.635 1.291.230.115.408
18,27 2
Investasi Jangka Panjang
2.1 Investasi Non Permanen
45.441.777.886 24.509.325.887
17.616.068.085 7.437.128.725
5.148.018.872 38,13
2.1.1 Pinjaman kepada Perusahaan Negara
- -
- -
- 2.1.2
Pinjaman kepada Perusahaan Daerah -
- -
- -
2.1.3 Pinj kepada Perusahaan Daerah Lainnya
- -
- -
- 2.1.4
Investasi dalam surat utang negara -
- -
- -
2.1.5 Investasi dalam Proyek Pembangunan
- -
- -
- 2.1.6
Investasi Non Permanen Lainnya 45.441.777.886
29.790.269.207 22.876.978.805
16.345.661.571 15.019.788.286 -23,58
2.1.7 Investasi Non Permanen Lainnya
– Diragukan tertagih
- -5.280.943.320
-5.260.910.720 -8.908.532.846
-9.871.769.414 21,35
Jumlah Investasi Non Permanen 45.441.777.886
24.509.325.887 17.616.068.085
7.437.128.725 5.148.018.872
38,13 2.2
Investasi Permanen 1.393.914.639.276
1.496.251.163.657 2.329.454.927.339
2.627.319.899.666 2.935.431.521.576
21,89 2.2.1
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1.393.914.639.276
1.496.251.163.657 2.329.454.927.339
2.627.319.899.666 2.935.431.521.576
21,89 2.2.2
Investasi Permanen Lainnya -
- -
- -
Jumlah Investasi Jangka Panjang 1.439.356.417.162
1.520.760.489.544 2.347.070.995.424
2.634.757.028.391 2.940.579.540.448 20,96
3 Aset Tetap
3.1 Tanah
8.203.692.533.733 9.164.048.725.046
9.123.002.466.987 10.895.240.717.844
10.933.715.124.551 7,76
3.1.2 Tanah
8.203.692.533.733 9.164.048.725.046
9.123.002.466.987 10.895.240.717.844
- 7,76
3.2 Peralatan dan Mesin
891.026.745.764 1.028.546.866.404
1.166.104.946.106 1.277.710.847.229
1.441.311.604.292 12,8
3.2.1 Alat-alat Berat
56.105.334.189 59.213.815.085
63.566.175.390 71.302.881.591
80.188.002.426 9,38
3.2.2 Alat-alat Angkutan
187.103.115.114 204.047.436.272
220.119.170.597 230.860.987.074
225.300.705.990 4,85
III - 16
No. Uraian
2008 Rp 2009 Rp
2010 Rp 2011 Rp
2012 Rp r
3.2.3 Alat Bengkel
23.738.599.019 39.804.245.190
44.723.934.946 58.870.654.439
65.864.632.190 30,89
3.2.4 Alat Pertanian Peternakan
13.642.456.793 16.429.971.070
19.298.645.385 21.542.041.870
25.770.300.405 17,29
3.2.5 Alat Kantor Rumah Tangga
328.483.033.931 367.346.876.406
418.075.206.759 471.044.290.526
544.865.977.296 13,50
3.2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi
34.693.825.045 43.518.832.774
49.360.005.264 53.264.466.373
60.975.860.289 15,31
3.2.7 Alat Metrologi dan GeofisikaAlat Ukur
2.914.927.165 4.206.653.825
5.634.847.003 312.503.834.093
1.539.303.980 -4,26
3.2.8 Alat-alat Kedokteran
177.898.525.825 239.189.271.903
285.126.161.906 65.721.537.080
357.246.194.337 31,84
3.2.9 Alat Laboratorium
65.165.009.383 52.974.329.579
58.119.284.556 688.775.980
77.520.199.676 5,52
3.2.10 Alat Keamanan 1.281.919.300
1.715.074.300 1.868.124.300
1.643.407.203 1.686.760.703
8,33 3.2.11 Alat Olah Raga
- 100.360.000
213.390.000 267.971.000
353.667.000 42,64
3.3
Gedung dan Bangunan 1.419.895.421.912
1.512.817.592.367 1.586.914.348.887
1.714.491.360.453 1.821.777.453.550
42,64 3.3.1
Bangunan Gedung 1.248.175.947.261
1.497.217.239.292 1.579.436.948.192
1.700.341.997.756 1.800.236.643.553
17,19 3.3.2
Bangunan Monumen 171.719.474.651
15.600.353.075 7.477.400.695
14.149.362.697 21.540.809.997
12,30 3.4
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 681.698.398.272
1.251.278.943.158 1.585.189.987.541
1.927.897.968.822 2.238.371.351.915
22,39 3.4.1
Jalan dan Jembatan 456.687.146.112
1.103.528.368.406 1.397.329.732.186
1.639.485.129.210 1.874.242.814.627
17,16 3.4.2
Bangunan Air Irigasi 152.224.874.900
120.367.511.028 152.659.195.250
251.365.489.657 316.956.393.255
29,47 3.4.3
Instalasi dan Jaringan 72.786.377.260
27.383.063.724 35.201.060.105
37.047.349.955 47.172.144.033
25,82 3.5
Aset Tetap Lainnya 38.806.963.300
40.350.635.195 44.288.844.837
36.225.682.831 33.508.917.146
-3,97 3.5.1
Buku dan perpustakaan 9.341.967.642
13.412.461.361 14.890.851.731
15.062.245.123 17.219.816.053
7,42 3.5.2
Barang Bercorak KesenianKebudayaan 5.597.725.651
5.202.498.730 6.815.313.002
7.311.621.066 7.668.415.066
11,80 3.5.3
HewanTernak dan tumbuhan 23.867.270.007
21.735.675.104 22.582.680.104
13.851.816.642 8.620.686.027
78,49 3.6
Kontruksi dalam pengerjaan 13.236.132.111
12.174.781.932 16.469.970.197
6.306.095.422 11.100.915.522 -29,21
3.6.1 Kontruksi dalam pengerjaan
13.236.132.111 12.174.781.932
16.469.970.197 6.306.095.422
11.100.915.522 -29,21 3.7
Akumulasi Penyusutan -
- -
- -
3.7.1 Akumulasi Penyusutan
- -
- -
-
Jumlah Asset Tetap 11.248.356.195.092
13.009.217.544.102 13.521.970.564.555
15.857.872.672.601 16.479.785.366.976
10,20
III - 17
No. Uraian
2008 Rp 2009 Rp
2010 Rp 2011 Rp
2012 Rp r
4. Dana Cadangan
- -
- -
- 4.1
Dana Cadangan -
- 151.593.517.977
369.727.819.616 -
1,44
Jumlah Dana Cadangan -
- 151.593.517.977
369.727.819.616 -
1,44 5.
Aset Lainnya
5.1 Tagihan Penjualan Anggaran
- -
- -
- 5.2
Tuntutan Perbendaharaan -
- -
- -
5.3 Tuntutan Ganti Rugi
- -
- -
- 5.4
Kemitraan dengan pihak ketiga -
88.205.000.000 -
- -
5.5 Aset tak berwujud
- -
- -
- 5.6
Aset Lain-lain
- 1.570.569.684
1.570.569.684 150.423.651.668
141.860.701.367 23,67
Jumlah Aset Lainnya 89.775.569.684
1.570.569.684 150.423.651.668
141.860.701.367 2,24
Jumlah Aset 13.393.161.276.345
15.610.686.653.794 17.382.872.628.271
20.247.654.466.911 21.403.447.535.936
12,52 6.
Kewajiban
6.1 Kewajiban Jangka Pendek
6.1.1 Uang Perhitungan Pihak Ketiga
12.998.743.585 2.895.137.567
- 1.286.836.955
1.197.908.139 19,76
6.1.2 Utang Bunga
- -
- -
- 6.1.3
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri –
Pemerintah Pusat -
- -
- -
6.1.4 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri
– Pemda Lainnya
- -
- -
- 6.1.5
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri –
Lembaga Keuangan Bank -
- -
- -
6.1.6 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri
– Lembaga Keu Bukan Bank
- -
- -
- 6.1.7
Bagian Lancar Utang dalam Negeri –
Obligasi -
- -
- -
6.1.8 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang
Lainnya -
- -
- -
III - 18
No. Uraian
2008 Rp 2009 Rp
2010 Rp 2011 Rp
2012 Rp r
6.1.9 Utang jangka Pendek Lainnya
148.781.834.986 165.247.865.136
437.655.060.548 407.448.918.964
252.382.713.427 32,74
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 161.780.578.571
168.143,002.703 437.655.060.548
408.735.755.919 253.580.621.566
29,89 6.2
Kewajiban Jangka Panjang
6.2.1 Utang Dalam Negeri
– Pemerintah Pusat -
- -
- -
6.2.2 Utang Luar Negeri
– Pemerintah Daerah Lainnya
- -
- -
- 6.2.3
Utang Dalam Negeri – Lembaga Keuangan
Bank -
- -
- -
6.2.4 Utang Dalam Negeri
– Lembaga Keuangan bukan Bank
- -
- -
- 6.2.5
Utang Dalam Negeri – Obligasi
- -
- -
- 6.2.6
Utang Jangka Panjang Lainnya -
- -
- -
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang -
- -
- -
Jumlah Kewajiban 161.780.578.571
168.143.002.703 437.655.060.548
408.735.755.919 253.580.621.566
29,91 7.
Ekuitas Dana Cadangan
7.1 Ekuitas dana Lancar
7.1.1 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran SILPA
588.958.731.120 850.362.509.157
1.232.139.507.665 705.308.166.992
755.371.554.796 13,41
7.1.2 Kas di Kasda Hutang Pihak Ketiga Non
SILPA -
- -
- -
7.1.3 Kas di Pengeluaran Kas Hutang Pihak
Ketiga Non SILPA -
- -
- -
7.1.4 Pendapatan yang ditangguhkan
368.983.620 297.230.384
484.576.412 947.007.979
1.140.820.412 39,87
7.1.5 Cadangan Piutang
40.446.160.419 57.020.492.487
42.081.263.227 385.695.021.424
444.944.587.914 5,45
7.1.6 Cadangan Persediaan
62.676.045.347 80.357.680.869
85.961.633.327 141.636.261.285
88.575.244.146 15,62
7.1.7 Dana yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka pendek -148.781.834.986
-165.247.865.136 -437.655.060.548
-407.448.918.964 -252.382.713.427
32,74
Jumlah Ekuitas Dana Lancar 543.668.085.520
822.790.047.761 923.011.920.083
826.137.538.716 1.037.649.495.842
13,98
III - 19
No. Uraian
2008 Rp 2009 Rp
2010 Rp 2011 Rp
2012 Rp r
7.3 Ekuitas Dana Investasi
7.3.1 Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka
Pendek 1.439.356.417.162
- -
- -
7.3.2 Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka
Panjang -
1.520.760.489.544 2.347.070.995.424
2.634.757.028.391 2.940.579.540.448
20,01 7.3.3
Diinvestasikan dalam aset Tetap 11.248.356.195.092
13.009.217.544.102 13.521.970.564.555
15.857.872.672.601 16.479.785.366.976
10,19 7.3.4
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya -
89.775.569.684 1.570.569.684
150.423.651.668 141.860.701.367
13,70 7.3.5
Dana Yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang
- -
- -
-
Jumlah Ekuitas Dana Investasi 12.687.712.612.254
14.619.753.603.330 15.870.612.129.663
18.643.053.352.660 19.562.225.608.791
13,67 7.4
Ekuitas Dana Cadangan
7.4.1 Diinvestasikan dalam dana cadangan
- -
151.593.517.977 369.727.819.616
549.991.811.737 47,60
Jumlah Ekuitas Dana Cadangan -
- 151.593.517.977
369.727.819.616 549.991.811.737
47,60 JUMLAH EKUITAS DANA
13.231.380.697.774 15.442.543.651.091
16.945.217.567.723 9.838.918.710.992
21.149.866.914.370 24,55
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA
13.393.161.276.345 15.610.686.653.794
17.382.872.628.271 20.247.654.466.911
21.403.447.535.936 12,52
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013
III - 20
Sedangkan untuk mengetahui kondisi rasio keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dilakukan analisis terhadap rasio likuiditas, solvabilitas, dan rasio
aktivitas. Secara lengkap, perkembangan rasio keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008
– 2012 dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Analisis Rasio Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2008 – 2012
No Uraian
2008 2009
2010 2011
2012
1 Rasio Likuiditas :
1.1 Rasio Lancar 4,36
5,89 3,11
3,02 5,09
1.2 Rasio Quick 3,97
5,42 2,91
2,67 4,74
2 Solvabilitas:
2.1 Rasio Total hutang terhadap Total asset 0,01
0,01 0,03
0,02 0,01
2.2 Rasio Hutang Terhadap Modal 0,01
0,01 0,03
0,02 0,24
3 Rasio Aktivitas:
3.1 Rata-rata Umur Piutang 2,96
3,12 2,73
10,34 13,27
3.2 Rata-rata Umur Persediaan hari 339,58
324,84 353,10
293,26 474,33
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013
Berdasarkan tabel di atas, rasio keuangan yang dianalisis terdiri atas rasio likuiditas, solvabilitas dan aktivitas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Rasio likuditas yang digunakan dalam analisis yaitu :
1.
Rasio Lancar Rasio lancar menunjukkan kemampuan untuk membayar hutang yang segera
harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Berdasarkan tabel di atas, Rasio lancar pada Tahun 2012 adalah sebesar 5,09. Hal ini berarti kemampuan membayar
hutang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 5 kali lebih.
2. Rasio Quick
Rasio Quick menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Berdasarkan tabel di atas, Rasio Quick pada Tahun 2012 adalah sebesar 4,74. Hal ini berarti kemampuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya sangat baik.
Sedangkan Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Rasio
Solvabilitas terdiri atas : 1.
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset menunjukkan seberapa besar
pengaruh hutang terhadap aktiva, dimana semakin besar nilainya diartikan semakin besar pula pengaruh hutang terhadap pembiayaan dan menandakan
semakin besar risiko yang dihadapi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Besar Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset pada Tahun 2012 sebesar 0,01.
Hal ini berarti pengaruh hutang terhadap aktiva sangat kecil.
2. Rasio Hutang Terhadap Modal
Rasio Hutang Terhadap Modal menunjukkan seberapa perlu hutang jika dibandingkan dengan kemampuan modal yang dimiliki, dimana semakin kecil
nilainya berarti semakin mandiri, tidak tergantung pembiayaan dari pihak
III - 21
lain. Pada Tahun 2012 Rasio Hutang Terhadap Modal Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,24. Hal ini menunjukkan bahwa nilai total hutang
berada di bawah nilai modal yang dimiliki Provinsi Jawa Tengah, semakin mandiri dan tidak tergantung pada hutang.
Rasio aktivitas merupakan perbandingan antara pendapatan daerah dengan pengeluaran pada satu periode tertentu untuk mengukur tingkat efisiensi
kegiatan operasional Pemerintah Daerah. Rasio aktivitas yang digunakan adalah rasio rata-rata umur piutang dan rasio rata-rata umur persediaan.
Rata-rata umur piutang adalah rasio untuk melihat berapa lama hari yang diperlukan untuk melunasi piutang mengubah menjadi kas. Sedangkan
rata-rata umur persediaan adalah rasio untuk melihat berapa lama hari dana tertanam dalam bentuk persediaan menggunakan persediaan untuk memberi
pelayanan publik.
Berdasarkan Tabel 3.8, rasio rata-rata umur piutang Tahun 2012 sebesar 13,27. Hal ini menunjukkan bahwa piutang yang dimiliki oleh Provinsi Jawa
Tengah cenderung meningkat yang berdampak pada meningkatnya pendapatan daerah.
Rata-rata umur persediaan Tahun 2012 sebesar 474,33 hari, hal ini menunjukkan kemampuan daerah dalam mencukupi input berupa persediaan
yang dimasukkan untuk menghasilkan output pelayanan publik dalam satu tahun relatif baik.
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2008-2013
Kebijakan pengelolaan keuangan daerah, secara garis besar tercermin pada kebijakan pendapatan, pembelanjaan serta pembiayaan APBD. Pengelolaan
keuangan daerah yang baik menghasilkan keseimbangan antara optimalisasi pendapatan daerah, efisiensi dan efektivitas belanja daerah serta ketepatan
dalam memanfaatkan potensi pembiayaan daerah.
Keuangan daerah merupakan tatanan, perangkat, kelembagaan dan kebijakan anggaran daerah. Keuangan daerah terdiri dari pendapatan, belanja
dan pembiayaan daerah yang harus dikelola secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab serta taat pada peraturan perundang-
undangan. Dalam rangka meningkatkan kinerja pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah, maka dilakukan analisis terhadap proporsi
penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan.
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran
Analisis proporsi realisasi terhadap anggaran Provinsi Jawa Tengah bertujuan untuk memperoleh gambaran realisasi dari kebijakan pembelanjaan
dan pengeluaran pembiayaan pada periode tahun anggaran sebelumnya yang digunakan untuk menentukan kebijakan pembelanjaan dan pengeluaran
pembiayaan di masa datang dalam rangka peningkatan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Belanja daerah terdiri dari : a.
Belanja Langsung : Belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari belanja pegawai, barang
dan jasa, serta belanja modal.
III - 22
b. Belanja Tidak Langsung : Belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari belanja pegawai, hibah, bantuan sosial, bagi hasil kepada kabupatenkota, bantuan
keuangan kepada kabupatenkota dan pemerintah desa serta belanja tidak terduga.
Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu lima tahun 2008
– 2012 cenderung mengalami peningkatan, baik belanja langsung maupun tidak langsung. Secara proporsional, belanja tidak langsung lebih besar
dibandingkan belanja langsung. Hal tersebut dikarenakan dalam struktur belanja tidak langsung terdapat belanja hibah, bantuan sosial, bantuan keuangan, dan
bagi hasil dengan persentase yang relatif besar.
Guna mengetahui proporsi penggunaan anggaran belanja daerah, dilakukan analisis belanja pemenuhan kebutuhan aparatur Provinsi Jawa
Tengah, sebagaimana tertuang dalam Tabel 3.9 dan Tabel 3.10.
Tabel 3.9 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2012
No Uraian
Realisasi Rp 2009
2010 2011
2012 1
Belanja Tidak Langsung
941.583.100.416 1.069.384.502.236
1.177.690.905.798 1.241.600.971.683
Gaji dan Tunjangan
941.583.100.416 1.069.384.502.236
1.177.690.905.798 1.241.600.971.683
2 Belanja
Langsung
511.683.014.880 577.568.338.947
622.880.466.339 638.228.692.478
Belanja Pegawai
213.820.985.029 209.968.578.170
203.990.528.090 318.033.644.866
Belanja Pegawai BLUD
34.599.253.348 44.949.942.850
60.247.811.000 35.729.386.259
Belanja Barang Jasa
263.262.776.503 322.649.817.927
358.642.127.249 284.465.661.353
Total Belanja 1.453.266.115.296
1.646.952.841.183 1.800.571.372.137
1.879.829.664.161
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013
Tabel 3.10 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Provinsi Jawa Tengah
No Tahun
Total Belanja Untuk Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur Rp Total Pengeluaran Belanja +
Pembiayaan Pengeluaran Rp
Persentase
1 2008
N.A N.A
N.A 2
2009 1.453.266.115.296
5.530.115.159.945 26,28
3 2010
1.646.952.841.183 6.298.533.770.059
26,15 4
2011 1.800.571.372.137
8.081.437.429.030 22,28
5 2012
1.879.829.664.161 11.646.844.105.134
16,14 Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013
Pada Tabel 3.9 digambarkan bahwa belanja pemenuhan kebutuhan aparatur selama Tahun 2008
– 2012 mengalami peningkatan seiring dengan kebijakan kenaikan gaji setiap tahun. Namun, pada Tabel 3.10 digambarkan
bahwa selama Tahun 2008 – 2012 proporsi belanja pemenuhan kebutuhan