Pendidikan Menengah 1 Angka Partisipasi Sekolah
II - 66
tingginya biaya pendidikan pada jenjang pendidikan menengah, selain itu keberadaan pendidikan menengah secara geografis jauh dari pemukiman
penduduk serta jumlah sekolah menengah relatif sedikit. Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah APS pada jenjang pendidikan menengah dapat
dilihat pada Gambar 2.26.
Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2012
Gambar 2.26 Angka Partisipasi Sekolah pada Jenjang Pendidikan Menengah
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012
Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, APS SMASMKMA, Provinsi Jawa Tengah menempati posisi ke-5 dan masih lebih rendah
dibandingkan dengan APS nasional, sebagaimana terlihat pada Tabel 2.58.
Tabel 2.58. Angka Partisipasi Sekolah APS SMASMKMA
Provinsi di Pulau Jawa dan Nasional Tahun 2012
No Provinsi
APS
1 Banten
58,58 2
Jawa Barat 55,69
3 DKI Jakarta
60,81
4 Jawa Tengah
58,56
5 DIY
80,22 6
Jawa Timur 61,68
Nasional 61,06
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012
2 Rasio Ketersediaan SekolahPenduduk Usia Sekolah
Selama kurun waktu 2008 - 2012 ketersediaan SMASMKMA menga- lami peningkatan, sedangkan untuk jumlah penduduk usia sekolah yang
perkembangan mengalami penurunan, sebagaimana pada Tabel 2.59.
II - 67
Tabel 2.59. Jumlah Sekolah dan Jumlah Penduduk Usia Sekolah SMASMKMA
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012
Uraian Tahun
2008 2009
2010 2011
2012
Jumlah SMA SMK MA
2.172 2.309
2.458 2.513
3.407 Jumlah penduduk
usia 16-18 th 1.647.632
1.623.463 1.547.110
1.505.602 1.545.555 Rasio
SMASMKMA per 10.000 penduduk
Usia 16 – 18 tahun
13,18 14,22
15,89 16,69
22,04 Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2012
Berdasarkan data di atas rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan menengah mengalami peningkatan yaitu dari 13,18 pada Tahun
2008 menjadi 22,04 per 10.000 penduduk usia 16-18 tahun pada Tahun 2012. Rasio ideal mendekati angka 30 sehingga kondisi tersebut belum ideal.
3 Rasio Guru terhadap Murid
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru per 10.000 jumlah murid berdasarkan tingkat pendidikan. Rasio ini mengindikasikan
ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pembelajaran.
Selama kurun waktu Tahun 2008 - 2012 rasio ketersediaan guru per 10.000 murid SMASMKMA di Jawa Tengah cenderung membaik, yaitu dari
13,26 menjadi 10,27, sebagaimana Tabel 2.60.
Tabel 2.60. Rasio Guru terhadap Murid SMASMKMA
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012
Jenjang Pendidikan
SMASMKMA Tahun
2008 2009
2010 2011
2012
Jumlah guru 67.429
71.173 90.090
101.656 103.187
Jumlah murid 894.073
934.743 985.942
1.105.319 1.060.257
Rasio 13,26
13,13 10,94
9,99 10,27
Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, 2013
4 Rasio guru terhadap murid per kelas rata-rata
Rasio gurumurid per kelas rata-rata adalah perbandingan antara jumlah guru per kelas dengan jumlah murid dalam satuan pendidikan
tertentu, secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 2.61.
Tabel 2.61. Rasio Guru dan Murid Jenjang SMASMKMA
di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012
Jenjang Pendidikan SMASMKMA
Tahun 2008
2009 2010
2011 2012
Jumlah kelas 25.375
26.144 26.307
27.966 31.092
Rasio gurumurid per kelas rata-rata
6,65 5,56
5,18 4,57
4,17 Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012
II - 68