Kontribusi sektor industri terhadap PDRB

II - 163 Tabel 2.192. Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Juta Rupiah No Kontribusi Terhadap PDRB Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Nilai total PDRB 367.135.954,90 397.903.943,75 444.666.007,00 498.763.824,16 556.479.872,13 2 Nilai Sektor Industri 125.006.771,42 130.352.154,42 146.132.837,5 9 165.850.520,22 182.715.245,06 3 Kontribusi 34,05 32,76 32,86 33,25 32,83 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah,2013

b. Pertumbuhan Industri

Pertumbuhan Industri besar sejak Tahun 2008 sebesar 498 unit tumbuh menjadi sebesar 554 unit pada Tahun 2012. Industri Kecil dan Menengah pada Tahun 2008 sebesar 320.411 unit meningkat menjadi sebesar 335.673 unit pada Tahun 2012 yang ditunjukkan pada Tabel 2.193. Tabel 2.193. Pertumbuhan Industri Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Jenis Industri Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Besar 498 501 495 528 554 2 Kecil dan Menengah 320.411 320.590 320.770 319.689 335.673 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, 2013

c. Pengembangan Klaster Industri

Pembinaan industri dengan pendekatan klaster industri sejak Tahun 2008-2012 mengalami perkembangan yang baik, dari Tahun 2008- 2010 sebanyak 6 klaster, untuk Tahun 2011 sebanyak 7 klaster dan Tahun 2012 sebanyak 5 klaster. Fokus pengembangan klaster yaitu klaster logam mesin, tekstil; klaster komponen otomotif, elektronika dan aneka; serta klaster agro, kimia dan hasil hutan ditunjukkan pada Tabel 2.194. Tabel 2.194. Pengembangan Klaster Industri di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Jenis industri Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah Klaster Logam,Mesin, Tekstil 1 3 2 2 Jumlah Klaster Komponen Otomotif, elektronika Aneka 3 1 2 4 3 Jumlah Klaster agro, kimia hasil hutan 2 2 2 3 5 4 Pengembangan Klaster Industri 6 6 6 7 5 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, 2013 II - 164

d. Cakupan Bina Kelompok Pengrajin

Cakupan kelompok pengrajin industri yang mendapat bantuan peralatan sebanyak 115 paket pada Tahun 2008 meningkat menjadi 230 paket pada Tahun 2012 yang ditunjukkan pada Tabel 2.195. Tabel 2.195. Jumlah Bina Kelompok Pengrajin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah kelompok pengrajin yang mendapat bantuan paket 115 73 127 210 230 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, 2013

e. Pengembangan Kelembagaan Usaha Industri

Dalam pengembangan kelembagaan usaha sektor industri sejak Tahun 2008 - 2012 tidak mengalami perubahan, yaitu sebanyak 3 lembaga industri meliputi Pokja Industri pada FPESD, Dekranasda, dan Mitra Praja Utama.

8. Transmigrasi a. Sinkronisasi antar wilayah dalam penyelenggaraan transmigrasi di 19

provinsi lokasi transmigrasi di luar Jawa U paya sinkronisasi antar wilayah dalam penyelenggaraan transmigrasi dilakukan melalui kerjasama antara daerah transmigrasi. Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi lahan transmigrasi yang ideal yaitu 2C clean and clear dan 4L Layak huni, Layak berkembang, Layak usaha, dan Layak lingkungan bagi calon transmigran, telah dilakukan upaya- upaya kerjasama antar daerah di 19 provinsi lokasi transmigrasi diluar Jawa yaitu Provinsi Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

b. Nota kesepakatan kerjasama antar wilayah dalam pengembangan kawasan transmigrasi

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan koordinasi dan fasilitasi dengan daerah calon penerima transmigran agar dapat segera merealisasikan MoU yang telah disepakati, yaitu sampai dengan Tahun 2012 sebanyak 349 naskah di 19 provinsi luar Jawa.

c. Capaian Pengiriman Transmigran

Realisasi pengiriman transmigran sampai dengan Tahun 2012 mencapai sebesar 3.796 KK 50,61 dari target RPJMD Tahun 2008 - 2013 sebanyak 7.500 KK, tidak tercapainya target karena kuota yang disediakan oleh Pemerintah Pusat sangat terbatas dan tidak sebanding