Jumlah pekerjaburuh sektor non formal yang menjadi peserta program Jamsostek

II - 116 dengan Tahun 2012 masih terdapat sebanyak 20,66 koperasi yang tidak aktif. Kabupatenkota dengan persentase koperasi aktif paling rendah adalah Kabupaten Pati, Tegal dan Kendal. Secara umum tingkat keaktifan koperasi dipengaruhi oleh keaktifan pengurus dalam melakukan pengelolaan koperasi. Terdapat pula koperasi yang dibentuk karena adanya bantuan yang mengharuskan kelompok membentuk koperasi, sehingga pasca penerimaan bantuan, koperasi tidak lagi aktif dalam mengem- bangkan usaha koperasi. Perkembangan tingkat keaktifan koperasi dapat dilihat pada Tabel 2.125. Tabel 2.125. Persentase Koperasi Aktif di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No. Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah Koperasi 17.618 25.076 25.427 26.346 26.857 2 Jumlah Koperasi aktif unit 12.426 19.850 19.617 20.571 21.308 3 Persentase koperasi aktif 70,53 79,16 77,15 78,08 79,34 Sumber : Dinas Koperasi UMKM Provinsi Jawa Tengah, 2013 Pengelolaan KSP yang baik dapat dilihat dari capaian indikator persentase koperasi sehat. Persentase koperasi sehat di Jawa Tengah pada Tahun 2012 sebesar 8,54. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam sangat rendah, sehingga memerlukan pembinaan khususnya dalam pengelolaan keuangan koperasi. Perkembangan tingkat kesehatan koperasi di Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.126. Tabel 2.126. Jumlah Koperasi Sehat KSPUSP di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah koperasi simpan pinjam KSPUSP 15.285 16.157 19.129 19.881 20.296 2 Jumlah koperasi sehat unit - 40 189 116 1.733 3 Persentase koperasi sehat - 0,25 0,99 0,58 8,54 Sumber : Dinas Koperasi UMKM Provinsi Jawa Tengah, 2013 Jumlah usaha mikro kecil dan menengah di Jawa Tengah sampai dengan Tahun 2012 mencapai sebanyak 3.792.071 unit. Dalam rangka pemberdayaan UMKM, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan pembinaan UMKM. Jumlah UMKM yang telah dibina menunjukkan peningkatan dari sebanyak 64.294 unit pada Tahun 2008 menjadi 80.583 unit pada Tahun 2012. Penyerapan tenaga kerja dari UMKM juga meningkat dari sebesar 264.762 orang pada Tahun 2008 menjadi sebanyak 345.622 orang pada Tahun 2012. Aset UMKM juga meningkat dari sebesar 3.976 Milyar pada tahun 2008 menjadi 6.816 Milyar pada Tahun 2012. II - 117 Omset mengalami peningkatan dari sebesar 9.527 Milyar pada Tahun 2008 menjadi 18.972 Milyar pada Tahun 2012. Secara rinci data UMKM binaan Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.127. Tabel 2.127. Data UMKM Binaan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Uraian Satuan 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah UMKM unit 64.294 65.878 67.616 70.222 80.583 ProduksiNon Pertanian unit 20.343 20.682 21.205 23.374 26.171 Pertanian unit 8.305 9.385 9.775 10.097 13.242 Perdagangan unit 28.007 28.172 28.247 28.362 32.055 Jasa unit 7.639 7.639 8.389 8.389 9.115 2 Penyerapan Tenaga Kerja orang 264.762 278.000 285.335 293.877 345.622 3 Asset Rp. Milyar 3.976 4.334 4.448 5.266 6.816 4 Omzet Rp. Milyar 9.527 10.194 10.463 14.476 18.972 Sumber : Dinas Koperasi UMKM Provinsi Jawa Tengah, 2013 Dalam rangka pengembangan UMKM diperlukan dukungan kredit perbankan. Penyaluran kredit bagi UMKM dapat dilihat dari realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat KUR. Perkembangan realisasi KUR di Jawa Tengah dalam kurun waktu Tahun 2008 - 2012 menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan,dari sebesar Rp 1.955 Milyar pada Tahun 2008 menjadi sebesar Rp. 11.960 Milyar pada Tahun 2012. Pada kurun waktu yang sama jumlah UMKM yang mengakses KUR juga mengalami peningkatan dari sebanyak 367.553 UMKM menjadi 1.784.123 UMKM. Perkembangan realisasi KUR di Jawa Tengah yang disalurkan melalui 7 bank pelaksana dapat dilihat pada Tabel 2.128. II - 118 Tabel 2.128. Realisasi KUR Menurut Bank Pelaksana di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 NO BANK PELAKSANA TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 UMKM REALISASI Milyar UMKM REALISASI Milyar UMKM REALISASI Milyar UMKM REALISASI Milyar UMKM REALISASI Milyar 1 BANK MANDIRI 112 30.035.089.130 134 32.955.578.260 466 94.753.078.260 844 256.804.121.630 2.019 507.154.121.630 2 BRI 365.270 1.636.399.129.400 471.710 2.084.642.024.893 902.047 3.873.897.521.800 1.177.574 5.348.223.321.900 1.510.391 8.379.574.423.118 3 BNI 1.698 177.418.970.835 1.730 182.652.060.835 4.578 273.538.163.800 13.897 628.314.122.962 54.348 1.300.668.773.279 4 BANK BUKOPIN 257 70.201.964.793 260 70.500.000.100 562 88.238.997.499 842 112.685.540.635 842 112.685.540.635 5 BANK SYARIAH MANDIRI 74 23.928.100.000 112 35.270.100.000 269 79.528.047.459 496 88.310.447.459 3.841 164.731.818.831 6 BTN 142 17.347.150.000 242 21.990.072.382 1.419 74.876.809.547 2.443 121.840.274.734 3.394 248.747.091.311 7 BANK JATENG - - - - 5.468 310.970.501.000 12.732 748.500.293.061 20.502 1.246.754.668.061 JUMLAH 367.553 1.955.330.404.158 474.188 2.428.009.836.470 914.809 4.795.803.119.365 1.208.828 7.304.678.122.381 1.595.337 11.960.316.436.865 Sumber : Dinas Koperasi UMKM Provinsi Jawa Tengah, 2013 II - 119

16. Penanaman Modal

Kinerja pembangunan pada urusan penanaman modal digambarkan melalui indikator antara lain jumlah investor PMA dan PMDN; persetujuan proyek dan nilainya serta realisasi investasi; serta rasio daya serap tenaga kerja. Jumlah investor yang menanamkan modalnya pada Tahun 2008- 2012 menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Jumlah investor PMA dan PMDN tertinggi terjadi pada Tahun 2011, sebanyak 43 investor. Perkembangan jumlah investor di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.129. Tabel 2.129. Jumlah Investor PMDN dan PMA di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 Berdasarkan Izin Usaha Tahun Jumlah Investor Perusahaan PMA PMDN Jumlah 2008 10 28 38 2009 3 27 30 2010 9 16 25 2011 16 27 43 2012 13 17 30 Sumber: BPMD ProvinsiJawa Tengah, 2013 Persetujuan proyek, nilai dan realisasi berfluktuasi dari tahun ke tahun. Realisasi investasi PMA dan PMDN di Jawa Tengah dari Tahun 2008-2010 mengalami peningkatan dari sebesar Rp.2,716 Trilyun, menjadi sebesar Rp.8,320 Trilyun pada Tahun 2010. Namun demikian, terjadi penurunan nilai investasi pada Tahun 2011 menjadi sebesar Rp.6,414 Trilyun dan Tahun 2012 menjadi Rp.2,993 Triliun. Realisasi jumlah proyek di Jawa Tengah berfluktuasi disebabkan oleh pertimbangan-pertimbangan tertentu dari investor antara lain yang terkait dengan ketersediaan lahan, infrastruktur penunjang, kesiapan masyarakat menerima investasi, implementasi regulasi di tingkat pusatprovinsi kabupatenkota. Perkembangan nilai investasi di Jawa Tengah Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.130. Tabel 2.130. Jumlah Nilai Investasi PMDN dan PMA di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun Persetujuan Realisasi Izin Usaha Tetap Jumlah Proyek Nilai Investasi Trilyun Jumlah Proyek Nilai Investasi Trilyun 2008 86 22,312 50 2,716 2009 81 48,037 36 3,510 2010 125 7,242 46 8,320 2011 166 26,698 64 6,414 2012 131 55,808 48 2,993 Sumber: BPMD ProvinsiJawa Tengah, 2013 Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam PMA dan PMDN dari tahun ke tahun berfluktuasi dan cenderung meningkat. Demikian pula rasio daya II - 120 serapnya dari sebesar 396 orang per perusahaan pada Tahun 2008 menjadi sebanyak 1.511 pada Tahun 2012, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.131. Tabel 2.131. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah tenaga kerja pada perusahaan PMAPMDN 15.052 6.885 12.794 19.785 45.322 Jumlah seluruh PMAPMDN 38 30 25 43 30 Rasio daya serap tenaga kerja 396 230 512 460 1.511 Sumber: BPMD ProvinsiJawa Tengah, 2013. Nilai realisasi PMDN Tahun 2009 nilai PMDN sebesar Rp.2.570,34 milyar, meningkat sebesar 92,34 dari Tahun 2008. Pada Tahun 2010 realisasi meningkat dari Rp.2.825,40 milyar dari Tahun 2009, namun persentase peningkatan menurun menjadi 9,92 . Realisasi Tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar Rp.6.430 milyar 127,58 dari Tahun 2010. Sedangkan realisasi Tahun 2012 mengalami penurunan menjadi Rp.1.633,95 milyar dengan penurunan persentase sebesar 74,59 . Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.132. Tabel 2.132. Nilai Realiasasi PMDN dan Pertumbuhan Realisasi PMDN Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Nilai Realisasi PMDN Rp.Milyar 1.336,34 2.570,34 2.825,40 6.430,00 1.633,95 Pertumbuhan realisasi PMDN 383,36 92,34 9,92 127,58 74,59 Peningkatan dan penurunan realisasi investasi secara umum dipengaruhi oleh: 1 faktor internal : regulasi, infrastruktur ketersediaan kawasan industri, sarana dan prasarana, bahan baku, upah buruh, kemudahan perizinanpelayanan investasi dan promosi investasi, kualifikasikompetensi SDMtenaga kerja; 2 faktor eksternal : suku bunga kredit investasi, tingkat money policy, nilai tukar, inflasi, stabilitas polhukkam, peluang pasarusaha, kebijakan nasional dan perekonomian global. Dalam hal pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM bidang penanaman modal, Provinsi Jawa Tengah telah menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari 7 indikator SPM yang ditargetkan untuk dicapai pada Tahun 2014, sejumlah 6 indikator telah tercapai bahkan melampaui target hingga 2012. Perkembangan capaian target SPM penanaman modal dapat dilihat pada Tabel 2.133. II - 121 Tabel 2.133. Pencapaian Target Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No. Indikator Target SPM 2014 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Tersedianya Informasi Peluang Usaha Sektor Bidang Usaha Unggulan sektor bidang usahatahun 1 - - - - 1 2 Jumlah Fasilitasi Kerjasama Kemitraan UMKM dan Koperasi dengan Pengusaha NasionalAsing kali tahun 1 3 3 3 4 6 3 Jumlah Promosi Peluang Penanaman Modal provinsi kalitahun 1 3 3 5 4 6 4 Terselenggaranya pelayanan perizinan dan non perizinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu PTSP di Bidang Penanaman Modal: Pendaftaran Penanamanan Modal Dalam Negeri, Izin prinsip Penanamanan Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanamanan Modal Dalam Negeri, Perpanjangan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing RPTKA, Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing IMTA yang bekerja lebih di 1 satu kabupatenkota sesuai kewenangan pemerintah provinsi . 100 - - - 60 60 5 Terselenggaranya bimbingan Pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal kepada masyarakat dunia usaha kalikali 1 2 2 2 2 2 6 Terimplementasikannya Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik SPIPISE 100 - - - 75 75 7 Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha kali 1 2 2 2 3 3 Sumber: BPMD ProvinsiJawa Tengah, 2013 Dalam rangka mendorong kinerja urusan penanaman modal, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menyusun Rencana Umum Penanaman Modal Provinsi Tahun 2012 - 2025 sebagaimana ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 51 Tahun 2012. Selanjutnya, untuk meningkatkan pelayanan publik telah dibentuk Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Terpadu Satu Pintu UPT PTSP pada Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 74 Tahun 2012. Keberadaan UPT PTSP dimaksud, diharapkan dapat memberikan kemudahaan bagi para investor dalam pengurusan perizinan dan non perizinan. Pada Tahun 2012, jumlah perizinan yang telah dilayani sesuai II - 122 dengan SPM yaitu Izin Prinsip dan Izin Usaha Baru, Perluasan, Perubahan, Penggabungan. Sedangkan pelayanan non perizinan meliputi : Angka Pengenal Importir Produsen APIP, perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing IMTA, dan perpanjangan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing RPTKA masih dilakukan oleh instansi teknis. Diharapkan mulai Tahun 2014 pelayanan non perizinan tersebut dapat dilayani oleh UPT PTSP. Kegiatan penanaman modal di Jawa Tengah juga didukung oleh adanya Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu PTSP di 35 kabupatenkota.

17. Kebudayaan

Pembangunan kebudayaan pada hakekatnya diarahkan pada upaya untuk mewujudkan ketahanan budaya. Ketahanan budaya sangat diperlukan, mengingat semakin pesatnya arus globalisasi akan membawa konsekuensi terjadinya ekspansi seni dan budaya global yang dapat mempengaruhi kelestarian budaya daerah. Guna mewujudkan ketahanan budaya, pada kurun waktu 2008-2012 telah dilaksanakan berbagai kegiatan antara lain berupa penyelenggaraan festival seni dan budaya berkisar antara 7 hingga 8 kali penyelenggaraan, dengan jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya relatif sama untuk setiap tahunnya. Meskipun pengelolaan cagar budaya merupakan kewenangan pemerintah pusat, namun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memberikan kontribusi positif dengan melakukan pelestarian cagar budaya candi, situs, dari total sebanyak 199 buah Tahun 2012 telah dilestarikan sebanyak 12 lokasi 6,03 melalui kegiatan berupa optimalisasi 56 candi, 143 situs dan 48 museum serta 5.162 benda cagar budaya bergerak dan 1.783 benda cagar budaya tidak bergerak. Selanjutnya untuk mening- katkan kecintaan terhadap cagar budaya dan museum telah dilaksanakan Tahun Kunjungan Museum dengan jumlah pengunjung museum sebanyak 379.357 orang Tahun 2010, 996.320 orang Tahun 2011 dan 1.201.642 orang Tahun 2012. Sepanjang Tahun 2008-2013 telah pula diselenggarakan kegiatan seni budaya antara lain Borobudur International Festival, Pencanangan Visit Jateng Years 2013, Festival Seni dan Budaya. Kemudian dalam rangka peningkatan pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan nilai-nilai budaya daerah telah dilakukan kegiatan jelajah budaya, kemah budaya, serta pembinaan dan peningkatan budi pekerti. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.134. Tabel 2.134. Perkembangan Seni, Budaya dan Permuseuman Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah penyelenggaraan festival seni dan budaya 8 kali 7 kali 7 kali 8 kali 8 kali 2 Jumlah sarana penyelenggaraan seni dan budaya 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi 2 lokasi II - 123 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 3 Jml cagar budaya candi, situs 198 198 198 198 199 4 Jml cagar budaya yang dilestarikan candi, situs - 13 lokasi 12 lokasi 10 lokasi 12 lokasi 5 Jumlah Museum 43 43 43 48 48 6 Jumlah Pengunjung Museum - - 379.357 996.320 1.201.642 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, 2013

18. Kepemudaan dan Olahraga

Dalam rangka pembangunan bidang kepemudaan, pada Tahun 2008- 2012 telah dilakukan kegiatan kepemudaan sebanyak 54 kegiatan. Selain itu guna meningkatkan wawasan dan rasa kebangsaan generasi muda dilakukan beberapa upaya, salah satunya melalui pelatihan dan pengembangan Generasi Muda, dengan capaian kegiatan dari Tahun 2008 hingga 2012 cenderung fluktuatif. Guna mendorong peran serta aktif dan partisipasi pemuda dalam pelaksanaan pembangunan dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan pemuda, telah dilakukan kegiatan kewirausahaan kepemudaan, melalui pembentukan kelompok kewirausahaan pemuda yang dilakukan mulai Tahun 2010. Sampai dengan Tahun 2012 telah terbentuk 60 kelompok kewirausahaan pemuda. Pelaksanaan kegiatan kepemudaan tersebut difasilitasi melalui pembentukan organisasi kepemudaan, pada Tahun 2012 telah terbentuk 55 organisasi kepemudaaan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.135. Tabel 2.135. Perkembangan Kepemudaan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah Organisasi Kepemudaan yang difasilitasi dalam pelatihan kepemimpinan, manajemen dan perencanaan program 55 55 72 72 72 2 Pelatihan dan pengembangan generasi muda 4.185 5.370 10.000 3.493 3.500 3 Jumlah kegiatan kepemudaan 12 keg 12 keg 9 keg 11 keg 10 keg 4 JumlahKelompokKewirausahaan Pemuda 10 25 25 Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah, 2013 Pada bidang keolahragaan kinerja pembangunan diwadahi melalui organisasi olahraga dan sampai dengan Tahun 2012 telah terbentuk 54 organisasi dalam bentuk Pengurus Cabang Olah Raga. Kurun waktu Tahun 2008 – 2012 klub olahraga dan gedung olahraga serta kegiatan olahraga semakin meningkat, sedangkan untuk organisasi olahraga jumlahnya tidak mengalami perubahan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.136. II - 124 Tabel 2.136. Perkembangan Olahraga di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No. Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah Organisasi Olahraga - 54 54 54 54 2 Jumlah Kegiatan Olahraga 20 keg 23 keg 23 keg 23 keg 27 keg Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah, 2013.

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri a. Kondusivitas Wilayah

Kondusivitas daerah di Jawa Tengah selama kurun waktu 2008 - 2012 secara umum menunjukkan situasi yang aman dan tertib, meskipun masih terjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, antara lain aksi teroris, kerusuhan 72 kasus, konflik sosial 1.430 kasus, unjuk rasa 2.000 kejadian, serta masih adanya paham radikal dan aliran sesat, sebagaimana Tabel 2.137 dan Tabel 2.138. Tabel 2.137. Unjuk Rasa Berdasarkan Kelompok di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 NO KELOMPOK MASSA TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 1 PELAJAR 4 45 9 2 MAHASISWA 135 101 123 80 167 3 BURUH 52 70 51 72 73 4 MASYARAKAT 245 151 197 174 251 JUMLAH 436 367 380 326 491 Sumber : Polda Jawa Tengah, 2013 Tabel 2.138. Unjuk Rasa Berdasarkan Tuntutan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No. TUNTUTAN TAHUN 2008 2009 2010 2011 2012 1 IDEOLOGI 2 3 2 2 POLITIK 59 44 72 31 4 3 EKONOMI 75 122 93 103 73 4 SOSBUD 266 93 118 137 378 5 HUKAM 36 106 94 53 36 JUMLAH 436 367 380 326 491 Sumber : Polda Jawa Tengah,2013 Di samping itu, tingkat kriminalitas ditunjukkan melalui Jumlah Tindak Pidana crime total sebanyak 92.902 kasus dan Tindak Pidana Menonjol crime index yang terdiri dari curat, curas, curanmor, pembakaran, penganiayaan, pembunuhan, uang palsu, II - 125 narkoba, kenakalan remaja dan pemerkosaan sebanyak 43.128 kasus. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.139. Tabel 2.139. Jumlah Tindak Pidana dan Tindak Pidana Menonjol di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Tahun Jumlah Tindak Pidana Tindak Pidana Menonjol Lapor Selesai Lapor Selesai 1 2008 17.008 12.945 7.738 5.357 2 2009 17.391 12.850 7.857 5.246 3 2010 19.645 12.700 8.948 6.117 4 2011 19.764 10.708 8.971 5.186 5 2012 19.094 12.039 9.614 4.926 J U M L A H 92.902 61.242 43.128 26.832 Sumber : Polda Jawa Tengah, 2013

b. Politik

Kondisi politik Jawa Tengah dapat digambarkan melalui pelaksanaan Pemilu Presiden, Pemilu Legislatif, serta Pemilukada yang berjalan tertib dan demokratis tanpa disertai pengerahan massa yang berujung tindakan anarkis. Tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Tahun 2008 sebesar 58,46 turun menjadi 55,73 pada Tahun 2013. Selanjutnya untuk tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada dikabupatenkota selama kurun waktu Tahun 2008-2012, tertinggi adalah Kota Salatiga 82,06 dan terendah Kabupaten Pemalang 56,74. Pada Tahun 2009 tingkat partisipasi pemilih Pileg DPRDPRD sebesar 71,26 dan Pilpres sebesar 71,01.Upaya peningkatan partisipasi pemilih dilakukan melalui pendidikan politik sebagaimana Tabel 2.140. Tabel 2.140. Pendidikan Politik Masyarakat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No. KEGIATAN TAHUNkegiatan 2008 2009 2010 2011 2012 1. Pendidikan politik bagi elemen masyarakat 1 35 6 9 6 2. Penguatan sistem dan implementasi kelembagaan parpol - 10 3 4 4 3. Penguatan budaya dan etika politik masyarakat 1 6 4 4 4 JUMLAH 2 51 13 17 14 Sumber : Badan Kesbangpolinmas Provinsi Jawa Tengah,2013

c. Demokrasi

Kondisi demokrasi di Jawa Tengah dapat dilihat dari Indeks Demokrasi Indonesia IDI yang diukur melalui 3 aspek, yaitu kebebasan sipil civil liberty, hak-hak politik political rights, dan kelembagaan II - 126 demokrasi democratic institution terdiri dari 11 variabel dan 28 indikator. Skor IDI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 sebesar 66,45 mengalami penurunan pada Tahun 2010 menjadi 63,42, namun demikian pada Tahun 2011 meningkat menjadi 65,59. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.141. Tabel 2.141. Indeks Demokrasi Indonesia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2011 No. AspekVariabel Tahun Skor 2009 2010 2011

I. Kebebasan Sipil

86,48 84,83 84,05 1. Kebebasan Berkumpul dan Berserikat 78,75 55,00 51,88 2. Kebebasan Berpendapat 50,02 0,00 74,97 3. Kebebasan Berkeyakinan 93,22 93,22 86,44 4. Kebebasan dari Diskriminasi 86,93 100,00 93,05 II. Hak-Hak Politik