IV-14
percepatan pembangunan menuju masyarakat sejahtera dapat terwujud.
2 Kesenjangan Wilayah
Kesenjangan wilayah digambarkan dengan Indeks Williamson yang menunjukkan angka mendekati 1, yang artinya kesenjangan
wilayah di Jawa Tengah masih cukup tinggi dan menjadi kelemahan dalam proses pembangunan Jawa Tengah ke depan. Kesenjangan
wilayah di sini, ditunjukkan dengan ketidakmerataan penyebaran penduduk, sumber-sumber ekonomi, infrastruktur, serta sarana sosial
yang mendukung kehidupan masyarakat seperti sarana pendidikan dan kesehatan.
Hal ini juga terjadi disebabkan oleh luasnya wilayah Jawa Tengah, tetapi tidak didukung dengan kebijakan pembangunan wilayah yang
adil, hingga ke pelosok daerah. Keterbatasan anggaran juga menjadi kendala
dalam upaya
pengembangan wilayah
sebagai upaya
pengurangan kesenjangan wilayah, terutama kesenjangan wilayah antara Pantura dan Pansela, serta wilayah timur dan barat. Untuk itu,
perlu penyikapan yang baik dan konsisten guna memberikan solusi terbaik, dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan Jawa
Tengah untuk masyarakat secara adil dan merata.
3 Birokrasi
Disharmonis kebijakan pemerintah antara Pemerintah Pusat dan Daerah, menjadi kendala besar dalam proses membangun Jawa Tengah.
Di era otonomi daerah, masih terdapat kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang tidak sinergis. Hal ini antara lain disebabkan belum
kewenangan penanganan untuk beberapa urusan pembangunan pada masing-masing tingkatan pemerintahan.
Selain itu kualitas sumber daya aparatur pemerintah yang belum memadai menjadi salah satu penyebab produk kebijakan pemerintah
yang kurang efektif. Disisi lain penetapan kebijakan anggaran yang kurang
proporsional dan
belum sepenuhnya
mencerminkan keberpihakan kepada masyarakat, menjadi kendala dalam mewujudkan
kesejahteraan masyarakat sebagai tujuan hakiki dari pelaksanaan pembangunan.
2. Eksternal a. Peluang Opportunity
1 Ekonomi Global
Terbukanya pasar bebas di era globalisasi baik regional maupun internasional, seperti ASEAN Economic Community AEC dan ASEAN
China Free Trade Area ACFTA, menjadi potensi dan peluang untuk meningkatkan perekonomian nasional dan daerah. Peluang akses pasar
untuk produk-produk Indonesia termasuk Jawa Tengah terbuka cukup besar, terutama ke Cina, yang berpenduduk lebih besar dari Eropa.
Sementara dengan diberlakukannya AEC 2015, maka peluang kerja- sama perdagangan serta pintu pasar dengan negara-negara ASEAN juga
semakin terbuka bebas.
IV-15
Dengan semakin terbukanya peluang dan pangsa pasar global, serta diiringi kebutuhan akan produk-produk yang hanya dihasilkan di
Indonesia, maka peluang Jawa Tengah untuk meningkatkan nilai tambah pada produk lokal dan khas juga semakin tinggi. Peluang inilah
yang harus bisa ditangkap dan dimanfaatkan oleh Jawa Tengah, guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.
2 Perkembangan Teknologi
Teknologi saat ini telah menguasai dunia. Dengan teknologi yang semakin maju dan tak terbatas, terutama teknologi informasi,
menjadikan akses informasi ke seluruh belahan dunia mudah didapatkan. Hal ini menjadi peluang besar bagi Indonesia dan Jawa
Tengah pada khususnya, guna mempromosikan produk barang dan jasa lokal ke seluruh mancanegara.
Selain itu, sejalan dengan kemajuan teknologi di berbagai bidang pembangunan lainnya, juga merupakan peluang untuk meningkatkan
efisiensi, efektivitas serta produktivitas produk-produk lokal, sehingga mampu memberikan nilai tambah dan mengembangkan varian produk-
produk lokal yang mampu bersaing di pasar global.
b. Ancaman Threat 1 Globalisasi
Globalisasi sebagai sebuah bentuk proses interaksi antar individu dan negara tanpa dibatasi wilayah teritorial administratif, tidak hanya
membuka peluang positif bagi relasi Indonesia dengan negara-negara lainnya di dunia, tetapi juga memberikan ekses negatif bagi perkem-
bangan karakter dan budaya bangsa. Selain itu, globalisasi kerap menjadi sumber pemiskinan ekonomi suatu negara, apabila tidak
dibarengi dengan proteksi yang kuat dari negara tersebut.
Kondisi yang terjadi saat ini, krisis Eropa belum menemui titik terang serta perekonomian AS belum sepenuhnya pulih. Hal ini akan
berdampak pada ekonomi dunia yang semakin sulit diprediksi. Disamping itu, dengan berlakunya AEC perlu diwaspadai dampak
negatif yang mungkin muncul, antara lain membanjirnya produk- produk negara-negara anggota ASEAN. Jika hal ini tidak disikapi
dengan upaya-upaya pengamanan dan perlindungan produk dalam negeri secara bijak, maka tidak menutup kemungkinan AEC dapat
mengancam perekonomian Indonesia terutama di daerah.
2 Perubahan Iklim
Fenomena perubahan iklim merupakan fenomena global yang dapat mengancam penghidupan dan kehidupan manusia. Perubahan
iklim yang terjadi di Indonesia umumnya ditandai adanya perubahan temperatur rerata harian, pola curah hujan, tinggi muka laut, dan
variabilitas iklim misalnya El Niño, La Niña dan Indian Dipole. Perubahan ini memberi dampak serius terhadap berbagai sektor di
Indonesia, misalnya kesehatan, pertanian, perekonomian dan lain-lain.
Anomali cuaca
tersebut mempengaruhi
produksi dan
produktivitas pertanian, yang berdampak pada upaya meningkatkan dan memantapkan ketersediaan pangan. Selain itu di wilayah pesisir,
IV-16
fenomena perubahan iklim menjadi ancaman hebat karena berpengaruh terhadap kenaikan suhu air laut dan tinggi rata-rata permukaan air
laut.
Kejadian bencana banjir dan tanah longsor juga menjadi indikasi tingginya ancaman kehidupan di Jawa Tengah. Dari tahun ke tahun,
frekuensi kejadian bencana tersebut semakin meningkat. Tidak hanya diakibatkan oleh alam, namun bencana ini lebih banyak akibat ulah
manusia yang memberikan andil pada terjadinya fenomena perubahan iklim di dunia. Ancaman ini harus diwaspadai dengan menerapkan
mitigasi dan adaptasi yang baik terhadap perubahan iklim terutama untuk Indonesia yang rawan terhadap dampak perubahan iklim dunia.
4.3 Isu Strategis
Berangkat dari berbagai permasalahan pembangunan yang dihadapi, tantangan dan potensi pembangunan yang dapat dikembangkan, maka
dirumuskan isu strategis pembangunan daerah Jawa Tengah melalui berbagai pertimbangan diantaranya memiliki pengaruh yang besar terhadap pencapaian
sasaran pembangunan nasional, merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah, luasnya dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan
masyarakat, memiliki daya ungkit terhadap pembangunan daerah, kemudahan untuk dikelola dan merupakan prioritas terhadap janji politik yang perlu
diwujudkan. Adapun isu strategis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengurangan Kemiskinan
Isu kemiskinan hingga saat ini masih tetap menjadi isu yang belum teratasi hingga tuntas. Fenomena empiris secara historis mengemuka bahwa
akar kemiskinan terletak dalam hubungan-hubungan kekuasaan power relations yang terbentuk dari cara produksi
– konsumsi manusia terhadap sumberdaya strategis, antara lain berupa tanah, air, dan udara; akses
pembangunan seperti keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan publik; serta ruang dan waktu.
Selain itu, kemiskinan merupakan masalah pembangunan yang bersifat multidimensi dan sangat penting untuk ditangani melalui pelibatan atau
dukungan seluruh pemangku kepentingan. Mengingat jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah masih cukup banyak dan progres penurunannya
cenderung lambat, maka upaya penanggulangan kemiskinan perlu lebih dipacu melalui peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
terutama pangan, pendidikan, kesehatan, air minum, sanitasi dan perumahan. Sejalan dengan hal tersebut perlu dilakukan pula pemberdayaan
ekonomi masyarakat, perkuatan kelembagaan penanggulangan kemiskinan dan pendayagunaan sumber daya potensial, pengembangan jejaring
kemitraan, serta peningkatan kemampuan dan ketrampilan agar penduduk miskin mampu keluar dari lingkaran kemiskinan secara mandiri.
2. Pengurangan Pengangguran
Isu pengangguran di Jawa Tengah hingga saat ini juga perlu mendapat perhatian
mengingat pengangguran
berkaitan dengan
kemiskinan. Memperhatikan kondisi ketenagakerjaan di Jawa Tengah saat ini, terjadi