Perhubungan Darat RPJMD 2013-2018 RPJMD 2013 2018

II - 82 Alat Penunjuk Isyarat Lalu Lintas APILL, guardrail, dan marka jalan. Perkembangan pemasangan fasilitas perlengkapan jalan selama kurun waktu Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.85. Tabel 2.85. Perkembangan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Rambu Jalan 243 564 878 2.502 1.902 2 RPPJ 40 - 12 65 101 3 APILL 1 - - - - 4 Guardrail 360 - 464 824 904 5 Marka Jalan - - 23.200 61.785 52.815 Sumber : Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah, 2012 Jawa Tengah memiliki 140 stasiun Kereta Api. Jumlah penumpang yang menggunakan Kereta Api sebagai sarana transportasi mengalami peningkatan selama 4 tahun terakhir. Tahun 2008 jumlah penumpang sebanyak 7.889.666 orang meningkat sebesar 22,38 menjadi 9.655.794 orang pada Tahun 2012. Untuk jumlah barang terangkut Kereta Api cenderung fluktuatif yaitu pada Tahun 2008 sebanyak 1.882.028 ton turun menjadi 1.562.214 ton pada Tahun 2012. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.86. Tabel 2.86. Perkembangan Pelayanan Perkeretaapian di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah penumpang orang 7.889.666 8.957.670 9.376.298 7.586.582 9.655.794 2 Jumlah barang terangkut ton 1.882.028 1.748.849 1.796.157 448.788 1.562.214 3 Jumlah stasiun KA 140 140 140 140 140 4 Jumlah Perlintasan KA di Jalan Provinsi - 1.427 1.506 1.570 1.614 Sumber : Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah, 2013 Jawa Tengah memiliki 2 buah kapal yang digunakan sebagai sarana angkutan sungai dan penyeberangan yaitu KM Muria dengan rute Jepara- Karimunjawa dan KMC Kartini I dengan rute Semarang-Karimunjawa. Jumlah penumpang KM Muria mengalami peningkatan yang signifikan selama 3 tahun terakhir Tahun 2010 - 2012 mencapai 151. Tahun 2010 jumlah penumpang KM Muria sebanyak 16.350 orang, dan Tahun 2012 mencapai 65.886 orang. Sementara KMC Kartini I Tahun 2010 sebanyak 15.977 orang, dan Tahun 2012 menjadi 13.227 orang. Perkembangan jumlah penumpang angkutan sungai danau dan penyeberangan selengkap- nya dapat dilihat pada Tabel 2.87. II - 83 Tabel 2.87. Perkembangan Pelayanan ASDP di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah penumpang KM. Muria orang 20.851 8.720 16.350 65.925 65.886 2 Jumlah penumpang KMC. Kartini I orang 10.521 13.259 15.977 13.102 13.227 Sumber : Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah, 2012

b. Perhubungan Laut

Perhubungan laut Jawa Tengah, didukung dengan 9 Pelabuhan Laut termasuk Pelabuhan Utama Tanjung Emas Semarang yang saat ini dalam pengembangan dan modernisasi pelayanan serta telah dilengkapi dengan fasilitas gudanglapangan penumpukan peti kemas seluas 352.384 m 2 , Crane sampai dengan 40 ton untuk pelayanan bongkar muat barang dan peti kemas, dan 10 dermagatambatan dengan kedalaman sampai dengan minus 10 m; KMC Kartini I untuk melayani lintas Semarang –Jepara– Karimunjawa, serta KMP Muria dan KMP Express Bahari untuk melayani lintas Jepara –Karimunjawa. Perkembangan pelayanan angkutan laut selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.88. Tabel 2.88. Perkembangan Pelayanan Angkutan Laut di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah pelabuhan 9 9 9 9 9 2 Pelabuhan Tanjung Emas a. Kunjungan kapal call 3.994 3.914 2.221 1.919 1.703 b. GRT GT 17.253.846 17.453.846 12.556.730 14.739.666 12.538.366 c. Kargo ton 5.868.383 7.487.270 7.863.850 11.593.685 5.841.235 d. Kontainer Teus 373.644 356.451 384.522 313.480 269.044 e. Penumpang orang 403.569 392.606 449.645 318.527 238.525 3 Pelabuhan Tanjung Intan a. Kunjungan kapal call 1.723 2.140 1.249 309 448 b. GRT GT 18.083.880 21.153.538 21.882.020 2.519.752 3.669.263 c. Kargo ton 6.601.033 37.511.612 23.895.627 1.949.073 5.568.781 Sumber : Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah, 2012

c. Perhubungan Udara

Perhubungan udara, didukung dengan 4 empat bandar udara Bandara, termasuk 2 Bandara yang dalam tahap pengembangan yaitu Bandara pengumpul skala sekunder internasional, Bandara Ahmad Yani Semarang dengan rencana kapasitas penumpang 4.000.000 penumpang, landasan pacu sepanjang 2.680 m, kapasitas appron untuk 2 dua II - 84 pesawat sejenis B 767 dan 8 delapan pesawat sejenis B 737, serta pengembangan Bandara Karimunjawa Jepara yang merupakan bandara pengumpul dengan run way sepanjang 1.200 m. Perkembangan pelayanan perhubungan udara dapat diketahui dengan jumlah penumpang dan barang yang dapat terangkut setiap tahunnya. Dari dua bandara besar di Jawa Tengah yaitu Bandara Ahmad Yani dan Bandara Adi Soemarmo, diketahui bahwa perkembangan jumlah penumpang dan barang yang terangkut cenderung fluktuatif, baik penumpang domestik maupun internasional. Perkembangan jumlah penumpang dan barang yang terangkut di Bandara Ahmad Yani dan Adi Soemarmo selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.89. Tabel 2.89. Perkembangan Pelayanan Perhubungan Udara di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah bandara - 4 4 4 4 2 Bandara Ahmad Yani a. Penumpang domestik orang 1.370.012 1.627.706 1.954.901 2.400.686 2.888.087 b. Penumpang internasional orang 37.994 23.278 38.603 32.256 114.673 c. Barang domestik kg 18.226.293 7.944.179 23.862.533 25.062.038 11.037.345 d. Barang internasional kg 555.968 1.645.400 1.641.079 1.680.832 598.392 3 Bandara Adi Soemarmo a. Penumpang domestik orang 516.403 574.453 780.852 970.615 1.200.787 b. Penumpang internasional orang 137.764 111.957 119.694 115.522 48.961 c. Barang domestik kg 6.044.690 1.995.359 2.542.982 3.349.969 4.128.433 d. Barang internasional kg 2.020.733 24.786 75.311 150.723 358.495 Sumber : Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah, 2012

8. Lingkungan Hidup

Kualitas lingkungan hidup di Jawa Tengah dapat ditunjukkan dengan penerapan dan pencapaian target SPM Bidang Lingkungan Hidup, yaitu informasi status mutu air, jumlah pengaduan dugaan pencemarankerusakan lingkungan yang ditindaklanjuti, pemantauan dan pencemaran terhadap kualitas air, udara ambien, dan pengaduan kasus lingkungan hidup. Kondisi kualitas air sungai di Jawa Tengah saat ini sudah mengalami penurunan kualitas air yang berakibat pada percemaran air. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa parameter kunci yang melebihi baku mutu antara lain Biological Oxygen Demand BOD, Chemical Oxygen Demand COD, Total Suspended Solid TSS dan Fosphat. Kondisi kualitas udara ambien di Jawa Tengah, berdasarkan pengukuran di 35 kabupatenkota, dengan titik sampel pada 3 tiga lokasi pengukuran yakni Kawasan Perumahan, Kawasan Industri dan Kawasan Padat Lalu Lintas, menunjukan bahwa nilai Total Partikel Debu TSP melebihi batas ambang baku