Air Bersih, Sanitasi, dan Persampahan Jasa Konstruksi

II - 78 Tabel 2.81. Perkembangan Rumah Layak Huni dan Rumah Tidak Layak Huni Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun Jumlah Rumah unit Rumah Layak Huni Rumah Tidak Layak Huni Jumlah unit Rasio Jumlah unit Rasio 2008 7.502.652 5.412.645 72,14 2.090.007 27,86 2009 7.757.025 5.425.704 69,94 2.331.321 30,06 2010 8.743.590 6.510.358 74,45 2.233.232 25,55 2011 8.529.355 6.539.551 76,67 1.989.804 23,33 2012 8.762.810 6.709.038 76,56 2.053.772 23,44 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, 2013 Kebutuhan rumah di Jawa Tengah pada Tahun 2012 sebanyak 1.498.724 17,84. Rincian masing-masing kebutuhan rumah untuk kabupatenkota di Jawa Tengah dapat dilihat pada Tabel 2.82. Tabel 2.82. Kebutuhan Rumah Menurut KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 No KabupatenKota Tahun 2012 Jumlah KK Jumlah Rumah Kebutuhan Rumah Backlog Persentase Kebutuhan Rumah 1 Cilacap 501.044 454.800 46.244 10,17 2 Banyumas 471.968 409.995 61.973 15,12 3 Purbalingga 274.821 216.877 57.944 26,72 4 Banjarnegara 275.512 234.631 40.881 17,42 5 Kebumen 312.651 293.020 19.631 6,70 6 Purworejo 204.924 155.208 49.716 32,03 7 Wonosobo 238.400 218.738 19.662 8,99 8 Magelang 322.764 253.820 68.944 27,16 9 Boyolali 262.449 241.633 20.816 8,61 10 Klaten 382.966 301.342 81.624 27,09 11 Sukoharjo 214.539 191.688 22.851 11,92 12 Wonogiri 375.701 260.027 115.674 44,49 13 Karanganyar 234.480 210.953 23.527 11,15 14 Sragen 279.144 250.866 22.278 8,88 15 Grobogan 504.330 432.936 71.394 16,49 16 Blora 402.984 345.936 57.048 16,49 17 Rembang 166.914 165.454 1.460 0,88 18 Pati 347.961 298.703 49.258 16,49 19 Kudus 253.065 227.758 25.307 11,11 20 Jepara 295.721 271.454 24.267 8,94 21 Demak 336.436 288.809 47.627 16,49 22 Semarang 283.303 238.953 44.350 18,56 23 Temanggung 194.596 192.814 1.782 0,92 24 Kendal 227.133 192.961 34.172 17,71 25 Batang 220.999 178.951 42.048 23,50 26 Pekalongan 245.757 185.330 60.427 32,61 27 Pemalang 383.077 306.054 77.023 25,17 II - 79 No KabupatenKota Tahun 2012 Jumlah KK Jumlah Rumah Kebutuhan Rumah Backlog Persentase Kebutuhan Rumah 28 Tegal 422.996 340.423 82.573 24,26 29 Brebes 526.620 412.228 114.400 27,75 30 Kota Magelang 33.897 29.985 3.912 13,05 31 Kota Surakarta 122.462 103.978 18.484 17,78 32 Kota Salatiga 47.547 38.632 8.915 23,08 33 Kota Semarang 396.354 342.882 53.472 15,59 34 Kota Pekalongan 74.806 61.150 13.656 22,33 35 Kota Tegal 67.218 51.834 15.384 29,68 Jawa Tengah 9.905.547 8.400.823 1.498.724 17,84 Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2013 Permukiman kumuh masih menjadi permasalahan yang dihadapi Provinsi Jawa Tengah, penanganan permukinan kumuh selama lima tahun mencapai seluas 58,75 Ha atau sebesar 6,26 dari luas kawasan kumuh 938,23 Ha, dengan perincian per tahun dapat dilihat pada Tabel 2.83. Tabel 2.83. Luas Kawasan Permukiman Kumuh Yang Tertangani Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 Tahun Jumlah Capaian per Tahun Ha Kumulatif Capaian Ha Presentase Capaian per Tahun Presentase Capaian Kumulatif 2008 9,85 9,85 1,05 1,05 2009 10,78 20,63 1,15 2,20 2010 9,36 30,00 1,00 3,20 2011 12,18 42,17 1,30 4,50 2012 16,58 58,75 1,77 6,26 Sumber : Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah 2013

5. Penataan Ruang

Aspek pelayanan umum pada urusan penataan ruang dapat diindikasikan dengan telah diterbitkannya Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029, yang selanjutnya dijabarkan dalam rencana rinci berupa rencana tata ruang kawasan strategis provinsi, yang akan dijadikan pedoman oleh pemerintah provinsi dan masyarakat dalam implementasi rencana pembangunan, termasuk untuk pengendalian pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya. Selain itu, pemerintah provinsi juga berkewajiban melaksanakan pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan penataan ruang kabupatenkota di wilayahnya. Sampai dengan Tahun 2012, pasca ditetapkan RTRW Provinsi Jawa Tengah, telah disusun 5 lima dokumen Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dari 61 enampuluh satu kawasan strategis provinsi yang belum ditetapkan dalam bentuk Perda. Namun, sampai dengan Tahun 2012, belum ada kabupatenkota yang menetapkan Rencana Detail Tata Ruang RDTR sebagai penjabaran operasional RTRW KabupatenKota. Dari aspek pengendalian tata ruang, kondisi hingga Tahun 2012, diketahui tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang II - 80 sebesar 62. Hal ini menunjukkan kurang optimalnya implementasi rencana tata ruang disebabkan antara lain masih adanya perizinan yang belum efektif dan efisien serta kurang optimalnya kelembagaan Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRD.

6. Perencanaan Pembangunan

Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayahdaerah dalam jangka waktu tertentu. Perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki masing-masing daerah, sesuai dinamika perkembangan daerah dan nasional. Kinerja Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu Tahun 2008 - 2012 antara lain tercermin di bidang kerjasama perencanaan pembangunan yaitu terselenggaranya forum kerjasama antar daerah di 35 kabupatenkota dan pada 59 SKPD Provinsi, kesepakatan kerjasama pembangunan wilayah perbatasan Provinsi Jawa Tengah –Jawa Barat Tahun 2008-2013 serta kerjasama pengembangan ekonomi antar daerah meliputi kawasan Barlingmascakeb, Subosukawonosraten, Kedungsepur, Kedu Plus, Sapta Mitra Pantura dan Pakudjembara. Untuk menjamin terciptanya perencanaan pembangunan yang konsisten dan berkelanjutan serta sebagai dasar penyusunan dokumen penganggaran, telah disusun dokumen perencanaan pembangunan secara periodik untuk kurun waktu tertentu. Sebagai dokumen perencanaan pembangunan dua puluh tahunan telah ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025. Dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2013. Dokumen perencanaan pembangunan tahunan ditetapkan setiap tahun dengan Peraturan Gubernur. Dokumen perencanaan pembangunan disusun dengan memperhatikan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029. Dalam rangka pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memiliki Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Sebagai wujud komitmen terhadap kebijakan global dan nasional, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah menyusun Rencana Aksi Daerah Percepatan target Millenium Development Goals RAD-MDGs Tahun 2011 - 2015, Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi RAD-PG Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 - 2014, Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Tahun 2010 - 2020, Rencana Aksi Daerah Pengurangan Risiko Bencana RAD-PRB, serta dokumen perencanaan sektoral lainnya. II - 81 Untuk mengefektifkan pelaksanaan program-program pembangunan tersebut maka telah dibentuk kelompok kerja Pokja yang bersifat lintas SKPD serta melakukan koordinasi dengan 35 kabupatenkota. Selanjutnya guna mendukung pelaksanaan pembangunan daerah yang mengedepankan proses kelitbangan dan IPTEK, pengembangan dan penerapannya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

7. Perhubungan

Pelayanan umum pada urusan perhubungan meliputi perhubungan darat angkutan darat, kereta api dan ASDP, perhubungan laut, dan perhubungan udara. Pelayanan urusan perhubungan dapat dilihat dari jumlah penumpang dan barang yang dapat terangkut oleh angkutan baik darat, laut maupun udara.

a. Perhubungan Darat

Pelayanan angkutan darat di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan selama kurun waktu Tahun 2010 - 2012. Hal ini terlihat dari jumlah izin trayek Antar Kota Antar ProvinsiAKAP Provinsi Jawa Tengah sebanyak 840 izin trayek Tahun 2010 menjadi 902 izin trayek Tahun 2012. Untuk jumlah izin trayek Antar Kota Dalam Provinsi AKDP selama kurun waktu yang sama tidak mengalami peningkatan. Jumlah angkutan wisata kendaraan juga mengalami peningkatan dari 952 kendaraan Tahun 2008 menjadi 2.249 kendaraan Tahun 2012. Sementara itu jumlah bus untuk pelayanan umum Tahun 2012 sebanyak 10.490 unit, meningkat jika dibandingkan dengan Tahun 2011 sebanyak 10.174 unit. Jumlah mobil penumpang umum selama 4 empat tahun terakhir tidak mengalami perkembangan, yaitu sebanyak 397.667 unit. Perkembangan pelayanan angkutan darat selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.84. Tabel 2.84. Perkembangan Pelayanan Angkutan Darat di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah Izin Trayek Antar Kota Antar ProvinsiAKAP trayek 840 840 840 902 902 2 Jumlah Izin Trayek Antar Kota Dalam ProvinsiAKDP trayek 367 367 367 367 367 3 Angkutan wisata kendaraan 952 1.502 1.791 2.095 2.249 4 Jumlah bus unit 11.536 10.174 10.174 10.174 10.490 5 Mobil Penumpang Umum unit 397.667 397.667 397.667 397.667 397.667 6 Jumlah terminal bis Tipe A 15 16 16 16 17 Sumber : Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah, 2012 Untuk jaringan jalan kewenangan provinsi kondisinya telah 100 terlayani dengan angkutan umum AKDP sepanjang 2.353,921 km terbagi dalam 260 trayek dan angkutan perdesaan sepanjang 211,70 km. Guna mendukung keselamatan lalu lintas, maka dilakukan pemasangan fasilitas perlengkapan jalan di Jawa Tengah, yang terdiri antara lain rambu lalu lintas, Rambu Pendahulu Penunjuk Jalan RPPJ, II - 82 Alat Penunjuk Isyarat Lalu Lintas APILL, guardrail, dan marka jalan. Perkembangan pemasangan fasilitas perlengkapan jalan selama kurun waktu Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2.85. Tabel 2.85. Perkembangan Pemasangan Fasilitas Perlengkapan Jalan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Rambu Jalan 243 564 878 2.502 1.902 2 RPPJ 40 - 12 65 101 3 APILL 1 - - - - 4 Guardrail 360 - 464 824 904 5 Marka Jalan - - 23.200 61.785 52.815 Sumber : Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah, 2012 Jawa Tengah memiliki 140 stasiun Kereta Api. Jumlah penumpang yang menggunakan Kereta Api sebagai sarana transportasi mengalami peningkatan selama 4 tahun terakhir. Tahun 2008 jumlah penumpang sebanyak 7.889.666 orang meningkat sebesar 22,38 menjadi 9.655.794 orang pada Tahun 2012. Untuk jumlah barang terangkut Kereta Api cenderung fluktuatif yaitu pada Tahun 2008 sebanyak 1.882.028 ton turun menjadi 1.562.214 ton pada Tahun 2012. Perkembangan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.86. Tabel 2.86. Perkembangan Pelayanan Perkeretaapian di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah penumpang orang 7.889.666 8.957.670 9.376.298 7.586.582 9.655.794 2 Jumlah barang terangkut ton 1.882.028 1.748.849 1.796.157 448.788 1.562.214 3 Jumlah stasiun KA 140 140 140 140 140 4 Jumlah Perlintasan KA di Jalan Provinsi - 1.427 1.506 1.570 1.614 Sumber : Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah, 2013 Jawa Tengah memiliki 2 buah kapal yang digunakan sebagai sarana angkutan sungai dan penyeberangan yaitu KM Muria dengan rute Jepara- Karimunjawa dan KMC Kartini I dengan rute Semarang-Karimunjawa. Jumlah penumpang KM Muria mengalami peningkatan yang signifikan selama 3 tahun terakhir Tahun 2010 - 2012 mencapai 151. Tahun 2010 jumlah penumpang KM Muria sebanyak 16.350 orang, dan Tahun 2012 mencapai 65.886 orang. Sementara KMC Kartini I Tahun 2010 sebanyak 15.977 orang, dan Tahun 2012 menjadi 13.227 orang. Perkembangan jumlah penumpang angkutan sungai danau dan penyeberangan selengkap- nya dapat dilihat pada Tabel 2.87.