III - 22
b. Belanja Tidak Langsung : Belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari belanja pegawai, hibah, bantuan sosial, bagi hasil kepada kabupatenkota, bantuan
keuangan kepada kabupatenkota dan pemerintah desa serta belanja tidak terduga.
Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah selama kurun waktu lima tahun 2008
– 2012 cenderung mengalami peningkatan, baik belanja langsung maupun tidak langsung. Secara proporsional, belanja tidak langsung lebih besar
dibandingkan belanja langsung. Hal tersebut dikarenakan dalam struktur belanja tidak langsung terdapat belanja hibah, bantuan sosial, bantuan keuangan, dan
bagi hasil dengan persentase yang relatif besar.
Guna mengetahui proporsi penggunaan anggaran belanja daerah, dilakukan analisis belanja pemenuhan kebutuhan aparatur Provinsi Jawa
Tengah, sebagaimana tertuang dalam Tabel 3.9 dan Tabel 3.10.
Tabel 3.9 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2012
No Uraian
Realisasi Rp 2009
2010 2011
2012 1
Belanja Tidak Langsung
941.583.100.416 1.069.384.502.236
1.177.690.905.798 1.241.600.971.683
Gaji dan Tunjangan
941.583.100.416 1.069.384.502.236
1.177.690.905.798 1.241.600.971.683
2 Belanja
Langsung
511.683.014.880 577.568.338.947
622.880.466.339 638.228.692.478
Belanja Pegawai
213.820.985.029 209.968.578.170
203.990.528.090 318.033.644.866
Belanja Pegawai BLUD
34.599.253.348 44.949.942.850
60.247.811.000 35.729.386.259
Belanja Barang Jasa
263.262.776.503 322.649.817.927
358.642.127.249 284.465.661.353
Total Belanja 1.453.266.115.296
1.646.952.841.183 1.800.571.372.137
1.879.829.664.161
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013
Tabel 3.10 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Provinsi Jawa Tengah
No Tahun
Total Belanja Untuk Pemenuhan Kebutuhan
Aparatur Rp Total Pengeluaran Belanja +
Pembiayaan Pengeluaran Rp
Persentase
1 2008
N.A N.A
N.A 2
2009 1.453.266.115.296
5.530.115.159.945 26,28
3 2010
1.646.952.841.183 6.298.533.770.059
26,15 4
2011 1.800.571.372.137
8.081.437.429.030 22,28
5 2012
1.879.829.664.161 11.646.844.105.134
16,14 Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013
Pada Tabel 3.9 digambarkan bahwa belanja pemenuhan kebutuhan aparatur selama Tahun 2008
– 2012 mengalami peningkatan seiring dengan kebijakan kenaikan gaji setiap tahun. Namun, pada Tabel 3.10 digambarkan
bahwa selama Tahun 2008 – 2012 proporsi belanja pemenuhan kebutuhan
III - 23
aparatur dibandingkan dengan total belanja daerah semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan penggunaan anggaran daerah Provinsi Jawa
Tengah semakin baik, seiring penurunan proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur.
3.2.2 Analisis Pembiayaan
Analisis Pembiayaan Daerah bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelum-
nya terhadap surplusdefisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan di masa yang akan datang dalam rangka penghitungan
kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
Dengan diberlakukannya anggaran berbasis kinerja, dalam penyusunan APBD dimungkinkan adanya defisit. Untuk menutup defisit maka diperlukan
pembiayaan daerah. Pembiayaan daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya. Sumber pembiayaan dapat berasal dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun
lalu SiLPA yang secara konsep APBD setiap tahun bernilai Rp.0,00 dan SiLPA Riil yang merupakan dampak dari pelaksanaan APBD, sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 3.11 dan 3.12.
III - 24
Tabel 3.11 Defisit Riil Anggaran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010
– 2012
No Uraian
2010 2011
2012 Rp
Proporsi Rp
Proporsi Rp
Proporsi 1
Realisasi Pendapatan Daerah 6.626.316.989.492
100,00 7.547.669.803.723
100,00 11.694.479.699.467
100,00 Dikurangi Realisasi :
a. Belanja Daerah 5.968.033.770.059
90,07 7.776.705.827.176
103,03 11.446.844.105.134
97,88 b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah
330.500.000.000 4,99
304.731.601.854 4,04
200.000.000.000 1,71
SurplusDefisit Riil 327.783.219.433
4,95 -533.767.625.307
-7,07 47.635.594.333
0,41 2
SurplusDefisit Riil Ditutup oleh Realisasi Penerimaan Pembiayaan
2.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SiLPA Tahun
Anggaran Sebelumnya 850.362.509.157
69,02 1.232.139.507.665
174,70 705.308.166.992
93,37 2.2
Pencairan Dana Cadangan -
0,00 -
0,00 -
- 2.3
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman -
0,00 -
0,00 -
- 2.4
Penerimaan Piutang Daerah -
0,00 -
0,00 -
- 2.5
Penerimaan Kembali Penyertaan Modal -
0,00 -
0,00 -
- 2.6
Penerimaan Dana Talangan Pengadaan Pangan 48.795.000.000
3,96 425.000.000
0,06 800.000.000
0,11 2.7
Penerimaan Dana Bergulir 0,00
6.411.284.634 0,91
1.627.793.471 0,22
2.8 Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir
Kemitraan Hutan Rakyat 200.000.000
0,02 100.000.000
0,01 -
- 2.9
Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir UKM dan IKM
3.570.639.030 0,29
- -
- -
2.10 Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Sapi
Kereman 359.959.182
0,03 -
- -
- 2.11
Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Bantuan Peralatan Untuk IKM
472.886.809 0,04
- -
- -
III - 25
No Uraian
2010 2011
2012 Rp
Proporsi Rp
Proporsi Rp
Proporsi
2.12 Penerimaan Kembali Dana Bergulir Pembangunan
Gedung BPRBKK 408.369.054
0,03 -
- -
- 2.13
Penerimaan Dana Bergulir Fasilitasi Usaha Perikanan
- -
- -
- 2.14
Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir Penempatan Tenaga Kerja Ke Luar Negeri
70.625.000 0,01
- -
- -
2.15 Penerimaan Pinjaman Pokok Dana Bergulir kepada
Kelompok Tani di seluruh Kecamatan 116.300.000
0,01 -
- -
- 2.16 Penerimaan Dana Bergulir Badan Kredit Desa
- 0,00
- -
- -
3 Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah
904.356.288.232 73,40
1.239.075.792.299 175,68
707.735.960.463 93,69
4 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan 1.232.139.507.665
100,00 705.308.166.992
100,00 755.371.554.796
100,00
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013
III - 26
Tabel 3.12 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Provinsi Jawa Tengah 2010 - 2012
No Uraian
2010 2011
2012 Rp
dari SiLPA
Rp dari
SiLPA Rp
dari SiLPA
1. Jumlah SILPA
1.232.139.507.665 -
705.308.166.992 -
755.371.554.796 -
2. Pelampauan penerimaan PAD
885.718.870.424 71,88
405.569.163.730 57,50
340.213.715.656 45,04
3. Pelampauan penerimaan dana
perimbangan 50.222.509.152
4,08 60.985.391.492
8,65 73.319.757.656
9,71 4.
Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah
2.868.649.916 0,23
1.193.026.501 0,17
306.007.412 -0,04
5. Sisa penghematan belanja atau
akibat lainnya 295.412.698.941
- 23,97 248.260.752.824
-35,20 454.033.262.758
-60,11 6.
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan -
- -
7. Kegiatan lanjutan
- -
- -
- -
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013
III - 27
3.3 Kerangka Pendanaan 3.3.1 Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Pengeluaran wajib dan mengikat dari tahun ke tahun meningkat secara signifikan. Hal tersebut ditunjukkan pada Tahun 2009 sejumlah Rp.2,496 Trilyun menjadi sejumlah Rp.4,020 Trilyun pada tahun 2012, dengan pengeluaran terbesar pada belanja tidak
langsung. Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13 Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2012
No Uraian
2009 Rp 2010 Rp
2011 Rp 2012 Rp
r A
Belanja Tidak Langsung 2.055.699.716.874
2.267.328.190.310 2.874.990.733.540
3.500.362.774.008 19,62
- Belanja Pegawai 941.583.100.416
1.069.384.502.236 1.177.690.905.798
1.241.600.971.683 9,71
- Belanja Bagi Hasil KabupatenKota 1.108.957.858.458
1.182.878.412.851 1.694.471.481.205
2.253.337.259.092 27,63
- Belanja Tidak Terduga 5.158.758.000
15.065.275.223 2.828.346.537
5.424.543.233 67,53
B Belanja Langsung
297.862.029.851 367.599.760.777
418.889.938.249 320.195.047.612
4,60
- Belanja Pegawai BLUD 34.599.253.348
44.949.942.850 60.247.811.000
35.729.386.259 7,75
Belanja Barang dan Jasa 263.262.776.503
322.649.817.927 358.642.127.249
284.465.661.353 4,34
- Belanja Bahan Pakai Habis 81.656.912.558
99.678.447.247 111.661.342.849
127.219.976.731 16,01
- Belanja Jasa Kantor 136.574.223.229
178.175.652.788 201.779.423.551
110.885.430.295 0,45
- Belanja Premi Asuransi 4.740.951.885
4.940.111.685 5.373.485.381
5.634.579.036 5,94
- Belanja perawatan kendaraan bermotor 40.290.688.831
39.855.606.207 39.827.875.468
40.725.675.291 0,37
C Pengeluaran Pembiayaan Daerah
143.156.000.000 280.500.000.000
304.731.601.854 200.000.000.000
23,40
- Dana Cadangan -
150.000.000.000 200.000.000.000
150.000.000.000 2,78
- Penyertaan Modal 143.156.000.000
130.500.000.000 104.731.601.854
50.000.000.000 26,95
Total A+B+C 2.496.717.746.725
2.915.427.951.087 3.598.612.273.643
4.020.557.821.620 17,31
Sumber : Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Tengah, 2013
III - 28
3.3.2 Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Tahun 2014 – 2018
3.3.2.1 Kebijakan dan Proyeksi Pendapatan Tahun 2014 – 2018
Melihat capaian kinerja pendapatan daerah Tahun 2008 - 2012, pada masa yang akan datang pendapatan daerah diharapkan dapat meningkat lebih tinggi,
yang diikuti dengan berbagai upaya-upaya untuk dapat mencapainya. Beberapa kebijakan pendapatan daerah dirumuskan untuk meningkatkan
pendapatan daerah selama Tahun 2014 - 2018, yaitu sebagai berikut : a.
Intensifikasi Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; b.
Penambahan jenis pungutan retribusi sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing IMTA; c.
Penyesuaian Tarif Pajak dan Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak tertentu; d.
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan umum kepada masyarakat wajib pajak;
e. Pemberlakuan Pajak Rokok pada Tahun 2014 sesuai Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah; f.
Membangun sistem dan prosedur administrasi pelayanan perpajakan dan retribusi berbasis online system;
g. Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan serta profesionalisme SDM
Aparatur; h.
Peningkatan kerjasama dengan Instansi terkait dalam rangka optimalisasi penerimaan DBH PajakBukan Pajak;
i. Optimalisasi dan pemberdayaan aset daerah;
j. Meningkatkan kualitas manajemen aset daerah;
k. Meningkatkan kontribusi BUMD;
l. Penyempurnaan Dasar Hukum Pungutan.
Berdasarkan kebijakan tersebut dan dengan mempertimbangkan laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi, maka proyeksi pendapatan daerah Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013 - 2018 disusun dengan asumsi : a.
Pendapatan Asli Daerah PAD dihitung dengan mendasarkan rata-rata
pertumbuhan realisasi pendapatan daerah Tahun 2011 - 2013; b.
Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak dihitung mendasarkan kenaikan rata-rata Tahun 2011 - 2013 dikurangi dengan
pendaerahan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan Perdesaan PBB P2; c.
Dana Alokasi Umum dan Dana Penyesuaian yang menyangkut kebijakan pusat dihitung sama dengan penerimaan tahun lalu.
Proyeksi sumber-sumber pendapatan daerah selama Tahun 2014 – 2018
diformulasikan secara rinci sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.14, Gambar 3.3 dan Gambar 3.4.