Persentase Keterwakilan Politik Perempuan di Lembaga Parlemen

II - 103 Tabel 2.102. Capaian Standar Pelayanan Minimal SPM Layanan Terpadu Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Tahun 2010 - 2012 No Indikator Kinerja Tahun 2010 2011 2012 1 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh petugas terlatih dalam unit pengaduan 96,75 99,17 100 2 Cakupan ketersediaan petugas di unit pelayanan terpadu yang memiliki kemampuan untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat 7,92 9,91 20.23 3 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih di puskesmas mampu tata laksana KTPA dan PPRPKT rumah sakit 80,97 35,25 35.3 4 Cakupan layanan rehabilitasi sosial oleh petugas rehabilitasi sosial terlatih bagi perempuan dan anak korban kekerasan dalam unit pelayanan terpadu 49,33 50,00 28.0 5 Cakupan petugas rehabsos terlatih 56 56 9.2 6 Cakupan layanan bimbingan rohani yang diberikan oleh petugas bimbingan rohani terlatih bagi peremuan dan anak korban kekerasan 100 100 100 7 Cakupan petugas yang terlatih dalam melakukan bimbingan rohani 100 100 100 8 Cakupan penegakan hukum dari tingkat penyelidikan sampai dengan putusan pengadilan atas kasus-kasus KTPA 96 96 NA 9 Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan yang mendapatkan layanan bantuan hukum 63 91 93.1 10 Cakupan ketersediaan petugas pendamping hukum atau advokat yg memiliki kemampuan pendampingan KTPA - 12,24 26.5 11 Cakupan layanan pemulangan bagi perempuan dan anak korban kekerasan 86,47 84,37 84 12 Cakupan layanan reintegrasi sosial 85,09 81,59 81.9 13 Cakupan ketersediaan petugas terlatih untuk melakukan reintegrasi sosial 56 56 56 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, 2010 –2013

m. Rasio Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan

Jumlah pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindakan kekerasan dari tahun 2009 - 2012 mengalami fluktuasi, yaitu sebanyak 2.478 Tahun 2009, 3.215 Tahun 2010, 2.737 Tahun 2011, dan 2.883 Tahun 2012. Keseluruhan pengaduan tersebut dalam setiap tahunnya dapat diselesaikan sepenuhnya 100.

n. Rasio KabupatenKota Menuju Kota Layak Anak

KabupatenKota yang telah mendeklarasikan menuju Kabupaten Kota Layak Anak KLA pada Tahun 2009 sebanyak 3 kabupatenkota 8,6, Tahun 2010 menjadi sebanyak 7 kabupatenkota 20, Tahun 2011 sebanyak 10 kabupatenkota 28,5 dan pada Tahun 2012 meningkat menjadi 17 kabupatenkota 48,6. II - 104 Untuk mendukung pelaksanaan pengembangan KLA anak telah dilakukan sosialisasi, advokasi dan fasilitasi Gugus Tugas serta penyusunan Rencana Aksi Daerah Pengembangan KabupatenKota Layak Anak.

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera a. Contraceptive Prevalence Rate CPRPeserta KB Aktif

Jumlah peserta KB aktif dari tahun ke tahun cenderung meningkat, walaupun kenaikannya tidak begitu besar, yaitu dari 4,9 juta pada Tahun 2008 menjadi 5,4 juta pada Tahun 2012. Data selengkapnya dapat di lihat pada Tabel 2.103. Tabel 2.103. Peserta KB Aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No Tahun Jumlah PUS Peserta KB Aktif Persentase 1 2008 6.357.836 4.964.579 78,09 2 2009 6.487.025 5.080.590 78.32 3 2010 6.561.254 5.155.761 78.58 4 2011 6.683.596 5.285.530 79.08 5 2012 6.738.688 5.403.576 80.19 Sumber: BKKBN Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

b. Drop Out DO KB

Persentase DO peserta KB dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, dari 11,46 pada Tahun 2008 meningkat menjadi 15,09 pada Tahun 2012. Peningkatan tersebut dikarenakan antara lain masih rendahnya komitmen kabupatenkota terhadap program KB, belum mantapnya kelembagaan, rasio PLKB terhadap desakelurahan yang ditangani belum proporsional, dan masih banyak akseptor menggunakan alat kontrasepsi non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang MKJP. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.104. Tabel 2.104. Peserta DO KB di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No. Tahun DO KB Jumlah orang Persentase 1 2008 642.671 11,46 2 2009 655.569 11,69 3 2010 829.455 13,11 4 2011 911,924 14,71 5 2012 960.277 15,09 Sumber: BKKBN Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013

c. Unmet Need

Unmet Need adalah Pasangan Usia Subur PUS yang tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin menunda kelahiran berikutnya tetapi tidak menggunakan alatcara KB atau kebutuhan KB yang tidak