Perhubungan Laut Perhubungan Udara

II - 84 pesawat sejenis B 767 dan 8 delapan pesawat sejenis B 737, serta pengembangan Bandara Karimunjawa Jepara yang merupakan bandara pengumpul dengan run way sepanjang 1.200 m. Perkembangan pelayanan perhubungan udara dapat diketahui dengan jumlah penumpang dan barang yang dapat terangkut setiap tahunnya. Dari dua bandara besar di Jawa Tengah yaitu Bandara Ahmad Yani dan Bandara Adi Soemarmo, diketahui bahwa perkembangan jumlah penumpang dan barang yang terangkut cenderung fluktuatif, baik penumpang domestik maupun internasional. Perkembangan jumlah penumpang dan barang yang terangkut di Bandara Ahmad Yani dan Adi Soemarmo selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.89. Tabel 2.89. Perkembangan Pelayanan Perhubungan Udara di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2012 No Uraian Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 1 Jumlah bandara - 4 4 4 4 2 Bandara Ahmad Yani a. Penumpang domestik orang 1.370.012 1.627.706 1.954.901 2.400.686 2.888.087 b. Penumpang internasional orang 37.994 23.278 38.603 32.256 114.673 c. Barang domestik kg 18.226.293 7.944.179 23.862.533 25.062.038 11.037.345 d. Barang internasional kg 555.968 1.645.400 1.641.079 1.680.832 598.392 3 Bandara Adi Soemarmo a. Penumpang domestik orang 516.403 574.453 780.852 970.615 1.200.787 b. Penumpang internasional orang 137.764 111.957 119.694 115.522 48.961 c. Barang domestik kg 6.044.690 1.995.359 2.542.982 3.349.969 4.128.433 d. Barang internasional kg 2.020.733 24.786 75.311 150.723 358.495 Sumber : Dishubkominfo Provinsi Jawa Tengah, 2012

8. Lingkungan Hidup

Kualitas lingkungan hidup di Jawa Tengah dapat ditunjukkan dengan penerapan dan pencapaian target SPM Bidang Lingkungan Hidup, yaitu informasi status mutu air, jumlah pengaduan dugaan pencemarankerusakan lingkungan yang ditindaklanjuti, pemantauan dan pencemaran terhadap kualitas air, udara ambien, dan pengaduan kasus lingkungan hidup. Kondisi kualitas air sungai di Jawa Tengah saat ini sudah mengalami penurunan kualitas air yang berakibat pada percemaran air. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa parameter kunci yang melebihi baku mutu antara lain Biological Oxygen Demand BOD, Chemical Oxygen Demand COD, Total Suspended Solid TSS dan Fosphat. Kondisi kualitas udara ambien di Jawa Tengah, berdasarkan pengukuran di 35 kabupatenkota, dengan titik sampel pada 3 tiga lokasi pengukuran yakni Kawasan Perumahan, Kawasan Industri dan Kawasan Padat Lalu Lintas, menunjukan bahwa nilai Total Partikel Debu TSP melebihi batas ambang baku II - 85 mutu, sementara nilai SO 2 , NO 2 dan CO masih di bawah baku mutu udara ambien. Pada Tahun 2012, jumlah kasus lingkungan yang terjadi sebanyak 43 kasus dan semuanya dapat ditangani 100, terdiri dari 29 kasus diberi sanksi administratif dan 14 kasus diselesaikan melalui mediasi. Secara rinci perkem- bangan kinerja pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup berdasarkan SPM dapat dilihat pada Tabel 2.90. Tabel 2.90. Kinerja Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Indikator Target SPM 2013 2008 2009 2010 2011 2012 1 Informasi status mutu air SPM sungai 100 - 2 3 4 6 2 Informasi status mutu udara ambien SPM kabkota 100 - 25 35 35 35 3 Jumlah pengaduan akibat dugaan pencemaran kerusakan lingkungan yang ditindaklanjuti SPM 100 - 100 100 100 100 Sumber : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, 2012 Dalam rangka pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan, pemerintah provinsi juga melakukan penilaian dokumen AMDAL usaha kegiatan. Dalam kurun waktu 2008 - 2012 telah dilaksanakan penilaian dokumen AMDAL oleh Komisi Penilai AMDAL Provinsi sebanyak 41dokumen AMDAL usahakegiatan, dengan rincian pada Tahun 2008 sebanyak 8 dokumen, Tahun 2009 tidak ada, Tahun 2010 sebanyak 3 dokumen, Tahun 2011 sebanyak 15 dokumen, dan Tahun 2012 sebanyak 15 dokumen AMDAL usahakegiatan. Terkait dengan fenomena perubahan iklim yang diakibatkan oleh emisi Gas Rumah Kaca GRK, menunjukkan bahwa emisi GRK yang dihasilkan di wilayah Jawa Tengah sebesar 29,42 juta ton CO 2 e pada Tahun 2008, kemudian meningkat menjadi 39,89 juta ton CO 2 e. Peningkatan ini selain disebabkan konsumsi energi yang meningkat, juga disebabkan cakupan sumber emisi yang diperhitungkan. Sumber emisi GRK berasal dari sektor energi mencapai 16,80 juta ton CO 2 e, transportasi 10,45 juta ton CO 2 e, proses industri 1,40 juta ton CO 2 e, kehutanan 0,18 juta ton CO 2 e, pertanian 6,40 juta ton CO 2 e dan pengelolaan limbah 4,67 juta ton CO 2 e. Masalah utama dalam pengendalian emisi GRK di Jawa Tengah, adalah: a. Proses industri yaitu industri-industri yang menghasilkan emisi adalah semen, kaca, peleburan logam, dan karbonasi; b. Kehutanan dan pengembangan wilayah yang terkait dengan tingginya konversi hutan ke lahan lainnya, yang mengakibatkan menurunkan potensi serapan karbon; c. Pertanian dengan sumber utama emisi berasal dari pemakaian pupuk urea, sistem penanaman padi dengan air menggenang, pembakaran seresah pasca panen, dan pengelolaan limbah peternakan; II - 86 d. Pengelolaan limbah yang belum mengadopsi teknologi yang tepat seperti sanitary land fill untuk TPA dan pengomposan, serta sistem sanitasi yang menggunakan sistem cubluk; e. Energi, terkait dengan penggunaan energi yang masih bertumpu pada energi fosil yang potensinya semakin lama semakin berkurang dan rentan terhadap kenaikan harga, serta penggunaan energi yang kurang efisien pada bangunangedung dan industri; f. Transportasi, berkaitan dengan pola pemanfaatan ruang di Jawa Tengah yang menyebar sehingga membutuhkan transportasi yang intensif.

9. Pertanahan

Pelayanan umum kepada masyarakat di urusan pertanahan, bertujuan untuk mempertahankan kelestarian lahan dan lingkungan. Beberapa hal yang dilakukan antara lain dengan memberikan insentif kepada masyarakat dalam rangka mempertahankan lahan pertanian, serta memberikan sertifikat tanah masyarakat yang berada di kawasan lindung dan Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan LP2B. Kinerja persertifikatan bidang tanah di Jawa Tengah dapat ditunjukkan dari data jumlah bidang tanah di Jawa Tengah sejumlah 21.212.403 bidang seluas 3.254.248 ha. Dari jumlah tersebut, sebanyak 9.929.926 bidang seluas 1.394.192,79 ha telah terdaftarbersertifikat, sedangkan sebanyak 11.282.477 bidang seluas 1.860.055,57 ha belum terdaftarbersertifikat. Saat ini kesadaran masyarakat semakin tinggi dalam pensertifikatan tanah. Berkaitan dengan penanganan konflik-konflik pertanahan, tercatat sebanyak 372 kasus pengaduan pertanahan yang masuk, dan telah diselesaikan permasalahannya sebanyak 355 kasus BPN, data sampai dengan Oktober 2013. Dalam upaya meningkatkan keberdayaan masyarakat, salah satunya dilakukan dengan memberikan stimulan berupa sertifikasi tanah bagi masyarakat, sekaligus dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan mempertahankan fungsi lahankawasan lindung, lokasi ditentukan di kawasan lahan sawah dan kawasan lindung . Selanjutnya, dalam upaya mempertahankan tanah kas desa sebagai lahan pertanian, selama Tahun 2008-2012 telah dilakukan penggantian tanah kas desa yang telah beralih fungsi untuk kepentingan pembangunan. Penggantian tanah kas desa untuk pertanian harus tetap memperhatikan kesuburan tanah sebagai lahan pertanian yang sekaligus mendukung upaya mempertahankan sektor pertanian. Sementara untuk meningkatkan partisipasi dan keberdayaan masyarakat dalam mendukung penetapan kawasan lindung dan lahan pertanian berkelanjutan, telah dilakukan stimulasi pembuatan sertifikat bagi masyarakat di kawasan tersebut. Status kepemilikan dan penggunaan tanah tersebut selain dimaksudkan untuk mempertahankan keberadaan fungsi kawasan juga digunakan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap lahannya. Perkembangan pelayanan urusan pertanahan di Jawa Tengah selama Tahun 2008 –2012, dapat dilihat pada Tabel 2.91. II - 87 Tabel 2.91. Perkembangan Pelayanan Urusan Pertanahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 No Uraian Tahun Ket 2008 2009 2010 2011 2012 1 Penggantian tanah kas desa Luas semula ha 124.824 212.079 505.277 345.091 173.550 Untuk kepenti- ngan umum pembangunan jalan tol, tower PLN, dll Luas menjadi ha 181.439 361.101 665.860 386.436 237.196 Tanah pertanian baru 2 Stimulasi pembuatan sertifikat lahan Kawasan lindung ha 2.534 1.750 280 98 200 Sebagai stimulan Lahan pertanian pangan berkelanjutan ha 22 46 124 Sumber : Biro Administrasi Tata Pemerintahan, Setda Provinsi Jawa Tengah, 2012

10. Kependudukan dan Catatan Sipil a. RasioPersentase Penduduk ber KTP

Kepemilikan KTP bagi penduduk wajib KTP di Provinsi Jawa Tengah dari Tahun 2008-2012 kondisinya berfluktuatif. Dari Tahun 2009 sampai Tahun 2011 kondisinya menurun, namun pada Tahun 2012 meningkat cukup signifikan dari 68,98 menjadi 83,4. Kenaikan persentase tersebut salah satunya didukung oleh kebijakan penerapan e-KTP oleh pemerintah. Kepemilikan KTP sampai Tahun 2012 sebagaimana terlihat pada Gambar 2.28. Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2013 Gambar 2.28 Persentase Kepemilikan KTP di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 b. Persentase Penduduk Berakte Kelahiran Perkembangan penduduk usia 0 –18 tahun yang memiliki Akte Lahir di 35 kabupatenkota se-Jawa Tengah dari Tahun 2008 - 2012 83,4 II - 88 terus mengalami peningkatan, walaupun pernah terjadi penurunan pada Tahun 2011, seperti terlihat pada Gambar 2.29. Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2013 Gambar 2.29 Perkembangan Kepemilikan Akte Lahir Usia 0 - 18 Tahun di Jawa Tengah Tahun 2008 - 2012 c. Rasio Pasangan Berakte Nikah Rasio pasangan berakte nikah di Jawa Tengah pada Tahun 2012 dapat di lihat pada Tabel 2.92. Tabel 2.92. Rasio Pasangan Berakte Nikah Menurut KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 No KabupatenKota Status Nikah Pemilik Akte Nikah 1 Cilacap 794.798 385.440 48.50 2 Banyumas 913.097 477.503 52.29 3 Purbalingga 498.306 36.636 7.35 4 Banjarnegara 455.058 41.569 9.13 5 Kebumen 653.023 151.191 23.15 6 Purworejo 386.298 187.554 48.55 7 Wonosobo 456.288 65,321 14,32 8 Magelang 679.197 200,955 29,59 9 Boyolali 587.965 68,281 11,61 10 Klaten 650.695 269,820 41,47 11 Sukoharjo 459.774 38,872 8,45 12 Wonogiri 540.143 171,851 31,82 13 Karanganyar 444.940 173,572 39,01 14 Sragen 514.566 38,557 7,49 15 Grobogan 796.353 58,717 7,37 16 Blora 491.476 61,282 12,47 17 Rembang 348.702 226,310 64,90 18 Pati 670.246 71,945 10,73 19 Kudus 398.101 191,702 48,15 20 Jepara 605.456 93,777 15,49 21 Demak 551.298 26,922 4,88 22 Semarang 529.387 127,598 24,10 23 Temanggung 427.379 271,422 63,51 24 Kendal 448.131 320,468 71,51 II - 89 No KabupatenKota Status Nikah Pemilik Akte Nikah 25 Batang 401.666 82,525 20,55 26 Pekalongan 430.282 169,019 39,28 27 Pemalang 679.484 232,184 34,17 28 Tegal 653.543 297,449 45,51 29 Brebes 952.453 166,749 17,51 30 Kota Magelang 60.543 31,766 52,47 31 Kota Surakarta 261.924 183,996 70,25 32 Kota Salatiga 94.312 70,487 74,74 33 Kota Semarang 761.833 625,881 82,15 34 Kota Pekalongan 132.685 72,128 54,36 35 Kota Tegal 121.784 72,752 59,74 Jumlah Total 17.851.186 5.762.201 32,28 Sumber: Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2013 Data tersebut di atas menunjukkan bahwa persentase pasangan berakte nikah sebesar 32,28 dari jumlah pasangan menikah sebanyak 17.851.186 pasangan.

d. Kepemilikan KTP

Persentase kepemilikan KTP di wilayah KabupatenKota di Jawa Tengah pada Tahun 2012 tersaji dalam Tabel 2.93. Tabel 2.93. Persentase Kepemilikan KTP Menurut KabupatenKota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 No Kabupaten Kota Jumlah penduduk usia 17 thn dan atau sudah menikah Jumlah penduduk usia 17 thn dan atau sudah menikah yang memiliki KTP Persentase 1 2 3 4 5 1 Cilacap 1.639.185 1.112.589 67,9 2 Banyumas 1.444.659 1.162.589 80,5 3 Purbalingga 770.253 654.615 85,0 4 Banjarnegara 773.079 768.638 99,4 5 Kebumen 1.240.844 1.173.884 94,6 6 Purworejo 610.815 610.815 100,0 7 Wonosobo 705.551 702.551 99,6 8 Magelang 1.141.297 423.421 37,1 9 Boyolali 962.371 874.391 90,9 10 Klaten 1.139.957 1.108.694 97,3 11 Sukoharjo 958.968 686.602 71,6 12 Wonogiri 979.983 715.492 73,0 13 Karanganyar 771.924 733.017 95,0 14 Sragen 821.891 704.185 85,7 15 Grobogan 1.203.320 1.020.612 84,8 16 Blora 734.897 289.580 39,4 17 Rembang 504.635 411.914 81,6 18 Pati 1.044.024 798.925 76,5 19 Kudus 631.222 627.379 99,4 20 Jepara 902.123 829.954 92,0 21 Demak 923.233 651.762 70,6 22 Semarang 715.342 621.233 86,8 II - 90 No Kabupaten Kota Jumlah penduduk usia 17 thn dan atau sudah menikah Jumlah penduduk usia 17 thn dan atau sudah menikah yang memiliki KTP Persentase 1 2 3 4 5 23 Temanggung 612.385 251.319 41,0 24 Kendal 873.728 873.728 100,0 25 Batang 604.765 517.564 85,6 26 Pekalongan 761.064 560.785 73,7 27 Pemalang 1.068.552 869.063 81,3 28 Tegal 1.267.995 1.028.917 81,1 29 Brebes 1.584.484 1.157.351 73,0 30 Kota Magelang 98.760 98.760 100,0 31 Kota Pekalongan 235.849 138.981 58,9 32 Kota Salatiga 136.447 112.893 82,7 33 Kota Semarang 1.269.692 1.219.390 96,0 34 Kota Surakarta 436.840 393.156 90,0 35 Kota Tegal 223.918 209.064 93,4 Jumlah 28.920.324 24.113.813 83,4 Sumber : Dinakertransduk Provinsi Jawa Tengah, 2013 Pada Tabel 2.93 tersebut di atas menunjukkan bahwa penduduk usia 17 tahun dan atau sudah menikah yang memiliki KTP di Provinsi Jawa Tengah sudah cukup tinggi yaitu sebesar 83,4. Terdapat 3 KabupatenKota dengan penduduk usia 17 tahun dan atau sudah menikah yang memiliki KTP mencapai 100, yaitu Kabupaten Kendal, Purworejo dan Kota Magelang.

e. Penduduk Jawa Tengah Berdasarkan Kewarganegaraan Asing

Penduduk Jawa Tengah Berdasarkan Kewarganegaraan Asing sejumlah 2.636 orang, dengan jumlah terbanyak dari warga negara Cina sejumlah 803 orang, disusul warga negara Asia sejumlah 364 orang dan warga negara BangladeshIndiaPakistan sejumlah 329 orang. Secara rinci dapat dilihat dalam Tabel 2.94 sebagai berikut: