Proses Kreatif Novel Hubbu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 108

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan ihwal dan pembahasan data. Pada hakikatnya, paparan dan pembahasan data ini merupakan hasil analisis data tentang sinkretisme dalam novel Hubbu karya Mashuri. Analisis tersebut secara berturut-turut meliputi: 1 analisis latar belakang sosial budaya masyarakat novel Hubbu , 2 analisis wujud nilai sosiobudaya dan sinkretisme novel Hubbu , 3 pandangan pembaca novel Hubbu . Sebelum dilakukan analisis dan pembahasan, terlebih dahulu dipaparkan temuan yang menyangkut aspek latar belakang sosial budaya masyarakat, wujud nilai sosiobudaya dan sinkretisme, dan pandangan pembaca.

A. Deskripsi Latar Belakang Sosio Budaya dalam Novel

Hubbu

1. Proses Kreatif Novel Hubbu

Novel Hubbu dikarang oleh Mashuri pada tahun 2006. Pada tahun 2007 novel tersebut dinobatkan sebagai pemenang pertama sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta DKJ 2006. Novel Hubbu sebenarnya merupakan bahan tesis Mashuri di Pascasarjana Filsafat IAIN Sunan Ampel, tetapi justru tesisnya tidak selesai-selesai karena Mashuri lebih menekuni menulis novelnya ini. Novel Hubbu memiliki latar budaya masyarakat pantura yang tidak dapat dipungkiri adalah latar budaya pengarangnya dilahirkan. Novel ini ditulis berdasarkan realitas pengalaman pengarang dan pengalaman yang lainnya. Karena nonsens jika ada yang mengatakan bahwa karya sastra itu tidak berangkat dari perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 109 realitas yang tentu saja sudah mengalami beberapa modifikasi karena sudah mengalami proses imajinasi. Hubbu mencoba mengungkapkan banyak hal, bukan hanya soal karakter tokoh utamanya saja yang “nyleneh” yang dilahirkan di lingkungan pesantren yang memiliki aturan dan tradisi yang tidak sama dengan tradisi pada masyarakat pada umumnya, misalnya tentang warisan penerusan kepemimpinan pondok yang hanya diwariskan kepada keturunan laki-laki yang dianggap mumpuni untuk kemudian meneruskan kehidupan dan kepemimpinan pondok, melainkan yang utama terkait dengan pergeseran yang kini terjadi di dunia pesantren dan di lingkungan masyarakat santri. Termasuk di dalamnya imbas politik praktis yang menodai banyak pesantren. Politik praktis yang mengimbas pesantren ini merupakan model pembelajaran yang dianggap cenderung mengadopsi hal-hal baru dan meninggalkan tradisi lama. Yang juga ditawarkan dalam novel ini adalah hal yang ganjil dalam dunia pesantren, yaitu bagaimana jika seorang perempuan mengampu sebuah pesantren? Tentu ini adalah hal yang sangat sensitif untuk hanya sekadar diperbincangkan. Mashuri, pengarang novel Hubbu ini lahir dan dibesarkan di lingkungan pesantren, meski dikatakannya bahwa dia bukan seorang santri yang teguh. Akulturasi dan asimilasi budaya yang terjadi, terutama dalam lingkungan yang membesarkannya sebagai seorang santri sekaligus mahasiswa di perguruan tinggi ternama di Surabaya di kemudian hari menjadikannya banyak mendapat pelajaran hidup yang tentu saja sangat jauh berbeda ketika masih berada di lingkungan pesantren tempatnya belajar ilmu agama dan sedikit ilmu umum. Perbedaan latar perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 110 belakang budaya pesantren dan lingkup budaya bergaulnya di kota metropolitan tempatnya menuntut ilmu umum menjadikan pertentangan-pertentangan dalam dirinya. Pemahamannya terhadap ajaran tauhid di pesantren dan pengetahuannya tentang budaya yang dipelajari di perguruan tinggi tempatnya kuliah, serta lingkup pergaulan sosialnya yang tentu saja berbeda ketika masih sebagai santri menjembatani untuk sampai pada pemahaman tentang sinkretisasi yang dianggapnya belum selesai dan masih dalam proses yang terus berlangsung. Sebagian besar orang menganggap bahwa sinkretisme itu sudah selesai sehingga orang cenderung mengelus-ngelusnya sebagaimana sebuah patung yang mulus, tetapi di dalamnya keropos. Mashuri berpendapat bahwa sinkretisme harus “dibaca kembali” agar sesuai dengan semangat zaman. Dan lewat novel Hubbu , Mashuri ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa sinkretisme Islam Jawa belum kokoh di beberapa sudut kehidupan Jawa. Mashuri memang sengaja menggugah spiritualisme Timur dalam karya novelnya kali ini, baik dalam koridor budaya Jawa maupun Islam. Sebagai seorang yang “mengagungkan” spiritualisme Timur, hal itu dianggap mampu menyeimbangkan pola berpikir dan bernalar kebarat-baratan yang pada akhirnya akan saling melengkapi. Dalam Hubbu , Mashuri menyandingkan dan mendiskusikannya antara pola pikir Barat dan nilai-nilai spiritualisme Timur. Diungkapkan bahwa spiritualisme Timur sebagai pengetahuan itu pertama-tama bersumber pada hati, sedangkan yang dari budaya Jawa ia berusaha menyarikannya dari wayang purwa, karena inti spiritual Jawa terletak di dalam cerita wayang. Untuk Islam, masalah tasawuf sedikit disinggung dengan tersamar karena Mashuri perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 111 beranggapan bahwa inti spiritualisme Timur yang ada berkumpar pada Islam dan Jawa, juga perjumpaan di antara keduanya. Mashuri memang sastrawan muda yang kreatif. Lahir di Lamongan, 27 April 1976. Jebolan dua pondok pesantren di daerah kelahirannya, Pondok Pesantren Salafiyah Wanar dan Pondok Pesantren Ta’sisut Taqwa Galang. Alumnus Sastra Universitas Airlangga Surabaya dan sedang menyelesaikan Pascasarjana di IAIN Sunan Ampel Surabaya pada saat menulis novel Hubbu . Aktif berkesenian di Teater Gapus. Aktif di Forum Studi Sastra dan Seni Luar Pagar Surabaya. Dipercaya sebagai Litbang Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya. Dan sebagai wartawan di harian Memorandum dan bekerja di Balai Bahasa Surabaya sejak tahun 2006. Karya-karya sastra dan tulisan-tulisannya yang lain adalah Antologi Puisi Jawadwipa 2003Puisi , Pengantin Lumpur , diterbitkan Dewan Kesenian Jawa Timur dan Surabaya Poetry Community 2005, Kitab 99 Puisi Mashuri dan Ngaceng 2007. Tulisan-tulisannya, terutama puisi dan esai, dan sedikit cerpen pernah dipublikasikan di Jurnal Kebudayaan Kalam, Jurnal Puisi, Jurnal Atavisme, Jurnal jembatan Merah, Majalah Aksara, Majalah Kidung, Majalah Sinduh, Jurnal Aksara, Jurnal Thought, Karya Dharma, Surabaya Pos, Media Indonesia, Kompas Jawa Timur, Republika, Surabaya News, Lampung Post, Jawa Pos, Surya, Memorandum, Rakyat Merdeka, Sinar Harapan, Pikiran Rakyat, Suara Pembaharuan, Duta Masyarakat, Buletin Sastra Epik, Jejak, Telunjuk, On-Off, dan sejumlah media kampus seperti Gatra, Situs, IAIN News , Jaringan Islam Liberal , dan Satu Arah Malaysia. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 112 Karya-karya yang lain termuat dalam antologi puisi bersama seperti: Refleksi Gapus, 1995, Seribu Wajah Lilin Gapus, 1997, Menguak Tanah Kering Gapus, 2000, Manifesto Surrealisme FS3LP, dan Galah Yogyakarta, 2002, Puisi Tak Pernah Pergi Kompas, 2003, Antologi Penyair Jawa Timur Festifal Seni Surabaya, 2004, Duka Aceh Duka Bersama DKJT, 2005, Mahaduka Aceh Pusat Dokumentasi HB. Jassin, 2005, Malsasa Forum Sastra Bersama Surabaya, 2006, Festifal Mei Forum Sastra Bandung, 2006, Kentrung Jancukan Gapus, 2006. Tulisan-tulisannya yang lain berupa puisi dalam bahasa Jawa geguritan yang sering dimuat di media Jaya Baya, Telunjuk, Surabaya Post, Suket Surabaya News, dan Damar Jati . Esainya berjudul Sastra dan Mistisisme Jawa Lanskap Indonesia dan Fakultas Psikologi Unair, 2003, dan Provinsi Para Penyair Gapus, 2006. Mashuri juga menulis buku-buku berbau spiritual, di antaranya Tafsir Mimpi Keberuntungan Arkola Surabaya, 2002, Ramal Nasib Manusia Berdasarkan Shio, Weton dan Astrologi Arloka Surabaya, 2002.

2. Latar Belakang Sosiobudaya Masyarakat dalam Novel Hubbu