Resepsi Sastra Landasan Teoritis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 87 dengan cermat dan seksama Arief Budiman, 1999:xxv-xxvi. Dengan cara demikian proses takwil teks sastra dapat terlaksana sehingga representasi nilai-nilai yang ada dalam teks sastra dapat diungkapkan secara memadai, mencukupi, dan mendalam. Atau dengan kata lain, dengan cara tersebut hayatan, renungan, ingatan, pikiran, gagasan, dan pandangan mengenai nilai-nilai yang ada dalam teks sastra dapat dijelaskan secara relatif utuh menyeluruh.

4. Resepsi Sastra

Kata “resepsi’ berasal dari bahasa latin recipere yang berarti menerima atau penikmatan pembaca. Dalam bahasa Jerman dikenal dengan istilah “Rezeptionathetik” artinya teori penerimaan atau estetika penerimaan Newton, 1990:157. Arah baru dalam studi sastra berawal dari munculnya teori resepsi sastra atau estetika resepsi pada akhir tahun 1960-an. Secara metodologis, teori tersebut berpandangan bahwa sebuah teks sastra seharusnya dipelajari terutama dalam kaitannya dengan reaksi pembaca. Tokoh utama pada masa awal resepsi sastra adalah Jauss dan Iser Segers, 1978:40. Selanjutnya, Segers mengatakan bahwa estetika resepsi dapat disebut sebagai suatu ajaran yang menyelidiki teks sastra dengan dasar reaksi pembaca terhadap suatu teks sastra. Pernyataan ini direaksi oleh Abdullah yang mengatakan bahwa resepsi sastra adalah suatu ajaran yang meneliti teks dengan bertitik tolak pada pembaca yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu Jabrohim, 2001: 117. Senada dengan ini, Luxemburg, Bal, dan Westseijn 1960:79 menyatakan bahwa resepsi ialah reaksi pembaca terhadap sebuah teks. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 88 Selanjutnya, Umar Yunus 1985:1 mengungkapkan bahwa resepsi sastra adalah bagaimana pembaca memberikan makna terhadap karya sastra yang dibacanya, sehingga dapat memberikan reaksi atau tanggapan terhadapnya. Sejalan dengan pendapat-pendapat tersebut di atas, Aminuddin 1987:53 mengatakan bahwa resepsi sastra menekankan penelaahan sastra pada aspek respons, proses, dan penerimaan yang diberikan pembaca. Jika sebuah karya sastra setelah hadir di tengah masyarakat pembaca, maka pembaca sendirilah yang akhirnya akan memberikan makna. Bagaimana pemaknaan terhadap karya itu, tentu saja beragam. Keragaman itu timbul selain disebabkan oleh adanya berbagai penafsiran yang muncul, juga terjadi karena adanya perbedaan bekal pengetahuan dan pengalaman pembaca itu sendiri. Rachmat Djoko Pradopo 2002:206 mengungkapkan bahwa estetika resepsi atau estetika tanggapan adalah estetika ilmu keindahan yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan atau resepsi-resepsi pembaca terhadap karya sastra. Sedangkan Suhendar dan Pien Supinah 1993:32 mengartikan resepsi sastra dengan cara bagaimana seorang pembaca membaca sebuah teks. Ia memfokuskan kepada pembaca maksudnya ingin mengetahui tentang pengalaman yang dirasakan oleh pembaca bila membaca teks sastra. Setiap orang yang membaca teks sastra akan berbeda dengan orang lainnya dalam menginterprestasikan karya sastra mengingat pengetahuan bahasa yang berbeda, pandangan hidup yang berbeda, dan pengalaman yang berbeda pula. Pendekatan estetika resepsi mendasarkan penelitian kritik sastra pada tanggapan para pembaca selalu berubah dari waktu ke waktu. Kehidupan historis perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 89 sebuah karya sastra itu tidak terpikirkan tanpa partisipasi dan peranan aktif pembaca sebagai pembentuk sejarahnya. Karya sastra itu bukan objek yang berdiri sendiri, melainkan selalu terikat kepada pembacanya pada setiap periode. Sebuah karya sastra mirip sebuah orkestrasi yang merupakan suara-suara baru di antara pembacanya. Oleh karena itu, karya sastra harus dimengerti sebagai pencipta dialog dan keahlian filologi kritik sastra harus didasarkan pada pembacaan kembali teks secara terus-menerus, tidak hanya pada fakta-fakta saja. Sebagaimana dikutip Siegel 2001:13, Iser menyatakan bahwa teks karya sastra memiliki efek terhadap pembacanya. Ia berargumentasi bahwa proses membaca selalu bersifat subjektif. Ia memandang kegiatan membaca sebagai proses yang didasarkan pada dialektika antara pembaca dan teks. Resepsi sastra yang dikemukakan sebagian ahli di atas mendasarkan pada reaksi atau tanggapan pembaca terhadap teks karya sastra. Hal ini berbeda dengan pendapat Fokhema, Kunne-Ibsch, dan Iser menyatakan bahwa resepsi sastra sebagai proses penciptaan makna karya sastra. Yang menjadi objek penelitiannya bukan teks karya sastra tersebut, melainkan konkretisasinya. Teks karya sastra hanya mempunyai arti bila teks tersebut telah dibaca. Pembacaan merupakan prekondisi yang esensial dalam keseluruhan proses interpretasi karya sastra. Dalam proses pembacaan akan terjadi interaksi antara struktur karya sastra dengan pembacanya. Karya sastra merupakan schematized aspect yang subject-matter-nya dapat diproduksi, sedang produksi makna yang nyata bergeser pada tindak konkretisasi oleh pembaca. Resepsi pembaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah reaksi pembaca perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 90 sebagai akibat proses pembacaannya terhadap novel Hubbu karya Mashuri. Pembaca memegang peranan penting dalam teori resepsi sastra resepsi novel. Pembacalah yang menentukan makna dan nilai suatu teks. Bertolak dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa resepsi sastra adalah bagaimana pembaca memahami, menafsirkan, dan memberikan makna terhadap karya sastra yang dibacanya.

B. Penelitian yang Relevan

Pengkajian penelitian yang relevan dilakukan untuk menghindari ke-samaan duplikasi yang tidak bermanfaat dalam penelitian nantinya. Simpulan atau sintesis yang sudah dilakukan dalam penelitian sebelumnya dan sudah dipublikasikan dapat dijadikan jembatan penghubung peneliti untuk memodifikasi dan merevisi. Seperti yang dinyatakan Jujun S. Sumantri 2001:325 bahwa hasil penelitian mutakhir mungkin merupakan pengetahuan teoritis baru atas revisi terhadap teori lama yang dapat digunakan sebagai premis dalam penyusunan kerangka pemikiran maupun dalam kegiatan analisis yang lain, umpamanya saja dalam pembahasan mengenai kesimpulan analisis data. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan cukup banyak terutama dengan tinjauan sosiologi sastra, akan tetapi hanya akan dicantumkan beberapa saja dalam penelitian ini.