perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 214
nilai pengertian, wujud nilai lapang dada, wujud nilai rendah hati, wujud nilai toleransi, wujud nilai kasih sayang; d nilai estetis Jawa.
Temuan pada
resepsi pembaca
diketahui bahwa
novel
Hubbu
mengungkapkan keresahan spiritual tokoh utamanya dalam menghadapi kehidupan ketika dihadapkan pada religius Islam yang berbenturan dengan sinkretis yang tak
bisa dihindari karena lingkup sosial budayanya di mana tokoh tersebut berada.
B. Implikasi
Penelitian ini melakukan kajian terhadap karya sastra novel berjudul
Hubbu.
Hasil penelitian ini memiliki implikasi terhadap aspek lain yang relevan memiliki hubungan positif. Implikasi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Menjadi Alternatif Bahan Materi Pengajaran Sastra
Pada aspek pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan alternatif pilihan dalam pengajaran sastra di sekolah-sekolah. Pengajaran sastra masih sering terjebak
dalam pencapaian kognitif bahkan hafalan semata-mata. Siswa seringkali hanya digiring untuk menghafalkan seperangkat teori dan hafalan-hafalan tentang karya-
karya para sastrawan dan unsur instrinsik sastra. Siswa jarang dikenalkan langsung dengan karya sastra, tidak diberi kesempatan dan ruang gerak yang cukup untuk
membaca dan menghayati karya sastra, sehingga kepekaan dan apresiasi terhadap gejala-gejala sosial dalam hidup dan kehidupan menjadi kerdil. Pembelajaran
hendaknya lebih dititikberatkan pada kemampuan apresiasi terhadap karya sastra sehingga akan membekali siswa dengan nilai-nilai kehidupan yang tercermin dalam
karya tersebut. Dengan membekali siswa dengan apresiasi selain dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 215
apresiasi terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam karya tersebut, siswa juga menjadi peka dan apresiatif terhadap gajala-gejala sosial yang ditemui dalam hidup
dan kehidupan. Jika hal tersebut diintensifkan dan tidak berhenti pada pengetahuan akademik, maka pembentukan nilai karakter bangsa akan bisa dimulai dari
pembelajaran apresiasi sastra.
2. Pencapaian dalam Proses Pengajaran Sastra
Pengajaran-pembelajaran sastra di SMA sesuai dengan kurikulum KBK yang disempurnakan dengan KTSP pada dasarnya memiliki dua sasaran.
Pertama,
memberikan kompetensi kepada siswa untuk menulis karangan fiksi dan nonfiksi dengan menggunakan kosakata yang bervariasi dan efektif untuk menimbulkan efek
dan hasil tertentu. Dan
kedua,
bertujuan memberikan kompetensi kepada siswa untuk mampu mengapresiasi sastra melalui kegiatan mendengarkan, menonton, membaca,
dan melisankan hasil sastra berupa puisi, cerita pendek, novel, dama, serta mampu untuk memahami dan menggunakan pengertian teknis kesusastraan dan sejarah sastra
untuk menjelaskan, meresensi, menilai, menganalisis hasil sastra, memerankan drama, menulis karya cipta sastra berupa puisi, cerita pendek, dan novel. Dengan
demikian tujuan pengajaran dan pembelajaran sastra di sekolah berkisar pada dua hal, pencapaian kompetensi apresiatif dan kompetensi kreatif siswa.
Keberhasilan proses pengajaran sastra di sekolah membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Apresiasi terhadap karya sastra novel akan berbeda dengan apresiasi
puisi atau cerpen, dibutuhkan waktu yang cukup untuk membaca dan mengapresiasinya. Apalagi jumlah jam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tidak
cukup panjang untuk pembelajaran dengan beban materi yang sangat banyak. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 216
para pendidik harus memberikan arahan dan tuntunan yang jelas terhadap aspek pencapaian pembelajaran apresiasi sastra sehingga tercapai tujuan pembelajarannya.
Dengan demikian guru harus mempersiapkan materi ajar yang disederhanakan sehingga dapat dipahami siswa. Jika hal tersebut dipatuhi, maka pembelajaran
apresiasi sastra di sekolah bukan lagi sebagai kegiatan reproduktif tetapi menjadi kegiatan produktif.
Hasil analisis yang penulis lakukan bisa dimanfaatkan sebagai bahan rujukan gambaran awal yang sederhana terhadap kajian sosiobudaya dan wujud nilai yang
terkandung di dalamnya. Dengan memanfaatkan hasil penelitian yang penulis lakukan setidaknya bisa dijadikan bahan pendamping bagi guru untuk melengkapi
bahan ajar yang telah disiapkan sebelumnya.
3. Sebagai Pendidikan Karakter Bangsa