perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 205
batin. Bagaimana menurut pendapat Anda? 3
Hubbu
penuh dengan konsep spiritualisme Timur, bagaimana menurut pendapat Anda? 4
Sastra Gendra
tersebut ulang di novel Hubbu. Menurut Anda apa yang ingin disampaikan dengan tidak
menjelaskan secara detail? Dan 5 Menurut pendapat Anda, apakah Sastra Gendra dalam novel Hubbu sebagai simbolisasi Jarot?
Berikut ini adalah jawaban dari ketiga reseptor dengan tidak mengurangi atau menambahkan kata, frasa, atau kalimat.
1. Tanggapan dari Widi Pranoto
a. Pengungungkapan keresahan spiritual yang dirasakan tokoh Jarot di novel
Hubbu
dalam menghadapi permasalahan kehidupan yang dihadapi dengan patokan ataupun aturan-aturan baku yang didapatkannya dari berbagai sumber, seperti
pondok pesantren kitab-kitab suci yang sempat dipelajari ataupun ungkapan etika spiritual dalam bentuk berbagai gaya.
b. Sinkretis bukanlah alat ataupun kendaraan yang dapat untuk memerdekakan diri
lahir batin sebagaimana jika penggambaran yang diwakili Jarot dalam novel
Hubbu
tampak penggambaran yang tidak pernah punya gambaran kemerdekaan atau kebahagiaan yang dicoba dirangkum dalam perjalanan hidupnya.
c. Dalam takaran konsep, iya.
d. Hanya ungkapan ada Sastro JGendra, ritme novel
Hubbu
mencoba menembus batas yang menyelimuti Sastro JGendra itu sendiri tanpa bermaksud
menjelaskan apa itu SG, mengkait antara apa itu SG dengan alur cerita agak kabur. Kekaburan ini menyiratkan dua hal, pertama ketidaktahuan tentang SG
kedua kesulitan pengungkapan tentang SG.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 206
e. Bisa
2. Tanggapan dari Tjahjono Widarmanto
a. Dalam
Hubbu
pengarang menunjukkan adanya pergeseran yang terjadi dalam tradisi masyarakat pesantren. Pergeseran itu disebabkan banyak hal di antaranya
faktor politis, model pembelajaran modern yang menggeser pola pembelajaran pesantren, dan masih banyak lagi, termasuk kemungkinan para pelaku politik
praktis menjadi pemimpin pesantren. b.
Dalam diri Jarot terdapat upaya untuk menggali pengalaman seluas-luasnya termasuk pengalaman batiniahspiritual. Dalam diri Jarot ada tarik-menarik
ajaran tauhid yang murni Islam yang dirasanya kurang berakar dalam dirinya yang “notabene manusia Jawa”. Tarik-menarik inilah yang menyebabkan Jarot
menggali unsur spiritual lain yang dekat dengan Islam yaitu tasawufsufi Jawa kebatinan Jawa. Ada semacam sinkritisme yang kritis dalam diri Jarot.
c. Spiritualisme Timur yang mempengaruhi diri Jarot adalah spiritualisme Jawa dan
Hindia. Akar sinkritisme di Indonesai adalah Hindia Hindu dan Budha, banyak buku yang telah membicarakan ini, dan mestinya dian sudah membacanya.
Spiritualisme Jawa jelas muncul dengan eksplisit melalui sastra Gendra yang aslinya sastrajendra hayuningrat pangruwat driyu, yang dalam konsep Jawa
merupakan rahasia memahami kehidupan, kematian, dan keabadian. Dalam konsep Hindu, bertemunya atman, dalam konsep Budha muncul dalam bentuk
Mandala atau kekekalan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 207
d. Karena sastrajendra merupakan sebuah konsep pandangan hidup maka tidak bisa
didetailkan. Sebagai sebuah konsep pandangan hidup hanya merupakan sebuah penawaran, karena penawaran maka pengarang tidak mendetailkan.
e. Konsep sastra jendra mungkin sekali sebagai simbolisasi pencarian diri Jarot.
Pengarang hendak menyimbolkan bahwa sastra jendra adalah makrokosmosjagat besar sedang Jarot adalah mikrokosmosjagat kecil. Dalam istilaj Jawa dikatakan
loro-lorone atunggal=dua tapi tunggal. Sastrajendra dan Jarot merupakan simbolisasi penyatuan yang dalam istilah Jawa disebutkan dengan curiga manjing
warangka, warangka manjing curiga. Sastrajendra yang dihayati Jarot merupakan titik perjumpaan Islam Jawa.
3. Tanggapan dari Aziz Abdul Gofar