Penokohan dalam Novel Deskripsi Latar Belakang Sosio Budaya dalam Novel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 125 Dan, perkiraan ayahmu soal Kaliyuga ternyata benar juga. Pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto lengser keprabon, alias turun tahta dari kursi presiden yang telah diduduki selama 32 tahun. Peristiwa ini di luar perkiraan semua orang, apalagi rezim saat itu sudah mengakar dari Sabang sampai Merauke. Mashuri, 2007:156 Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa mewakili seluruh elemen masyarakat sebagai tindak protes atas ketidakadilan dan rezim yang menindas masyarakat, sebenarnya hasil dari ketertindasan dan ketidakadilan yang sudah berlangsung sangat lama. Sikap kritis dan memandang ketertindasan sebagai belenggu untuk memerdekakan ketidakadilan yang dilakukan oleh rezim Orde Baru tersebut menjadikan dendam dan berusaha membalikkan keadaan, hal itu menjadi modal untuk memperoleh eksistensi demokrasi yang sesungguhnya akan membawa keadilan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Penokohan dalam Novel

Hubbu sebagai Perwujudan Sosok Masyarakat Jawa Tokoh merupakan bagian penting dalam novel. Tanpa kehadiran tokoh, struktur cerita tidak akan terbentuk dan hanya akan melahirkan deskripsi. Ibarat sebuah kendaraan, tokoh adalah sopir yang mengendalikan laju cerita. Keberadaan tokoh memiliki dimensi ganda. Dimensi fisik dan dimensi psikologis. Fisik berfungsi sebagai wadah, sedangkan psikis lebih mencitrakan sebagai simbol. Mashuri membangun konsep latar belakang sosial budaya melalui karaktersitik tokoh- tokohnya yang kuat. Karakteristik serta interaksi tokoh dengan berbagai dimensi psikis memberikan perwujudan aspek latar dan sosial budaya novel. Novel Hubbu dibuka dengan menampilkan tokoh Jarot sebagai tokoh utama. Begitu istimewanya tokoh ini dihadirkan dengan berbagai kelebihan sehingga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 126 terkesan diidealkan oleh hampir semua tokoh dalam cerita tersebut. Laki-laki dengan pribadi yang tidak hanya bisa tegak di atas kaki sendiri tetapi juga mempengaruhi dan menyinari orang lain hal. 72, bagi Puteri. Seorang yang ideal yang terus- menerus membaktikan diri untuk keluarga dan dunianya, cerdas tapi angkuh hal. 144, dan seorang yang sabar, bijaksanan, dan memiliki kepekaan tinggi hal.17 bagi anaknya Aida. Bahkan orang yang pernah disakiti hatinya, Istiqomah, melihat Jarot sebagai, pendiam tapi mampu mengundang daya tarik hal. 76. Karakternya keras, mudah terbawa emosi, meski secara hati dan pikiran, ia lebih mirip nabi-nabi hal. 192 kisah Bibi Nenek pada Aida. Dan bagi Toni, Jarot adalah seseorang yang aku kenal di dunia dengan tingkat kesempurnaan luar biasa. Tanpa cela hal. 223. Jarot adalah sosok laki-laki Jawa yang bersahaja , tidak hanya pandai ilmu agama karena dibesarkan di lingkungan pondok, lebih dari itu Jarot dikaruniai ilmu laduni yang dimiliki oleh orang-orang terpilih. Jarot adalah simbol orang Jawa modern yang telah berinteraksi dengan kemajuan zaman di masa hidupnya. Cara berpikir dan bertindak merupakan perwujudan manusia Jawa yang modern yang tidak hanya cerdas dalam ilmu umum, juga cerdas dalam ilmu agama. Jabir sebagai tokoh sampingan menjadi simbol masyarakat pesisir yang memiliki pola berpikir tradisional yang masih percaya dengan mistis kejawen meski ia hidup di lingkungan pondok. Mas Amin adalah tokoh yang disegani, dihormati, sebagai pengganti Mbah Adnan sampai Jarot benar-benar siap memimpin pondok. Teguh adalah teman sekaligus sahabat yang dihadirkan pengarang sebagai pemuda yang mengagungkan kebebasan berpikir dan berperilaku, yang pada akhirnya bertaubat setelah melihat sikap Jarot yang mau bertanggung jawab atas kehamilan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 127 Savitri pacarnya, dan akan menikahinya jika Teguh tidak mau menikahinya. Puteri dihadirkan sebagai simbol gadis kota yang modern, anak orang kaya, hidup bebas tetapi jiwanya kosong, retak, karena tidak pernah mendapatkan kehangatan di rumah dari orang tuanya yang sudah bercerai sejak dia SMP. Sedangkan simbol spiritualitas hadir pada sosok Istiqomah, kekasih Jarot pada saat sekolah di sekolah umum, SMA, gadis tetangga desa yang santun dan bersahaja. Agnes, simbol tokoh yang goyah terhadap keyakinannya terhadap Tuhan, kepada Agneslah toleransi beragama dalam novel ini terbentuk. Sedangkan Aida, anak Jarot, sebagai satu-satunya penerus keturunan Jarot sebagai simbol gadis modern yang cerdas yang menjadi sinyal penerus kepemimpinan pondok menggantikan ayahnya yang “hilang”, setelah menyusuri jejak masa lalu ayahnya yang “hilang” tak pernah diketahuinya.

B. Wujud Nilai Sosio Budaya dan Sinkretisme

1. Nilai Sosio Budaya dan Sinkretisme

a. Wujud Nilai Religius

Religiusitas merupakan nilai yang berkaitan dengan kemungkinan ultim atau sejati manusia. Kemungkinan ultim atau sejati di sini menurut persepsi manusia Jawa, adalah perjumpaan dan atau bersatu dengan Tuhan. Perjumpaan dan persatuan itu mengimplikasikan adanya keterikatan manusia dengan Tuhannya, atau kekuatan gaib yang dianggap kudus dan suci. Hal ini menunjukkan bahwa pada tataran paling sederhana nilai religius ini hanya berkenaan dengan keterikatan manusia pada kekuatan gaib yang dianggap kudus dan suci. Di sini kultus dapat berkembang subur. Pada masa sekarang ini pada umumnya nilai religius disangkutkan dengan