perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 90
sebagai akibat proses pembacaannya terhadap novel Hubbu karya Mashuri. Pembaca memegang peranan penting dalam teori resepsi sastra resepsi novel. Pembacalah
yang menentukan makna dan nilai suatu teks. Bertolak dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa resepsi
sastra adalah bagaimana pembaca memahami, menafsirkan, dan memberikan makna terhadap karya sastra yang dibacanya.
B. Penelitian yang Relevan
Pengkajian penelitian yang relevan dilakukan untuk menghindari ke-samaan duplikasi yang tidak bermanfaat dalam penelitian nantinya. Simpulan atau sintesis
yang sudah dilakukan dalam penelitian sebelumnya dan sudah dipublikasikan dapat dijadikan jembatan penghubung peneliti untuk memodifikasi dan merevisi.
Seperti yang dinyatakan Jujun S. Sumantri 2001:325 bahwa hasil penelitian mutakhir mungkin merupakan pengetahuan teoritis baru atas revisi terhadap teori
lama yang dapat digunakan sebagai premis dalam penyusunan kerangka pemikiran maupun dalam kegiatan analisis yang lain, umpamanya saja dalam pembahasan
mengenai kesimpulan analisis data.
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini dilakukan cukup banyak terutama dengan tinjauan sosiologi sastra, akan tetapi hanya akan dicantumkan
beberapa saja dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 91
Kajian yang dilakukan dalam penelitian ini terhadap novel senada dengan yang diungkapkan oleh Orr dalam
Journal of Europen Studies,
volume 9, no. 36 bahwa tujuan novel adalah penyadaran terhadap realitas.
Intended as an original contribution to the sociology of the novel. It is polemical and a response to a vacuum in literary theory and finally it is appear to
the needful resuscititation of tragic realism after its demise with or around, Orwell. Orr, 1977:304.
Selain itu, pendidikan yang disampaikan melalui cerita novel dapat menjaga dan memelihara nilai-nilai pendidikan dan budaya, tidak mengagungkan diri di atas
orang lain atau
andhap asor
seperti dalam budaya Jawa adalah contoh pendidikan karakter yang harus terus dibangun dan salah satunya dengan membaca novel.
Seperti dalam pemaparan Black 1999:35 dalam
Journal of Culture Education,
volume 75.
Teaching Through Nature The ancient Polynesians close to nature: nature was the measure of, asa well as the predominant influence in, their lives.
Consequently, many of the legends and fables of Polynesia are concerned with nature’s creatures and phenomena. Some nature stories werw created to preserve
and transmit a cultural value, such as not exalting oneself above one’s peers.
Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra novel dapat membangun masyarakat pembaca yang berkarakter kuat. Nilai-nilai pendidikan yang tergambar
dalam sikap dan perilaku kebiasaan tokoh dalam novel sesuai dengan konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 92
pendidikan John Dewey. Seperti kajian yang dilakukan Carver and Ricard P Enfield 2006:66 dalam
Journal Education and Culture,
vol 22, berikut ini.
Offering an introduction to both John Dewey’s philosophy of education and the 4-H Youth Development Program, this paper draws clear connections between
these two topics. Concept explored include Dewey’s principles of continuity and interaction, and contagion with respect to learning. Roles of educational leaders
including teachers are investigated in the context ot a discussion about the structuring of opportunities for student to develop habits of meaningful and life-long
learning. Specific examples are described in depth to demonstrate, from a Deweyan perspective, the educational process and value of 4-H participation. Brief commenta
are made about the place of 4-H in the US. system of public education.
Penelitian dengan tinjauan sosiologi sastra pernah dilakukan oleh Paryono 2008: Tesis, Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret. Penelitian
dengan judul
Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Herata Tinjauan Sosiologi Sastra dan Nilai-Nilai Pendidikan.
Hasil temuan dari penelitian tersebut memberikan gambaran tentang masalah-masalah kehidupan yang dekat dengan realita kehidupan
masyarakat di negeri ini. Novel tersebut sarat dengan nilai-nilai pendidikan yaitu nilai agama, sosial, budaya, dan moral.
Implikasi dari penelitian yang dilakukan Paryono dalam bidang pendidikan mengajarkan kepada pembaca pada umumnya dan peserta didik pada khususnya
untuk mengambil pelajaran nilai-nilai pendidikan yang tercermin dalam novel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 93
tersebut, nilai-nilai baru yang sebelumnya dilupakan dan akan membuka cakrawala baru terhadap pemahaman dimensi sosio-kultural.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Listy Sulastri Wulan Krisnawati dengan judul
Degradasi Moral Kepemimpinan dalam Novel Hubbu Karya Mashuri: Tinjauan Strukturalisme Genetik
2009: Tesis, Fakultas Budaya, Universitas Gajah Mada. Tujuan penelitian yang dilakukan Listy adalah mengungkapkan perjalanan
hidup seorang santri yang juga menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi umum dalam mencari kesamaan antara ajaran Islam dengan kejawen yang
disebutnya dengan menemukan akar kesamaan hanacaraka dengan hijakiyah. Pencarian kesamaan antara hanacaraka dengan hijakiyah tersebut dilakukan dengan
jalan memberontak terhadap keluarganya dengan kuliah di perguruan umum dan tidak mau meneruskan kepemimpinan pondok. Dalam perjalanannya, tokoh hero
tersebut mengalami degradasi moral karena ketidaktegasannya dalam sikap- sikapnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Paryono dan Listy Sulastri Wulan Krisnawati, tampaknya ada relevansi dengan penelitian yang akan peneliti
lakukan. Relevansinya terletak pada tinjauan sosiologis yang digunakan oleh Paryono, sedangkan relevansinya dengan penelitian Listy terletak pada nilai moral
yang dianalisis dengan obyek materian novel yang sama yaitu novel Hubbu karya Mashuri.
Perbedaan dengan penelitian Paryono terletak pada objek kajian yakni novel Hubbu karya Mashuri, sedangkan perbedaan dengan Listy Sulastri Wulandari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 94
terletak pada kajian sosiologis, budaya, dan resepsi pembaca. Sementara kajian tentang sinkretisme telah dilakukan seperti yang disampaikan M. Wasim Bilal dalam
jurnalJournal from digilib-uinsuka2008-06-30 dengan judul
Sinkretisme dalam Kontak Agama dan Budaya di Jawa.
Dalam jurnal tersebut disampaikan bahwa dalam kesejarahan agama-agama, agama akan tersebar melintas batas-batas geografis
kepercayaan atau budaya lain, dalam penyebarannya tidak dapat dihindari adanya kontak, hubungan, pertemuan atau pergumulan, percampuran dan peleburan dengan
agama, kepercayaan-kepercayaan, dan budaya setempat. Sementara Muhammadiyah memiliki misi pemberantasan sinkretisme yang telah menjadi dasar pandang petani
pedesaan. Komitmen dari para petani untuk
follow organization
ini tidak berarti penolakan terhadap keyakinan ini. Sebaliknya, pola hidup dan perjuangan memenuhi
kebutuhan sehari-hari mereka membuat mereka memilih organisasi dan kepercayaan, yang menimbulkan sinkritisme baru. Seperti yang diungkapkan Abdul Munir
Mulkhan dalam jurnaljournal from digilib-uinsuka2008-06-19.
Syncretisme is a belief that grows among rural peasants. The growt of the belief is belief is closely
related to their social and economic status. For this reason Muhammadiyah, as an Islamic purifying organization, is not well acceted by them. Social changes in which
the number of population increases and farm-land and shelter descreases, has fostered rationalization myths and supernatural belief. Since then, Muhammadiyah is
gradually accepted by rural peasants.
Sinkretisme, sesuai dengan perkembangan budaya, teknologi, dan pendidikan lambat laun akan mengalami perubahan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan
Banu Deskanandar dalam penelitiannya yang berjudul
Lunturnya Sinkretisme Islam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 95
Jawa dalam Masyarakat Pedesaan,
disimpulkan bahwa pada masyarakat miskin sinkretisme Islam Jawa tidak mengalami perubahan baik mengenai pola perilaku
masyarakat dalam pelaksanaan ritual yang mereka lakukan, pada masyarakat kaya sinkretisme Islam Jawa mengalami perubahan baik mengenai pola dan perilaku
masyarakat dalam pelaksanaan ritual yang mereka lakukan. Dari temuan tersebut ditarik kesimpulan bahwa faktor pendidikan, agama, dan perubahan persepsi
masyarakat tentang sinkretisme Islam Jawa merupakan faktor yang mengakibatkan
lunturnya sinkretisme Islam Jawa. Selain itu sinkretisme sebagai suatu proses sosial
yang menghubungkan antara tradisi lokal dan Islam menempatkan
slametan sebagai sebuah ritual.
Hal ini dapat dilihat pada pemaparan Andrew Beatty 1996:27 dalam
Journal of Royal Antropological Institute
dengan judul
Adam and Eve and Vishnu: Syncretism in the Javanese Slametan.
Most anthropologists of Java agree that the slametan lies at the heart of Javanese religion. It is surprising, than, that there are very few detailed description
in the literature and perhaps only one which carries conviction as an eye-witness report. Ever since the appearance of Geertz’s 1960 classic work we ave assumed
we know what for a generation. Indeed, it, it was not until Hefner’s 1985 admirable study of the Hindu Tenggerese of East Java that the subject was reopened. And
attempt to reconsider the slametan must therefore begin with the standart discussion.
C. Kerangka Berpikir