Struktur Novel Hakikat Novel

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 21 unsur fiksinya saja, misalnya tema, sedangkan karakter, setting, dan lain-lainnya hanya salah satu saja. Berdasarkan beberapa pendapat dari para pakar di atas dapat disimpulakan bahwa novel sebagai cerita fiksi merupakan genre prosa yang dibangun dari unsur- unsur pembangun sebagai sebuah struktur yang secara fungsional memiliki keterkaitan di antaranya, untuk membangun totalitas makna dengan media bahasa sebagai penyampai gagasan pengarang tentang peristiwa hidup dan kehidupan dalam lingkup kehidupan sosialnya.

b. Struktur Novel

Sebagaimana genre prosa yang lain, novel memiliki unsur pembangun dari dalam dan dari luar yang dikenal dengan unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik novel yang terdiri dari cerita, peristiwa, plot, penokohan, latar, sudut pandang, bahasa dan gaya bahasa, serta tema, merupakan unsur - unsur yang mewujudkan novel. Unsur-unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun novel dari luar yang tidak menjadi bagian di dalam novel tersebut. Namun, unsur ekstrinsik cukup memiliki pengaruh dalam terwujudnya totalitas konstruksi cerita yang dibangun. Menurut Wellek dan Werren 1989:75 antara lain adalah subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup, yang kesemuanya itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Unsur ekstrinsik berikutnya adalah psikologi pengarang dalam proses kreatifnya, psikologi pembaca, maupun penerapan psikologi dalam karya, sedangkan keadaan lingkungan pengarang dalam hal perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 22 ekonomi, politik, dan sosial, pandangan hidup, dan lain sebagainya juga turut mempengaruhi karya sastra yang diciptakannya. Novel sebagai sebuah cerita rakaan memiliki konvensinya sendiri yaitu konvensi sastra yang memiliki “watak otonom”. Seperti yang ditegaskan Teeuw 1988:11 bahwa karya sastra merupakan keseluruhan yang bulat, yang berdiri sendiri, sebuah dunia rekaan yang tugasnya hanya satu saja: patuh, setia pada dirinya sendiri. Clara Reeve dalam Wellek dan Warren, 1989:282 menyatakan bahwa novel adalah gambaran kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman saat novel itu ditulis. Romansa yang ditulis dalam bahasa yang agung dan indah, menggambarkan apa yang pernah ditulis dan apa yang pernah terjadi. Oleh sebab itu, pemahaman terhadap novel selayaknya menimbang keutuhan dan kebulatan struktur cerita sebagai keutuhan konstruksi bangunan karya dalam lingkaran unsur-unsur naratif sebagai elemen fiksional yang membangun totalitas karya. Burhan Nurgiyantoro 2002:4 berpendapat bahwa, novel adalah karya fiksi yang menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner yang dibangun melalui beberapa unsur instrinsik seperti peristiwa, plot, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, yang semuanya tentu bersifat imajiner. Lebih lanjut, Burhan Nurgiyantoro 2002:10-11 membedakan cerpen dengan novel yaitu: 1 novel lebih panjang dari cerpen, cerpen selesai dibaca dalam sekali duduk, suatu hal yang tidak mungkin diperlakukan sama dengan novel; 2 cerpen mempunyai plot tunggal, sedangkan novel umumnya lebih dari satu plot; 3 setting dalam novel lebih detail, dalam cerpen pelukisan setting hanya garis besarnya saja; 4 tema dalam cerpen hanya satu, tema novel lebih dari satu yaitu tema utama dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 23 tema tambahan; 5 kepaduan dalam cerpen lebih mudah tercipta, sedangkan dalam novel lebih sulit karena novel biasanya terdiri dari beberapa baris sehingga sulit mencari kepaduan dalam novel. Burhan Nurgiyantoro membagi unsur instrinsik novel menjadi beberapa unsur, yaitu: peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, dan bahasa atau gaya bahasa. Foster 1980:19 membagi unsur novel menjadi enam, yaitu: 1 cerita; 2 manusia; 3 plot; 4 khayalan; 5 ramalan; dan 6 irama. Unsur-unsur cerita, manusia, khayalan, dan ramalan dapat mewakili istilah yang lebih populer yaitu: jalan cerita, karakterisasi, suspense , dan foregrounding . Dalam cerita fiksi ditambahkan ramalan terhadap peristiwa yang terjadi pada masa yang akan datang. Sementara Boulton 1984:29-45 membagi struktur novel menjadi enam, yaitu: 1 point of fiew; 2 plot; 3 character; 4 percakapan; 5 latar dan tempat kejadian; dan 6 tema. Melengkapi beberapa pendapat tentang struktur novel, Jakob Sumardjo 1982:11 menyebutkan bahwa struktur novel terdiri dari: 1 plot atau alur; 2 karakter atau penokohan; 3 tema; 4 setting atau latar; 5 suasana; 6 gaya; 7 sudut pandang penceritaan.

c. Unsur-Unsur Novel