pembentukan komite-komite, terutama Komite Audit. Mereka juga akan terbantu dengan adanya standarisasi rujukan penyusunan laporan keuangan
lintas negara, sehingga mampu untuk melakukan perbandingan-perbandingan laporan keuangan yang lebih komprehensif dan lugas.
130
5. Penegakan Hukum Untuk Tata Kelola Perusahaan
Jean Stephen
131
mengemukakan bahwa perlu dilakukan kegiatan yang pada dasarnya “mengubah syarat-syarat ketentuan menjadi keunggulan kompetitif” dengan
memperhatikan langkah-langkah antara lain: a. Menempatkan praktik-praktik yang baik ke dalam perspektif.
Oleh karena diantara penyebab inti krisis ekonomi dan keuangan Amerika Serikat yang dihadapi saat ini adalah meluasnya kesalahan dalam tata kelola korporasi
shareholder Bill of Right Act 2009, maka peranan GCG sangat penting untuk mekanisme pasar, serta adanya kebutuhan untuk penyatuan ketentuan yang
diterapkan.
b. Tata Kelola Korporasi. 1 Digerakkan oleh Regulator, maka akan berdampak,
a bisa efektif dalam menciptakan kepercayaan penuh pasar, b cenderung bersifat:”satu ukuran untuk semuanya one- size fits all,
130
Antonius Alijoyo, Subarto Zaini; op. cit hal 23
131
Jean Stephens, CEO of RSM International; Law enforcement for Good Governance; The 3
rd
Top Executive Forum on Governance; Nusa Dua-Bali 13-14 May 2010
Universitas Sumatera Utara
c akan bergerak kearah “penegakan” ketimbang sebagai pencegahan, d cenderung dipengaruhi oleh pertimbangan dan tekanan politik.
2 Digerakkan oleh Pemegang Saham, a beroperasi pada tataran satu persatu perusahaan,
b lebih responsif kepada kebutuhan perusahaan. Dalam konteks tata kelola ini Jean Stephen mengutip pepatah lama “Afish rots
from the head” seekor ikan itu membusuk dimulai dari kepalanya. Perwujudan dari lemahnya tata kelola korporasi, umumnya adalah suatu gejala dari seorang CEO yang
gagal Alan Greenspan.
132
c. Menempatkan Para Direktur pada pusat perdebatan Krisis ekonomi saat ini telah membawa banyak investor mengganggap serius masalah
akuntabilitas dan daya tanggap responsiveness beberapa perusahaan dan dewan direksi terhadap kepentingan pemegang saham, dan hal ini telah menimbulkan suatu
kehilangan kepercayaan investor. Mary Schopiro, chairperson SEC, “Proposed Rules on Proxy Access
d. Menjadi seorang Direktur terbukti sangat tinggi tuntutannya. Posisi seorang Direktur memerlukan,
1 pemahaman yang baik tentang menajemen risiko, 2 komunikasi dengan pemegang saham,
132
Ibid, hal 2
Universitas Sumatera Utara
3 melaksanakan tugas dengan kepeduliaan a duty of care, 4 harapan yang tinggi mengenai kapabilitas, ketrampilan dan kompetensi, sehingga
cukup untuk memberikan tantangan kepada eksekutif manjemen, 5 memiliki keahlian untuk secara efektif menguji strategi bisnis,
6 kemampuan untuk melakukan penilaian secara obyektif dan independen.
e. Tahap selanjutnya dari evolusi Tata Kelola Korporasi. Beberapa kegiatan yang perlu dipertimbangkan dalam tahap evolusi terhadapa tata
kelola korporasi antara lain, 1 pelatihan dan pengembangan Direksi dengan melakukan “uji kepatutan dan
kelayakan”, 2 dilakukan evaluasi oleh pihak eksternal terhadap dewan direksi,
3 remunerasi sistem penggajian yang setara.
f. Area lain dimana Tata Kelola Perusahaan yang lebih kuat akan menghasilkan keunggulan kompetitif seperti,
1 biaya pinjaman yang lebih rendah, 2 biaya litigasi yang lebih rendah,
3 kecil kemungkinannya terjadi aksi oleh pemegang saham, 4meningkatnya kemungkinan perekrutan dan bertahannya Direksi yag berkualitas
tinggi, 5 meningkatnya kemungkinan perekrutan top manajemen yang berkualitas tinggi,
Universitas Sumatera Utara
6 meningkatnya kepercayaan pasar dan, vii harga saham yang lebih tinggi.
g. Masa Depan; pada masa yang akan datang perlu dipertimbangkan dengan seksama bahwa,
1 tata kelola korporasi adalah suatu tujuan akhir, 2 dibutuhkan suatu pendekatan internasional,
3 Auditor juga harus direformasi. Rangkuman: Dengan terciptanya suatu keinginan besar dari publik akan adanya
reformasi, krisis yang ada saat ini menawarkan kesempatan lain untuk perbaikan tata kelola. “Kesempatan itu jangan dilewatkan” Lucian Bebchuk,Harvard
133
C. Pedoman Umum GCG di Indonesia
Pada tahun 1998, Grup Penasihat Sektor Bisnis Business Sector Advisory GroupBSAG telah memberi rekomendasi kepada OECD mengenai standar inti dari
pengelolaan perusahaan yaitu: transparansi transparency, akuntabilitas accountability, kewajaran fairness, responsibilitas responsibility.
134
Manajemen dalam setiap suatu perusahaan yang menginginkan pengelolaan perusahaannya berjalan secara sehat harus berpedoman pada prinsip-prinsip GCG.
Agar manajemen BUMN dapat berjalan secara sehat haruslah berpedoman pada prinsip-prinsip GCG, yang oleh OECD telah dijadikan acuan dalam menilai suatu
133
Ibid ,hal 5
134
Sofyan Djalil, Good Corporate Governance, 2005, hal. 213.
Universitas Sumatera Utara