Keppres No. 80 Tahun 2003. Pengadaan barangjasa BUMN yang pembiayaannya tidak dibebankan pada APBN dapat menggunakan ketentuan Direksi masing-
masing BUMN, berupa ketentuan internal Standard Operating ProceduresSOP, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri BUMN No. 5 Tahun
2008.
247
Dengan demikian perbedaan mendasarnya adalah bahwa Keppres No. 80 Tahun 2003 menentukan bahwa pada prinsipnya pelaksanaan tender harus
dilakukan secara terbuka dan bersaing serta transparan dalam hal tata cara dan peserta tender. Sedangkan Peraturan Menteri BUMN No. 5 Tahun 2008 mengatur
bahwa pengadaan barang dan jasa oleh BUMN tidak wajib melalui tender, dan dapat diatur ketentuan internal bagi masing-masing BUMN.
E. Pertanggungjawaban Penyelewengan Terhadap Kekayaan Negara dalam
BUMN
Dengan dasar prinsip-prinsip pengelolaan BUMN sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang BUMN berlaku ketentuan dan prinsip yang terdapat Undang-
undang Perseroan Terbatas, maka pertanggung jawaban terhadap piutang negara danatau kerugian keuangan negara dapat diuraikan antara lain :
1. Pertanggungjawaban Perdata.
247
Sehubungan dengan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa oleh BUMN tersebut, sebelumnya telah ada Peraturan Pemerintah PP No. 45 Tahun 2005, yang berdasarkan Pasal 99
Menteri BUMN diperintahkan untuk membuat pedoman pengadaan barang dan jasa di lingkungan BUMN.
Universitas Sumatera Utara
Menurut prinsip good faith perilaku bertindak dengan itikad sebagaimana dituangkan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas
khususnya Pasal 97 ayat 2 menyebutkan bahwa pengurusan perseroan wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung
jawab; kemudian pada ayat 3, ditegaskan setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku, dan apabila Direksi lebih dari 1 satu orang maka berlaku secara
tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi ayat 4. Namun demikian anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan
atas kerugian apabila dapat membuktikan bahwa : 1 kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; 2 telah melakukan pengurusan dengan
itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan; 3 tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung
maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; 4 telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian
tersebut. Sedangkan bagi Dewan Komisaris mempunyai tugas pokok mengawasi dan memberi nasihat kepada Direksi atas kebijakan pengurusan perseroan yang
dilakukan oleh Direksi, diwajibkan bagi anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan tugasnya itu dengan itikad baik, kehati-hatian dan bertanggung
jawab secara pribadi dan tanggung renteng apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai atas kerugian Perseroan. Tetapi Dewan Komisaris tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
dipertanggung jawabkan atas kerugian perusahaan apabila dapat membuktikan bahwa : 1 telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian;
2 tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian; dan 3 telah
memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.
Penegasan Delware Supreme Court bahwa good faith atau perilaku bertindak dengan itikad baik merupakan stimulan atau pendorong pada prinsip
fiduciary suatu tindakan didasarkan atas kepercayaan atau amanah, yang mendasari hubungan antara pemegang saham atau pemilik perusahaan dengan
Direksi, difokuskan pada the duty of loyalty suatu sikap yang mendahulukan kepentingan perusahaan dari kepentingan pribadi dengan cara melawan
benturan kepentingan, dan the duty care dimaksudkan agar Direksi dalam menjalankan perusahaan bersikap hati-hati dan dalam mengambil keputusan
secara profesional.
2. Pertanggungjawaban Pidana.