Analisis PERSOALAN DAN PELANGGARAN TERHADAP

dan mengambil langkah-langkah untuk meminimalisirnya. Disinilah perlunya penerapan prinsip keterbukaan yang kuat dalam sebuah perusahaan.

F. Analisis

1. Tentang Kasus Widjanarko Puspoyo Bulog dan E.C.W. Nelloe Bank Mandiri Demikian halnya, jika diamati dari Pedoman GCG pada BULOG sebagai sebuah BUMN berbentuk PERUM, maka tindakan Widjanarko Puspoyo tersebut melanggar : a Pertanggungjawaban Responsibility, yaitu seharusnya menerapkan kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; b Kemandirian Independency, seyogyanya BULOG dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat; c Kewajaran Fairness. Universitas Sumatera Utara d Code of Conduct Panduan Perilaku, khususnya Elemen-Elemen Panduan Perilaku: butir 2, yaitu Kepatuhan terhadap hukum dan kebijakan Perum BULOG. Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa kepatuhan terhadap hukum merupakan standar perilaku minimum yang posistif. Kepatuhan terhadap penegakan hukum dan semua produk hukumperaturan yang berlaku dalam kegiatan perusahaan adalah penting dalam aktivitas operasional. Setiap Insan Perusahaan harus tunduk kepada semua peraturan dan kebijakan perusahaan. Perusahaan mengharuskan Insan Perusahaan untuk menjalankan standar tertinggi dalam semua kegiatan usahanya. Perusahaan berharap agar penegak hukum memiliki keyakinan dan kepercayaan kepada perusahaan. Perusahaan harus terbuka dan bekerja sama dengan tetap memberikan informasi menyangkut segala sesuatu yang diharapkan dan layak diungkapkan kepada setiap upaya penegakan hukum. Seluruh Insan Perusahaan berkewajiban memberikan informasi selengkap-lengkapnya mengenai terjadinya suatu pelanggaran hukum yang telah diketahuinya kepada penegak hukum. Perusahaan melarang seluruh Insan Perusahaan melakukan pembayaran untuk tujuan-tujuan yang melanggar hukum serta terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan hukum. Dari uraian di atas yaitu mengenai keterlibatan unsur para Direksi Bank Mandiri, dan Direktur Utama Perum Bulog dalam perkara tindak pidana korupsi memperlihatkan bahwa Aspek Hukum Implementasi Prinsip kehati- Universitas Sumatera Utara hatian dalam rangka GCG pada beberapa BUMN di Indonesia dimaksud ternyata eselon pimpinanlah yang belum dapat menerapkan secara baik dan benar yang seyogiyanya menjadi panutan dalam mempraktikkan bagaimana berbisnis secara sehat. Cukup menarik untuk disimak pendapat Jean Stephens 254 sambil menyampaikan pepatah lama ”Seekor ikan itu membusuk dimulai dari kepalanya”, lebih lanjut menegaskan perwujudan dari lemahnya tata kelola korporasi, umumnya adalah gejala dari seorang CEO yang gagal. 2. Kendala Terhadap Penerapan Prinsip Kehati-hatian dalam Rangka GCG yang mempengaruhi Kinerja Perusahaan. a Perbedaan penafsiran terhadap ketentuan perundang-undangan Kendala yang muncul dalam penerapan prinsip kehati-hatian dalam rangka GCG ini, salah satunya adalah perbedaan penafsiran terhadap ketentuan perundang-undangan khususnya mengenai kekayaan negara yang dipisahkan sebagai modal penyertaan dalam suatu BUMN terdapat dua pendapat: Pertama, kekayaan negara yang dipisahkan dan merupakan modal BUMN adalah Keuangan Negara, hal ini dengan jelas termuat dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang BPK dan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi. Kedua, berpendapat bahwa modal BUMN yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan, namun 254 Jean Stephens CEO RSM International; Law Enforcement for Good Governance; The 3rd Top Executifve Forum on Governance; Nusa Dua-Bali 13-14 Mei 201 Universitas Sumatera Utara pembinaan dan pengelolaanya tidak lagi didasarkan pada sistem APBN, melainkan pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip-prinsip perusahaan yang sehat GCG, bahkan Pasal 11 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN menegaskan bahwa terhadap perusahaan yang berbentuk persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-prinsip yang berlaku bagi Perseroan Terbatas PT. Demikian juga terhadap piutang yang terdapat pada BUMN sebagai akibat perjanjian yang dilakukan oleh BUMN selaku entitas perusahaan tidak lagi dipandang sebagai piutang Negara, dan pengelolaannya tidak dilakukan dalam koridor pengurusan piutang Negara melainkan diserahkan kepada mekanisme pengelolaan berdasarkan prinsip- prinsip perusahaan yang sehat sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penulis berpendapat harus dilihat terlebih dahulu apakah pada saat terjadi piutang perusahaan itu ada atau tidaknya perbuatan yang bersifat ultra vires yang berindikasi pidana atau ada perbuatan yang dapat digolongkan kepada menyalahgunakan wewenangnya atau ada perbuatan melawan hukum lainnya. Jika sekiranya terdapat indikasi memenuhi unsur pidana maka harus diselesaikan menurut jalur hukum yang berlaku. Tetapi jika terjadinya piutang itu melulu disebabkan oleh hal-hal yang bersifat manajerial diluar unsur kesalahan para pengelola maka penyelesaiannya dilakukan secara internal oleh BUMN. Komitmen terhadap pentingnya tata kelola yang baik pada era globalisasi ini terlihat dengan jelas tidak hanya di Eropa dan Amerika tetapi Universitas Sumatera Utara juga di negara-negara Asia termasuk Indonesia mengingat betapa pentingnya memahami, mempedomani dan mewujudkan prinsip-prinsip GCG demi langkah perbaikan dan peningkatan kinerja perusahaan. b Implementasi Good Corporate Governance Adapun kendala penerapan prinsip kehati-hatian yang bersifat strategis adalah belum terwujudnya Komitmen Implementasi Good Corporate Governance secara total oleh jajaran pengurus dan karyawan serta pemegang saham maupun stakeholder lainnya. Seluruh anggota Direksi dan Komisaris harus memahami tanggung jawabnya untuk mengelola perusahaan secara jujur, beretika, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Tidak jarang terjadi bahwa unsur pengurus perusahaanlah yang belum bisa menerapkan semua asas yang terkandung dalam Good Corporate Governance, hal ini jelas akan mengganggu kinerja perusahaan dan kepercayaan investor dan mitra kerja. Oleh karena dampak pada perusahaan sangat besar diakibatkan unsur pimpinan yang melakukan pelanggaran terhadap asas Good Corporate Governance maka perlu dilakukan; 1 pengawasan yang ketat baik pengawasan internal yang dilakukan oleh Dewan Komisaris maupun Dewan Pengawas dan pengawasan oleh satuan internal, maka diperlukan juga pengawasan eksternal baik oleh pemegang saham maupun oleh masyarakat. 2 Tidak kalah pentingnya untuk menemukan pimpinan perusahaan yang role Universitas Sumatera Utara model maka dalam rekrutmen juga perlu diperhatikan prosedur, persyaratan dan sistem rekrutmen tersebut hendaklah objektif dan transparan yang mengutamakan kompetensi integritas dan professional dibidang tugasnya. Universitas Sumatera Utara

BAB IV UPAYA PENGEFEKTIFAN IMPLEMENTASI

PRINSIP KEHATI-HATIAN

A. Komitmen dan Konsistensi Penerapan Prinsip Kehati-hatian

Untuk dapat menerapkan prinsip kehati-hatian di lingkungan pemerintahan dan perusahaan dalam rangka GCG diperlukan konsistensi dan komitmen yang kuat. Agar konsistensi dan komitmen tersebut tetap terjaga dengan baik maka perlu diperhatikan beberapa hal mendasar antara lain filosofi, peranan dan aspek-aspek penting prinsip kehati-hatian, serta hubungan fungsional antara GCG dan GPG. Penulis berpendapat bahwa filosofis yang mendasari corporate governance yang melahirkan GCG ialah: “bertindak dengan itikad baik dan dipercaya pihak- pihak yang berkepentingan untuk berlaku adil”, dimana hal ini dapat dilihat antara lain dalam prinsip good faith dan fiduciary. Prinsip good faith perilaku bertindak dengan itikad baik adalah suatu hal yang sejak lama sudah ada di bidang hukum, yang selanjutnya dalam hukum korporasi mengalami perubahan yang signifikan dalam menjaga keseimbangan antara kewenangan authority dan tanggung jawab accountability para direktur. Meskipun pada awalnya good faith adalah suatu alat yang lebih bersifat retorika dari pada yang bersifat substansi. Good faith dalam hukum korporasi, sebagaimana ditegaskan oleh Delware Supreme Court, mempunyai kedudukan yang lebih bersikap sebagai pendorong pada 320 Universitas Sumatera Utara