Jepang Penerapan Corporate Governance di Beberapa Negara

c. Jepang

Board of directors yang dipilih oleh shareholders menentukan semua arah dan kebijakan korporasi dan menunjuk eksekutif perusahaan yang mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tersebut. Pada praktiknya yang berlaku umum saat ini, corporate board di Jepang mewakili kepentingan perusahaan 122 Dua hal yang muncul dari praktik governance tersebut adalah: i hampir semua direktur merupakan senior manajer atau mantan karyawan perusahaan. Hampir 80 korporasi di Jepang tidak mempunyai anggota Dewan dari luar. Jikapun ada, tidak lebih 2 orang; dan ii Shareholders merupakan pemilik pasif. Komposisi pemegang saham biasanya didominasi business partner dan investor institusi dengan membentuk block of friendly serta stable shareholders 60- 80, sedangkan individual hanya sebagai pemegang saham minoritas. Institutional investors cenderung tertarik pada long-term capital gain, sehingga pada banyak kasus, stable shareholders tidak tertarik berpartisipasi pada manajemen perusahaan, melainkan pada seluruh kesehatan dan pertumbuhan perusahaan. Hubungan bisnis antara pemerintah dan korporasi Jepang sangat erat dan bersahabat. Ikatan yang lebih kuat terjadi dengan memberi posisi kepada birokrasi 122 Antonius Alijoyo, Subarto Zaini, op. cit., hal. 21 Universitas Sumatera Utara yang telah pensiun pada suatu perusahaan dengan proses yang telah diatur terlebih dahulu. Otoritas Board dan Peran Manajemen Korporasi Jepang secara teoritis, board of director harus melakukan pengawasan terhadap manajemen. Manajemen bertanggung jawab kepada dewan, sehingga fungsi kontrol dan manajemen merupakan hal yang terpisah. Dalam praktiknya, fungsi kontrol dan manajemen dipadupadankan pada korporasi Jepang. Board of authority dipusatkan pada senior board members, biasanya mewakili direksi the company president dan bawahannya langsung. Senior board members tidak mempunyai tanggung jawab individual, tetapi sebagai suatu kelompok dengan membentuk the management committee atau operating committee. The chairman of the board seringnya merupakan the company president yang telah pensiun atau pegawai pemerintah yang telah pensiun yang fungsi utamanya mempertahankan jaringan hubungan pribadi dengan pegawai pemerintah. Formal authority dipegang oleh the company president dan dewan direktur. Real authority dipegang oleh the company president dan the operating committee. Corporate Governance Forum of Japan mengeluarkan corporate governance code pada bulan Mei 1998. Forum ini terdiri Universitas Sumatera Utara dari eksekutif, akademisi, pengacara, dan perwakilan shareholders. Shareholders, penyedia equity capital, diberi posisi istimewa. 123 Forum membuat beberapa rekomendasi yang memberi perubahan penting bagi corporate governance di Jepang. Rekomendasi-rekomendasi tersebut antara lain: i mengharuskan lebih banyak outside directors dalam keanggotaan dewan; ii mengharuskan dibentuknya Komite Audit, Komite Remunerasi, dan Komite Nominasi yang independen. Dalam pelaksanaannya, Corporate Governance Forum of Japan sendiri yang memonitor kemajuan dan mendesak Tokyo Stock Exchange untuk menyertakan the code dalam daftar aturan listing listing rules.

d. Temasek Holdings Pte Ltd - Singapura