Good Corporate Culture GCC Sebagai Landasan GCG

Keenam, Two-board system merupakan mekanisme yang relatif sederhana dalam menjawab kebutuhan publik akan pengendalian seraya tetap mempertahankan independensi manajemen. Perlu dicatat bahwa Masyarakat Eropa Uni Eropa semula mengusulkan agar two-tier board ini diterapkan perusahaan-perusahaan di seluruh negara anggota. Namun usul ini ditolak terutama oleh Inggris dan Amerika Serikat serta perusahaan-perusahaan mereka di Eropa. Pemikiran yang kemudian banyak diterima adalah menerapkan two-tier board system maupun single-board system dengan catatan lebih banyak melibatkan outside directors atau semacam komisaris indpenden. Pilihan lainnya adalah single- board system dengan pembentukan badan perwakilan karyawan statutory employee council. 93

4. Good Corporate Culture GCC Sebagai Landasan GCG

Corporate culture budaya perusahaan merupakan konsep yang berkembang dari ilmu manajemen serta psikologi industri dan organisasi. Bidang-bidang ilmu tersebut mencoba lebih dalam mengupas penggunaan konsep-konsep budaya dalam ilmu manajemen dan organisasi dengan tujuan meningkatkan kinerja organisasi, yang dalam hal ini, adalah organisasi yang berbentuk perusahaan. 93 Ibid. Universitas Sumatera Utara Ada berbagai definisi budaya perusahaan, mulai dari yang bersifat sangat kompleks sampai yang sangat sederhana, bergantung pada orientasi dari pakar yang mengemukakannya. 94 Definisi budaya yang banyak digunakan, yaitu suatu pola dimensi milik bersama yang dipelajari suatu kelompok pada saat memecahkan masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah cukup berhasil sehingga dianggap tidak berubah dan, kerena itu, akan diajarkan kepada anggota kelompok baru sebagai cara yang benar untuk mempersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi masalah serupa. 95 Sejumlah dimensi penting tersebut memang sering tidak diucapkan tetapi dimiliki bersama oleh anggota- anggota suatu komunitas. Djokosantoso Moeljono, dengan mengutip Kotter dan Heskett, mengemukakan bahwa budaya perusahaan memiliki dua tingkat. 96 Pada tingkat yang lebih dalam dan kurang dapat diamati abstrak, budaya diartikan sebagai nilai-nilai yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota di dalam suatu kelompok dan cenderung untuk menetap bahkan meskipun anggota-anggota kelompok telah berganti. Pada tingkat yang lebih dapat diamati konkret, budaya menggambarkan pola perilaku atau gaya kerja di suatu perusahaan yang secara otomatis dianjurkan oleh karyawan lama untuk diikuti rekan- 94 Djokosantoso Moeljono, Good Corporate Culture Sebagai Inti Dasar Good Corporate Governance, Jakarta: PT.Elex Media Komputindo ,Kelompok Gramedia, Januari 2006, hal. 40. 95 Ibid. 96 Jokosantoso Moeljono mengutip pendapat Kotter, J.P. and Heskett, Corporate Culture and Performance. New York: The Free Press A Division Simon Schuster Inc. 1992. Universitas Sumatera Utara rekan kerja mereka yang baru. Budaya tingkat ini lebih mudah untuk diubah dibandingkan dengan budaya pada tingkat yang lebih dalam. Djokosantoso Moeljono mendefinisikan corporate culture sebagai suatu sistem nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dijadikan acuan berperilaku dalam organsisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. 97 Sedangkan good corporate culture GCC adalah “suatu kondisi di mana suatu organisasi atau perusahaan sudah mempunyai sistem nilai-nilai yang unggul, serta telah diyakini oleh semua anggota organisasi, diterapkan dan dikembangkan secara berkesinambungan, dan secara sadar menjadi sistem perekat, untuk dijadikan sebagai acuan berperilaku dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. 98 Dalam hal ini, hubungan antara GCG dengan GCC sangat erat, dimana GCC merupakan sisi dalam atau hulu dari GCG itu sendiri. Kalau dikaji secara lebih mendalam, menurut Martin Hann, ada 10 sepuluh parameter budaya perusahaan yang baik 99 :

1. Pride of the organization: Employees defend their company