Asumsi Sistematika Penulisan PENDAHULUAN

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif. Data-data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang integral holistic tentang pengelola perusahaan atau BUMN dengan memegang prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik seperti sikap kehati-hatian prudential, dan didukung oleh kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan yang berlaku compliance. Korelasi antara permasalahan yang terdiri dari implementasi prinsip GCG, dan kerap ditemukan perlanggaran prinsip kehati-hatian serta upaya yang dapat ditempuh untuk mengefektifkan prinsip kehati-hatian dengan pendekatan teori Corporate Governance yang berintikan 5 asas yaitu tranparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kemadirian independensi, kewajaran maka dari data yang terhimpun yang merupakan hasil penelitaan pada perusahaan maka dapatlah ditarik kesimpulan.

F. Asumsi

Bertolak dari uraian latar belakang masalah dan dengan telah dirumuskannya beberapa masalah dalam penelitian ini, maka dapat diasumsikan bahwa: 1. Prinsip GCG belum sepenuhnya diterapkan dalam pengelolaan BUMN. 2. Dalam pengelolaan BUMN kerap ditemukan berbagai persoalan dan pelanggaran terhadap prinsip kehati-hatian khususnya yang berkaitan dengan GCG, antara lain dilatarbelakangi oleh penyalahgunaan kewenangan oleh pengelola BUMN. Universitas Sumatera Utara 3. Dalam upaya untuk mengefektifkan pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam rangka GCG di BUMN, maka upaya yang dapat ditempuh oleh pemerintah dan perusahaan adalah dalam bentuk regulasi dan menumbuhkan Corporate Culture Budaya Perusahaan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika yang dibuat dalam penulisan hasil penelitian disertasi ini secara garis besar terdiri dari 5 lima bab, namun dari masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, yang isinya dapat penulis kemukakan sebagai berikut : Bab Pertama adalah pendahuluan yang menguraikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori dan konsep, metode penelitian, asumsi, dan sistematika penulisan. Bab Kedua menguraikan Ruang Lingkup Corporate Governance, Praktik GCG di Dunia International, Pedoman Umum GCG di Indonesia, Motivasi dan Proses Penerapan GCG di Indonesia. Penerapan GCG pada PT Antam Tbk, Penerapan GCG pada Perum Bulog. Bab Ketiga menjelaskan tentang ruang lingkup prinsip kehati-hatian prudential dan hubungan fiducia amanah, aspek hukum pelanggaran prinsip-prinsip GCG, perbedaan penafsiran tentang keuangan negara dan pertanggungjawaban penyelewengan atas kekayaan negara dalam BUMN. Bab Keempat membahas Komitmen dan Konsistensi Penerapan Prinsip Kehati- hatian, Hubungan Antara Budaya Korporasi dan Kinerja, Pedoman Umum GPG Indonesia, Universitas Sumatera Utara Program Restrukturisasi dan Privatisasi BUMN, Rating, Komunitas Pengusaha Anti Suap dan Wistle Blowing System Sebagai Salah Satu Implementasi Program Pertamina Clean. Bab Kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan yang diperoleh berdasar kan uraian dari bab-bab yang ditelaah sebelumnya, adalah intisari dari disertasi ini. Selain itu, bab penutup ini juga mengandung saran-saran yang merupakan suatu usulan atau rekomen - dasi yang tersirat dalam kesimpulan sehingga dapat memberikan suatu masukan yang bergu- na bagi kebijakan pengelolaan BUMN di masa mendatang. Universitas Sumatera Utara

BAB II IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE

DALAM BADAN USAHA MILIK NEGARA

A. Ruang Lingkup Corporate Governance 1. Sejarah Ringkas Corporate Governance

Menurut Davies 1999, sebagaimana dikutip oleh Akhmad Syakhroza pada awalnya perkembangan governance dikenal melalui berbagai aturan yang diterapkan atau didominasi oleh kaum gereja. Dalam perkembangan selanjutnya dominasi ini beralih pada konsep revolusi industri serta akhirnya bermuara pada munculnya kapitalisme sampai akhir abad lalu. Dominasi kapitalisme sangat kental ditemukan dalam pola governance korporasi di awal abad ke 19. Pertumbuhan secara perlahan dari serikat pekerja selama paruh pertama abad ini mulai mengimbangi dominasi perusahaan yang sebelumnya mampu menekan tingkat upah dalam upaya memenangkan persaingan bisnis. Mulai paruh abad ke-19 kekuatan serikat pekerja semakin besar dan bertumbuh sedemikian rupa. Fenomena ini menambah kompleksitas governance pada masa itu dan hal ini ditandai dengan munculnya hubungan axis antara para pemegang saham dengan Board of Director sebagai suatu bentuk respons atas meningkatnya kekuatan serikat pekerja. 73 73 Akhmad Syakroza, Op. Cit., hal. 6. 59 Universitas Sumatera Utara