BAB III PERSOALAN DAN PELANGGARAN TERHADAP
PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA
A. Ruang Lingkup Prinsip Kehati-hatian yang Ideal
1. Pengertian Prinsip Kehati-hatian prudential
Perkataan Kehati-hatian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
202
, berarti “memperhatikan dengan sungguh-sungguh”; dan oleh karena itu dalam
konteks pengelolaan perusahaan setiap pengurus perusahaan haruslah dengan bersungguh sungguh menjalankan perusahaan dengan mempedomani asas-
asas good governance sebagaimana yang telah dirumuskan dalam lima prinsip dasar pelaksanaan GCG pada industri perbankan.
Mengenai pengertian kata “prudential” itu sendiri, menurut A.C Page dan R.B. Ferguson
203
sebagaimana dijelaskan dalam “The prudent man rule”, bahwa setiap orang yang bertugas mengelola sesuatu investasi untuk
kepentingan pihak lain, harus selalu bertindak hati-hati dan di dalam pikirannya merasa terikat secara moral dengan pihak lain tersebut. Bagi
202
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1989, hal. 301.
203
A.C. Page R.B. Ferguson; The Prudent Man Rule; Investor Protection, WeidenFeld and Nocolson Ltd, London 1992, hal. 19-20
264
Universitas Sumatera Utara
seorang pengusaha, Ia harus sadar bahwa yang dikelolanya adalah milik orang lain dan secara moral bertanggung jawab kepada masyarakat.
Ross Cranston
204
mengemukakan bahwa di perbankan aturan kehati- hatian prudential regulation membedakan antara aturan prefentif dan aturan
protektif . a. Prefentif pencegahan: mencakup hal-hal yang bersifat teknis
yang sengaja diadakan untuk membentengi krisis dengan cara mengurangi risiko yang dihadapi bank. Teknik-teknik ini meliputi
antara lain pengawasan dan monitoring manajemen bank, kecukupan modal, solvensi, dan standar likuiditas, serta batas
maksimum pemberian kredit. b. Protektif bermaksud memberikan perlindungan dan dukungan
kepada bank terutama pada saat krisis mengancam. Fasilitas pinjaman dari bank sentral lender of last resort merupakan
manfaat yang segera tersedia, tetapi yang terutama adalah bantuan penyelamatan rescue operation merupakan hal yang dibutuhkan,
dan juga skema pembayaran dibawah asuransi perlindungan deposan.
Mathias Dewatripont dan Tirole
205
menegaskan bahwa regulasi dapat dirancang untuk mengurangi resiko manipulasi akuntansi dan untuk
204
Ross Cranston, Principles of banking law 84 1997, hal. 11.
Universitas Sumatera Utara
melindungi manajer bank dari goncangan ekonomi makro yang berada diluar kendali mereka.
Pada BUMN yang bergerak dalam jasa perbankan, aspek hukum the prudential banking practice juga sudah diakomodasikan dalam Undang-
Undang Perbankan dan peraturan perundang-undangan lainnya yang menegaskan bahwa Bank Indonesia menetapkan batas maksimum pemberian
kredit, pemberian jaminan penempatan investasi surat berharga, atau hal lain yang serupa, yang dapat dilakukan oleh bank kepada peminjam yang terkait,
termasuk kepada perusahaan dalam kelompok yang sama dengan bank yang bersangkutan.
Menurut Mariam Darus faktor keyakinan bank sebagai unsur kehati- hatian bank dalam memberikan kredit, dapat diperoleh dari penilaian bank
terhadap debitor. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan kriteria- kriteria yang telah menjadi standar dalam dunia perbankan. Penerapan prinsip
kehati-hatian dan asas-asas yang berlaku di dunia perbankan sebenarnya ditujukan untuk menghindari sistem keuangan tidak bekerja dengan baik,
karena apabila sistem keuangan tidak dapat lagi berjalan secara optimal, maka berakibat pada perekonominan menjadi tidak efisien serta berakibat pada
pertumbuhan ekonomi tidak sesuai harapan.
206
205
Lihat, http:mitpress.mit.educatalogitemdefault.asp?tid=7331ttype=2
, Mathias Dewatripont Tirole Jean, Prudential Regulation of Banks, , diakses tanggal 25 Mei 2010
206
Lihat http:hukumpositif.comnode46
, Mariam Darus, Prinsip Kehati-hatian Perbankan vs Kebutuhan Bank Terhadap Nasabah, , diakses pada tanggal 622010
Universitas Sumatera Utara
Agus Sugiarto berpendapat bahwa bagi bank-bank yang menjadi agent of sales reksadana harus senantiasa menjunjung tinggi prinsip-prinsip kehati-
hatian dalam kegiatan operasional reksadana sebagaimana prinsip kehati- hatian dalam kegiatan usaha bank yang telah digariskan oleh Bank
Indonesia.
207
Krisna Wijaya mengemukakan salah satu upaya bersama yang telah dilakukan berbagai Negara yang berkaitan dengan stabilitas sistem perbankan
adalah kesepakatan untuk terus melakukan deregulasi. Tujuan utama deregulasi tersebut diatas tidak lain adalah untuk meningkatkan prinsip-
prinsip kehati-hatian pengelolaan bank prudential banking.
208
Sedangkan dalam BUMN yang bergerak di bidang non perbankan seperti PT. Telkom, Bulog, Perusahaan Listrik Negara, dan lain-lain secara
selintas belum terlihat dan akan menjadi kajian lebih mendalam pada penilitian dari disertasi ini.
2. Standar Acuan Prinsip Kehati-hatian