Analisis Hasil penelitian pada PT. Antam Tbk dan Perum Bulog

3 Peningkatan jumlah remunerasi total tidak boleh melebihi dari keuntungan perusahaan Ya

G. Analisis Hasil penelitian pada PT. Antam Tbk dan Perum Bulog

Dari penelitian yang dilakukan mengenai implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance menyangkut beberapa indikator antara lain: a. Komitmen dalam penerapan Good Corporate Governance; b. Proses pengisian pengurus perusahaan berdasarkan pertimbangan kompetensi dan kredibilitas; c. Hubungan kerja Dewan KomisarisPengawas dan Direksi; d. Direksi menjalankan tugasnya secara profesional berdasarkan kompetensi; e. ImplementasiPenerapan Prinsip-prinsip Good corporate Governance: Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Kemandirian, dan Kewajaran. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT ANTAM Tbk dan Perum BULOG kedua BUMN tersebut telah melaksanakan semua indikator tersebut di atas, kecuali pada indikator Responsibilitas yaitu mematuhi Peraturan Perundang-undangan yang ternyata unsur pimpinan Perum BULOG khususnya mantan Direktur Utama Wijanarko Puspoyo di vonis Universitas Sumatera Utara Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dan Mahkamah Agung. Sehingga ketidakpatuhan dan tidak konsistensinya penerapan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Good Corporate Governance justru berada pada unsur pimpinan yang seyogiyanya diharapkan menjadi panutan bagi karyawan yang berada pada lapisan yang lebih rendah. Apabila semua karyawan selaku insan perusahaan telah memahami, mempedomani dan menerapkan Code of Conduct yang telah ditetapkan sebagai pegangan oleh perusahaan maka tentu saja Good Corporate Culture yang merupakan sisi dalam atau hulu dari Good Corporate Governance akan jelas terlihat mewarnai suasana bekerja di perusahaan termasuk BUMN yang pada akhirnya kinerja perusahaan akan meningkat. Peranan Pimpinan BUMN sebagai role model panutan sangat menentukan komitmen penerapan Good Corporate Governance, sebab bagi suatu perusahaan yang pimpinannya secara nyata terlibat dalam perbuatan yang berindikasi pidana, maka akibatnya bukan hanya sekedar merusak reputasi perusahaan, tetapi lebih jauh menimbulkan kesan bahwa Good Corporate Governance diterapkan secara ketat hanya terhadap eselon bawahan sedangkan pada eselon atas sebagai pengambil keputusan tidak konsisten dalam menerapkannya. Menyimak dari hasil penelitian tentang organ perusahaan dikemukakan antara lain sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Direksi Pengisian Direksi baik pada PT. Antam Tbk maupun pada Perum Bulog berdasarkan pertimbangan kompetensi dan kredibilitas, melalui proses kemampuan dan kelayakan Fit and Proper Test. Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi pada PT. Antam Tbk dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, sedangkan pada Perum Bulog dilakukan oleh Rapat Pembahasan Bersama RPB. Dalam kegiatannya Direksi yang merupakan organ perusahaan bertanggung jawab atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan perusahaan serta menjalankan tugasnya secara professional berdasarkan kompetensi, pemenuhan fungsi dan tugasnya serta evaluasi kinerja. Pada implementasi asas GCG yang terdiri dari transparansi, akuntabilitas, responsibulitas, kemandirian dan kewajaran Direksi pada kedua perusahaan itu telah melaksanakannya kecuali pada asas responsibilitas ternyata Direksi Perum Bulog khususnya mantan Direktur Utama Rahadi Ramelan dan Wijanarko Puspoyo telah dipidana kasus korupsi. Secara jelas terlihat bahwa ketidakpatuhan dan tidak konsistensi menerapkan asas GCG justru berada pada unsur pimpinan. Dewan KomisarisDewan Pengawas Sebagaimana pada Direksi maka Komisaris PT Antam Tbk dan Pengawas pada Perum Bulog pengangkatan dan pemberhentiannya dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham RUPS untuk jabatan Komisaris pada Universitas Sumatera Utara PT Antam Tbk, sedangkan Pengawas pada Perum Bulog oleh Rapat Pembahasan Bersama RPB melalui mekanisme uji kelayakan dan kepatuhan fit and proper test, dilakukan secara transparan, professional, mandiri, dan dapat dipertanggungjawabkan. Komisaris Pengawas bertanggung jawab untuk mengawasi dan memberi nasihat Direksi serta mengesahkan rencana strategis dan tahunan perusahaan. Disamping itu KomisarisPengawas juga bertanggung jawab untuk memantau penerapan praktek GCG yang dilakukan Direksi. Untuk kelancaran tugasnya KomisarisPengawas dibantu oleh Komite yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi perusahaan. Rapat Umum Pemegang Saham RUPSRapat Pembahasan Bersama RPB RUPSRPB merupakan suatu sarana dan mekanisme dimana para pemegang saham dapat berpartisipasi secara aktif menjalankan kekuasaannya, kewenangannya yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan KomisarisDewan Pengawas. Secara khusus bagi Perum Bulog, pemilik modalnya adalah Negara Republik Indonesia c.q Menteri BUMN. Pengangkatan Direksi dan Dewan KomisarisDewan Pengawas oleh RUPSRPB melalui mekanisme fit and proper test berdasarkan pertimbangan keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman dan kelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan usaha guna kemajuan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB III PERSOALAN DAN PELANGGARAN TERHADAP

PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

A. Ruang Lingkup Prinsip Kehati-hatian yang Ideal

1. Pengertian Prinsip Kehati-hatian prudential

Perkataan Kehati-hatian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 202 , berarti “memperhatikan dengan sungguh-sungguh”; dan oleh karena itu dalam konteks pengelolaan perusahaan setiap pengurus perusahaan haruslah dengan bersungguh sungguh menjalankan perusahaan dengan mempedomani asas- asas good governance sebagaimana yang telah dirumuskan dalam lima prinsip dasar pelaksanaan GCG pada industri perbankan. Mengenai pengertian kata “prudential” itu sendiri, menurut A.C Page dan R.B. Ferguson 203 sebagaimana dijelaskan dalam “The prudent man rule”, bahwa setiap orang yang bertugas mengelola sesuatu investasi untuk kepentingan pihak lain, harus selalu bertindak hati-hati dan di dalam pikirannya merasa terikat secara moral dengan pihak lain tersebut. Bagi 202 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1989, hal. 301. 203 A.C. Page R.B. Ferguson; The Prudent Man Rule; Investor Protection, WeidenFeld and Nocolson Ltd, London 1992, hal. 19-20 264 Universitas Sumatera Utara