Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
                                                                                Kosasih  Djahiri  merumuskan  IPS  sebagai  pengetahuan  yang  memadukan sejumlah  konsep  pilihan  dari  cabang-cabang  ilmu  sosial  dan  ilmu  lainnya,
kemudian  di  olah  berdasarkan  prinsip  pendidikan  dan  didaktik  untuk  dijadikan program  pengajaran  pada  tingkat  persekolahan
6
.  Dapat  disimpulkan  bahwa  Ilmu Pengetahuan  Sosial  IPS  adalah  ilmu  yang  membahas  tentang  kehidupan  sosial
manusia  yang  erat  kaitannya  dengan  hubungan  manusia  dengan  manusia  beserta dinamikanya  maupun  hubungan  manusia  dengan  alam,  baik  pada  masa  sekarang
maupun masa masa yang lampau. Dengan  diterapkannya  pembelajaran  IPS  di  setiap  jenjang  sekolah,
membuktikan bahwa IPS merupakan pelajaran yang penting untuk dipelajari oleh peserta  didik.  Ruang  lingkup  pembelajaran  IPS  sendiri  meliputi    keadaan  bumi,
manusia,  kehidupan  sosial  budaya,  kehidupan  ekonomi  dan  perubahan  sosial. Pembelajaran  IPS  mempunyai  tujuan  yang  sangat  penting  yang  harus  dipahami
oleh  pendidik  dan  peserta  didik.  Tujuan            pembelajaran  IPS  tercantum  dalam Permendiknas  No.  22  Tahun  2006  yaitu  agar  peserta        didik  memiliki
kemampauan sebagai berikut: 1.
Mengenal  konsep-konsep  yang  berkaitan  dengan  kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri,  memecahkan  masalah  dan  keterampilan  dalam  kehidupan sosial.
3. Memiliki  komitmen  dan  kesadara  terhadap  nilai-nilai  sosial  dan
kemanuasiaan. 4.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam  masyarakat  yang  majemuk  ditingkat  lokal,  nasional  dan
global
7
. Dari  tujuan  pembelajarn  IPS  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  pembelajaran  IPS
memiliki  tujuan  untuk  memupuk  kesadaran  hidup  bermasyarakat  dalam  diri peserta  didik  yang  akan  bermanfaat  bagi  kehidupan  peserta  didik  dimasa  yang
akan datang. Keberhasilan  pembelajaran  dapat  dilihat  dari  kualitas  peserta  didik.  Jika
peserta  didik  mampu  menguasai  apa  yang  mereka  pelajari  sesuai  dengan  tujuan
6
Sapriya, dkk., Pembelajaran dan Evaluasi...,  hlm. 7.
7
Permendiknas No.22  Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
pembelajaran  yang  diharapkan  maka  dapat  dipastikan  keberhasilan  pembelajaran telah  tercapai.  Untuk  mencapai  hal  tersebut  tidak  terlepas  dari  peran  serta  guru
dalam  menerapkan  strategi  pembelajaran  yang  tepat.  Guru  harus  mampu menggunakan metode dan media yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Jika  guru  tidak  mampu  menciptakan  suasana  belajar  yang  efektif  maka  akan mengakibatkan  suasana  belajar  menjadi  sangat  pasif,  sehingga  motivasi  belajar
siswa pun akan lemah dan berakibat pada hasil belajar siswa yang rendah. Beberapa  penelitian  seperti  pada  Penelitian  Tindakan  Kelas  PTK  yang
dilakukan  oleh  Soegiono,  Pamuji  dan  Wiwik  Widayati    di  SLTP  32  Surabaya dengan  judul
“Peningkatan  Kualitas  Sajian  Pembelajaran  Konsep  IPA  di  SLTP Melalui  Component  Display  Theory  CDT  dan  Kooperatif  menyebutkan  bahwa
kendala  proses  belajar  mengajar  maupun  rendahnya  daya  serap  yang  dihadapi siswa  SLTP  disebabkan  oleh  faktor  internal  dan  ekternal.  Faktor  internal  yaitu
faktor  yang  berasal  dari  dalam  diri  siswa.  Sedangkan  faktor  eksternal  adalah faktor lingkungan kelas dan metode mengajar yang dilakukan oleh guru
”
8
. Begitu juga  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Retno  Yuningsih  yang  berjudul
“Pengaruh  Pendekatan  Metode  Belajar  Problem  Solving  dan  Minat  Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VIII SMPN 2 Kartasura
Tahun  Ajaran  20072008  menyebutkan  bahwa  untuk  meraih  hasil  belajar  yang baik  dibutuhkan  metode  belajar  yang  menunjang  siswa  dalam  kegiatan  belajar-
mengajar.  Apabila  suatu  lembaga  pendidikan  mempunyai  metode  belajar  yang baik  dan  siswa  mempunyai  minat  belajar  yang  baik  tentulah  akan  menghasilkan
hasil  belajar  yang  memuaskan ”
9
.  Dari  beberapa  penelitian  di  atas  menunjukkan bahwa  prestasi  siswa  dipengaruhi  oleh  kemampuan  guru  memotivasi  dan
menerapkan  metode  dan  model  pembelajaran  yang  tepat  untuk  meningkatkan hasil belajar siswa.
8
“Jurnal Pendidikan Dasar”, Soegino, Pamuji dan Wiwik Widayati, Vol.5, No.1, Tahun 2004,  hlm.35.  Dalam
http:jurnal.pdii.go.idindex.phpsearch.html?act:tampilid=53678idc-32 .
Akses tanggal 12 Oktober 2010. Vol.1 No.3, hlm. 35.
9
RetnoYuningsih, “Pengaruh Pendekatana Metode Belajar Ploblem Solving dan Minat
Terhadap  Hasil  Belajar  Siswa  pada  Mata  Pelajaran  Ekonomi  Kelas  VIIISMPN  2  Kartasura Tahun  Ajaran  20072008”,  Skripsi  Sarjana  S1  Universitas  Muhammadiyah  Surakarta,  dalam
http:etd.eprints.ums.ac.id6511A210010002.pdf , Akses Kamis, 12 Mei 2011, hlm. 2.
Dalam proses pembelajaran, membaca menjadi kegiatan yang paling mendasar yang  dilakukan  oleh  siswa  untuk  mengetahui  informasi  yang  belum  mereka
ketahui sebelumnya, dengan membaca siswa akan mampu mendapatkan wawasan yang  sangat  luas.
“Membaca  dan  menulis  adalah  aktivitas  yang  paling  banyak dilakukan  selama  belajar  disekolah
”
10
.  Dengan  membaca  siswa  akan  mampu berkomunikasi  dengan  orang  lain  melalui  tulisan.  Dengan  menulis  siswa  akan
dapat  menampung  sejumlah  informasi,  yang  tidak  hanya  bersifat  fakta-fakta, melainkan  juga  hasil  analisis  dan  bahan  bacaan.  Perlu  diketahui  tidak  semua
mencatat  adalah  belajar.  Mencatat  termasuk  aktivitas  belajar  apabila  dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan dan tujuannya
11
. “Salah  satu  strategi  yang  paling  banyak  dikenal  untuk  membantu  siswa
memahami  dan  mengingatkan  materi  yang  mereka  baca  adalah  dengan  strategi PQ4R  Preview,  Question,  Read,  Reflect,  Recite,  Review  yang  dipelopori  oleh
Thomas  dan  Robinson  pada  tahun  1972.  PQ4R  ini  meliputi  Preview  yaitu membaca judul, sub judul topik, kalimat pertama selintas dengan cepat sebelum
memulai  membaca.  Question    yaitu  mengajukan  pertanyaan-pertanyaan  kepada diri  sendiri  mengenai  bahan  bacaan  yang  akan  dibaca.  Read  yaitu  mulai  untuk
membaca  sambil  mengingat  pertanyaan  yang  sudah  dibuat.  Reflect  yaitu  selama membaca  siswa  mencari  jawaban  atas  pertanyaan  yang  sudah  dibuat  dan
memahami  informasi  yang  ada  pada  bacaan  tersebut.  Recite  yaitu  merenungkan informasi yang telah dipelajari dari hasil bacaan dengan cara membuat intisari dari
bacaan dengan cara mencatat informasi-informasi penting. Review yaitu membaca catatan  singkat  intisari  yang  telah  dibuat
”
12
.  Metode  PQ4R  digunakan  untuk membantu  siswa mengingat  apa  yang mereka baca dan membantu  proses belajar
mengajar  di  kelas  dengan  kegiatan  membaca  buku.  Metode  PQ4R  merupakan bagian  dari  strategi  elaborasi.  Strategi  elaborasi  adalah  proses  penambahan
perincian sehingga informasi baru akan menjadi  lebih bermakna, oleh karena itu
10
Syaiful Bahri Djamarah,  Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, Cet. 2, hlm. 40-41.
11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar…., hlm. 40.
12
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2009, Cet. 3, hlm. 151-153.
membuat  pengkodean  lebih  mudah  dan  lebih  memberikan  kepastian.  Strategi PQ4R  merupakan  strategi  yang  paling  banyak  dikenal  untuk  membantu  siswa
memahami materi yang mereka baca. Berdasarkan  hasil  observasi  pra  penelitian  dapat  ditemukan  beberapa
permasalahan  yang  dihadapi  oleh  kelas  8.  1  SMPN  3  Tangerang  Selatan  dalam belajar dikelas yaitu:
Pada saat kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran IPS dikelas 8.1 masih menemukan banyak kendala terutama masalah penggunaan metode membaca dan
mencatat  yang diberikan oleh guru  yang belum menunjang motivasi siswa untuk belajar.  Menurut  teori  belajar  kognitif  yang  dikemukakan  oleh  Jean  Piaget  dan
Jerome Bruner menyebutkan bahwa belajar adalah proses mental yang aktif untuk mencapai,  mengingat  dan  menggunakan  pengetahuan,  sehingga  aktivitas
membaca  dan  mencatat  menjadi  aktivitas  yang  sangat  penting  dalam  belajar. “Perkembangan  kognitif  ditandai  dengan  kecakapan  mengemukakan  beberapa
alternatif secara simultan, memilih tindakan yang tepat dan memberikan prioritas yang  berurutan  dalam  bebagai  situasi
”
13
.  Untuk  menumbuhkan  minat  membaca dan  menulis  dalam  diri  siswa  diperlukan  suatu  strategi  belajar  yang  tepat  agar
siswa terbiasa untuk membaca suatu tulisan wacana dan  terbiasa untuk menulis dan  menjadikannya  sebuah  bacaan.  Strategi  belajar  yang  tepat  dalam  kegiatan
membaca dan menulis diperlukan suatu pengurutan cara membaca yang sistematis dan terarah, agar para siswa paham apa yang mereka baca dan mengerti apa yang
mereka tulis. Selain  itu  ditemukan  juga  permasalahan  berupa  siswa  nampak  malas  dan
kurang  bersemangat  untuk  membaca    dan  merangkum  hasil  bacaan.  Padahal materi  pembelajaran  IPS  banyak  memberikan  teori-teori  yang  menuntut
pemahaman  siswa  dengan  banyak  memaparkan  wacana  wacana  sosial.  Menurut teori  koneksionisme  yang  dikemukakan  oleh  Edward  Lee  Thorndike
“diperlukan suatu  latihan  yang  cukup  intens  dan  terus  menerus  agar  siswa  terbiasa  untuk
membaca  dan  menulis  karena  seringnya  dilatih,  sebab  menurut  teori  ini,  belajar
13
Agus  Suprijono,  Cooperative  Learning  Teori  dan  Aplikasi  PAIKEM,  Yogyakarta: Puataka Pelajar, 2009, Cet. II, hlm. 24.
adalah  pembentukkan  hubungan  antara  stimulus  dan  respon,  aksi  dan  reaksi sehingga  akan  terjadi  hubungan  yang  erat  jika  sering  dilatih
”
14
.  Begitu  juga dengan hal membaca dan menulis perlu banyak dilatih agar siswa terbiasa dengan
kegiatan  belajat  tersebut.  Ciri-ciri  belajar  menurut  teori  koneksionisme  adalah Trial  dan  Error  yaitu  adanya  aktivitas,  ada  berbagai  respons  terhadap  berbagai
situasi, ada eliminasi terhadap respons yang salah dan ada kemajuan reaksi-reaksi mencapai  tujuan.  Menurut  Thondike  mengenai  perubahan  perilaku  sebagai  hasil
belajar adalah hukum-hukum sebagai berikut: 1.
Hukum  kesiapan    yaitu  jika  suatu  organisme  didukung  oleh
kesiapan  yang  kuat  untuk  memperoleh  stimulus,  maka pelaksanaan  tingkah  laku  akan  menimbulkan  kepuasan  individu
sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
2.
Hukum latihan yaitu semakin sering suatu tingkah laku dilatih
atau dipergunakan, maka asosiasi tersebut semakin kuat. 3.
Hukum  hasil  yaitu  hubungan  antara  rangsangan  dan  perilaku
akan  makin  kukuh  apabila  terdapat  kepuasan  dan  akan  makin melemah apabila tidak terdapat kepuasan
15
.
Jika  siswa  tidak  terbiasa  dan  tidak  dibiasakan  untuk  membaca  dan  menulis maka  pemahaman  siswa  terhadap  hasil  bacaan  akan  kurang  sehingga
mempengaruhi  hasil  belajar  siswa  yang  masih  kurang  memuaskan.  Untuk mendapatkan  hasil  yang  belajar  yang  baik  maka  diperlukan  lingkungan  belajar
yang baik pula dengan situasi belajar yang mendukung yaitu bersih, tenang aman dan nyaman. Teori yang membahas tentang hasil belajar dikemukakan dalam teori
perilaku  oleh  Ivan  Petrovich  Pavlov,  JB.  Watson  dan  Edwin  Guthrie.  Teori  ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward
dan penguatan atau reinforment dari lingkungan. Guru yang menganut pandangan ini  berpendapat  bahwa  tingkah  laku  peserta  didik  merupakan  reaksi  terhadap
lingkungan  dan  tingkah  laku  adalah  hasil  belajar.  Perilaku  dalam  pandangan behaviorisme  dijelaskan  melalui  pengalaman  yang  dapat  diamati,  bukan  melalui
proses mental. Menurut terori behaviorisme, “perilaku adalah segala sesuatu yang
dilakukan  dan  dapat  dilihat  secara  langsung.  Behaviorisme  menekankan  arti penting  bagaimana  peserta  didik  membuat  hubungan  antara  pengalaman  dan
14
Agus Suprijono, Cooperative Learning …, hlm. 20.
15
Agus Suprijono, Cooperative Learning …, hlm. 20.
perilaku ”
16
.  Maka  menurut  teori  ini  hasil  belajar  dapat  dicerminkan  dari perubahan  perilaku  yang  terjadi  berdasarkan  pengalaman  yang  telah  dilakukan
sedangkan  tingkah  laku  manusia  dikendalikan  oleh  ganjaran  dan  penguatan  dari lingkungan.
Berdasarkan  latar  belakang  diatas,  penulis  tertarik  untuk  mengadakan penelitian  tindakan  kelas  dengan  judul
“Penerapan  Metode  Pembelajaran PQ4R
Preview,  Read,  Reflect,  Recite,  Review  dalam  Meningkatkan  Hasil Belajar Siswa
”  Penelitian Tindakan Kelas di SMPN 3 Tangerang Selatan.
                