J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Trusworthiness Studi
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrument penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel subjek
yang telah ditetapkan, dalam hal ini di luar subjek yang sudah ditetapkan. Pada penelitian ini uji coba dilakukan kepada siswa kelas IX. Tes uji coba tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.
Sedangkan observasi, wawancara dan catatan lapangan dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang penerapan metode PQ4R dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi, data kualitatif hanya dijadikan data tambahan dan data pelengkap dari data kuantitatif.
1. Uji Validitas untuk Tes Hasil Belajar
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.
“Dalam Bahasa Indonesia “valid disebut dengan istilah sahih” sebuah item tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total.
skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah ”
9
.
Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total.
Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas instrumen
tes hasil belajar siswa, peneliti menggunakan rumus korelasi bisentral :
γ
bis
=
M
p-
M
t
√p pa
S
t
q
Keterangan :
γ
bis :
koefisien korelasi biserial
M p
: rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1999 , hlm. 79.
M t : rerata skor total
St : Standar deviasi dari skor total P : proporsi siswa yang menjawab benar
P : Banyaknya siswa yang menjawab benar Jumlah seluruh siswa
q : proporsi siswa yang menjawab salah q = 1
– p
10
Berdasarkan uji validitas menggunakan program ANNATES untuk soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS pada materi permintaan
dan penawaran di peroleh butir soal yang valid adalah 1, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 27, 31, 32, 33, 34, 36, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 47, 49, 53,
54, 55, 56, 57, 58.
Tabel 3. 2 Hasi Uji Validitas Soal No.
Jenis Tes Jumlah Butir
Soal Jumlah Soal
yang Valid
1 Tes kemampuan pemahaman
siswa siklus I 37
21 2
Tes kemampuan pemahaman siklus II
23 15
Jumlah 60
36
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
memberikan hasil yang tetap. untuk menghitung besarnya reliabilitas instrumen hasil belajar peneliti menggunakan rumus kuder Richardson KR-20 sebagai
berikut:
r
11
= n SD² –
Σ
pq n-1 SD²
r
11 :
Reliabilitas tes secara keseluruhan p
: Proporsi subjek yang menjawab benar
10
Sapriya, dkk., Pembelajara n dan Evaluasi…, hlm. 120.
q : Proporsi subjek yang menjawab salah q = 1- p
Σ
pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
SD : Standar deviasi skor
Adapun kriteria kategori reliabilitas adalah sebagai berikut: 0, 00
– 0, 20 : reliabilitas kecil 0, 20
– 0, 40 : reliabilitas rendah 0, 40
– 0, 70 : reliabilitas sedang 0, 70
– 0, 90 : reliabilitas tinggi 0, 90
– 1, 00 : reliabilitas sangat tinggi
11
Tabel 3. 3 Kriteria Reliabilitas Instrumen Kriteria
Koefesien Reliabilitas
Sangat reliabel Reliabel
Cukup reliabel Kurang reliabel
Tidak reliabel
90 0, 7
– 0, 9 0, 4
– 0, 7 0, 2
– 0, 4 0, 2
Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan program ANNATES untuk soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS materi permintaan dan
penawaran diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. 4 Hasil Uji Reliabilitas Soal No.
Jenis Tes Reliabilitas
Kategori
1.
2. Tes kemampuan pemahaman
siswa siklus I Tes kemampuan pemahaman
siswa siklus II 0, 72
Reliabel Tinggi
11
Sapriya, dkk., Pembelajara n dan Evaluasi…, hlm. 130.
3. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang,
atau sukar digunakan rumus sebagai berikut :
P = B N
Keterangan : P
: Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal B
: Jumlah siswa yang menjawab benar N
: Jumlah peserta tes Adapun Kriteria tingkat kesukaran soal :
0,00-0,30 : Sukar
0,30-0,70 : Sedang
0,70-1,00 : Mudah
12
Berdasarkan uji tingkat kesukaran menggunakan program ANNATES untuk soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran IPS materi
permintaan dan penawaran diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. 5 Hasil Uji Tingkat Kesukaran No.
Jenis Tes Jumlah Butir Soal
Sukar Sedang
Mudah
1 Tes kemampuan pemahaman siswa
siklus I 24
13
2 Tes kemampuan pemahaman siswa
siklus II 16
7
Jumlah 40
20
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus :
D = Ba – Bb0,5 N
12
Sapriya, dkk., Pembelajara n dan Evaluasi…, hlm. 141.
Keterangan : D
: Daya Pembeda Ba
: Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas Bb
: Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N
: Jumlah peserta tes Adapun kriteria nya sebagai berikut :
0,00-0,20 = Buruk 0,21-0,40 = Cukup
0,41-0,70 = Baik 0,71-1,00 = Baik Sekali
13
5. Skor Gain N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Meltzer.
N-Gain : Skor Post test
– Skor Pre Test Skor Ideal
– Skor Pre test Dengan kategori :
g tinggi : nilai g 0.70
g sedang : 0.70 g 0.3
g rendah : nilai g 0.3
14
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data yaitu peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisisdata merupakan suatu
cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui
13
Sapriya, dkk., Pembelajara n dan Evaluasi…, hlm. 143.
14
Sapriya, dkk., Pembelajara n dan Evaluasi…, hlm. 91.
hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa pada proses pembelajaran dan catatan lapangan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data yang dilakukan berupa analisis kuantitatif.
1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan terhadap hasil belajar dengan tes kemampuan kognitif siswa berupa pretest dan postest.
a. Analisis Statistik Deskriftif
Analisis statistik dilakukan terhadap hasil belajar dengan tes kemampuan kognitif siswa berupa pretest dan postest.
1 Distribusi frekuensi
a Menentukan rentang
R = H-L b
Menentukan banyaknya kelas interval K= 1 + 3, 3 Log n
c Menentukan panjang kelas interval:
P = R K
d Menentukan mean
X = ∑X
N e
Frekuensi relatif dihitung jumlah nilai yang terletak pada kelas interval tersebut
Frekuensi relatif = Frekuensi absolut x 100 ∑f
2 Daya serap
Untuk menghitung daya serap siswa digunakan rumus : Daya serap = Skor yang diperoleh siswa
x 100 Skor maksimum
3 Ketuntasan Belajar
Untuk ketuntasan belajar, siswa dinyatakan tuntas jika tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah 65
15
.
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan terhadap hasil observasi, catatan lapangan dan wawancara.
a. Hasil Observasi
Hasil observasi berupa proses penilaian melalui pengamatan objek tertentu dalam hal ini adalah peserta didik selama proses pembelajaran IPS
berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan berupa pendeskripsian proses pembelajaran IPS di kelas ketika menerapkan metode pembelajaran PQ4R.
c. Wawancara
Wawancara merupakan proses bertanya langsung kepada guru dan siswa terkait pembelajaran IPS dengan menerapkan metode pembelajaran PQ4R.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis reflektif pada siklus yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya di susun strategi-strategi upaya perbaikan pada siklus berikutnya.
Tahapan yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya yaitu: 1.
Perencanaan a.
Hasil refleksi penerapan metode PQ4R yang terlihat pada aktifitas guru dan siswa dievaluasi, didiskusikan dan dicari
upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran siklus berikutnya.
b. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat
pembelajaran dengan menerapkan metode PQ4R. c.
Merancang rencana pembelajaran menggunakan metode PQ4R setelah perbaikan berdasarkan refleksi siklus
sebelumnya.
15
Sapriya, dkk., Pembelajara n dan Evaluasi…, hlm. 205.
2. Pelaksanaan
Melaksanakan langkah-langkah sesuai dengan rencana pembelajaranyang disusun sesuai dengan perbaikan dengan
menggunakan metode PQ4R.
3. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menggunakan metode PQ4R untuk
mengumpulkan data sesuai instrumen yang telah disusun.
4. Refleksi
Menganalisa, mengevaluasi dan refleksi dari data penelitian yang diperoleh. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
apakah penerapan metode PQ4R dari tindakan yang telah dilakukan menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik
dari siklus sebelumnya. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai indikator keberhasilan maka penelitian ini
dicukupkan, dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan
16
. Dari empat tahapan tersebut maka, pengembangan tahapan yang akan
dilaksanakan pada siklus berikutnya akan lebih terarah dan terencana karena didasari oleh data yang diperoleh pada siklus sebelumnya yang kemudian
direfleksikan untuk pengembangan tahapan pada siklus selanjutnya.
16
Margaretha Mega Natalia Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan …, hlm. 19.
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pendahuluan Pra Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 3 Tangerang Selatan pada bulan Mei 2011 tahun pelajaran 20102011 dengan subjek penelitian kelas VIII.1. Sebelum
diadakan penelitian, penulis melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar
tempat penelitian diadakan. Analisis kebutuhan yang dilakukan yaitu:
a. Wawancara dengan Guru dan Siswa
Wawancara dengan guru dilakukan pada tanggal 4 Mei 2011. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi awal proses belajar mengajar
dan kendala-kendala yang dihadapi di kelas VIII.1 khususnya pada mata pelajaran IPS. Selain itu wawancara ini juga merupakan penggalian informasi
mengenai tinggi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dari hasil wawancara diperoleh data yaitu keadaan kelas pada saat
pembelajaran IPS kurang kondusif, dimana pada saat pembelajaran IPS banyak siswa yang bercanda dan mengobrol, minat siswa dengan
pembelajaran IPS pun sangat kurang terbukti dengan ketidaksiapan siswa saat pembelajarn IPS dan ketika diberikan tugas rumah, banyak siswa yang tidak
mengerjakan tugas. Rata-rata hasil belajar IPS siswapun masih cukup rendah di mana setengah dari jumlah siswa VIII.1 mendapatkan nilai kurang dari
Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yatu sebesar 65. Dalam proses pembelajaran, guru mengalami kesulitan dalam menggunakan metode
pembelajaran dikarenakan harus menghadapi siswa yang sulit diatur dengan minat belajar yang kurang serta materi pembelajarn IPS yang sangat banyak
dan tidak tersedianya fasilitas yang menunjang dari sekolah. Selama mengajar guru lebih sering menggunakan metode yang meaktifkan siswa seperti diskusi
presentasi, membuat kliping atau makalah dan latihan-latihan soal. Guru sangat jarang sekali menggunakan metode ceramah.
Sedangkan wawancara yang dilakukan dengan siswa dilakukan pada tanggal 5 Mei 2011. Wawancara dilakukan secara random kepada sepuluh
siswa kelas VIII.1. Tujuan wawancara dengan siswa adalah untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS, faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar serta penggalian informasi tentang metode belajar yang diminati siswa.
Dari hasil wawancara dengan siswa diperoleh data mengenai beberapa kendala dalam pembelajaran IPS yaitu minat belajar IPS siswa masih sangat
rendah. Siswa merasa bosan dengan metode pembelajaran IPS yang membosankan karena sering sekali mencatat dan mengerjakan tugas. Selain
metode belajar yang membosankan, tingkat pemahaman siswapun masih rendah terutama mengenai materi IPS Ekonomi perpajakan. Hasil belajar
IPS siswa selama ini masih tergolong cukup rendah.
b. Observasi Proses Pembelajaran
Observasi proses pembelajaran dilakukan pada tanggal 11 Mei 2011 dan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi
lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan kelas pada
saat proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS. Hasil observasi diolah dengan cara mendeskripsikan hasil pengamatan. Hasil observasi ini dijadikan
data tambahan dan data pelengkap dari data kuantitatif yang berupa hasil pretest dan posttest.
Alokasi waktu untuk mata pelajaran IPS di sekolah untuk kelas VIII.1 yaitu 4 jam pelajaran 2x pertemuan perminggu. Sarana dan prasarana yang
ada untuk menunjang kelancaran dalam proses pembelajaran belum terbilang memadai. Khususnya untuk pembelajaran IPS dimana belum tersedianya layar
LCD di kelas. Selain itu buku IPS di perpustakaan masih sangat kurang. Selama proses pembelajarn IPS keadaan kelas VIII.1 kurang terkendali, siswa
banyak yang bercanda dan megobrol. Hanya beberapa siswa saja yang memperhatikan penjelasan guru. Dan gurupun hanya fokus pada siswa yang
memperhatikan saja dan guru sesekali menegur siswa yang tidak memperhatikan.
2. Tindakan yang Dilakukan
1. Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Mei 2011 tentang materi permintaan dan penawaran. Pada pertemuan pertama yaitu pada tanggal 11 Mei
2011 membahas tentang materi permintaan yaitu tentang pengertian permintaan, bunyi hukum permintaan, faktor-faktor permintaan dan kurva permintaan.
Sedangkan pada pertemuan kedua yaitu pada tanggal 12 Mei 2011 membahas tentang penawaran yaitu tentang pengertian penawaran, bunyi hukum penawaran,
faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan kurva penawaran.
1 Tahap Perencanaan
Berdasarkan seluruh informasi yang telah diperoleh, peneliti melakukan beberapa kegiatan dalam proses perencanaan penelitian. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap ini adalah membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, menentukan konsep pembahasan, membuat kartu pertanyaan, menyusun Lembar
Kegiatan Siswa LKS, membuat format observasi pembelajaran serta meningkatkan pemahaman siswa sebesar 75.
2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 11 dan 12 Mei 2011 dan tindakan selanjutnya adalah melaksanakan prosedur yang telah disusun sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Tindakan Siklus I No.
Tahapan Tindakan
Siswa
1. Preview
Meminta siswa untuk memperhatikan judul dan topik utama, membaca
tinjauan umum rangkuman dan bacaan tersebut akan membahas tentang apa.
Setelah itu
penjelasan secara
singkattentang materi permintaan yang bertujuan untuk memotivasi siswa untuk
bertanya. a.
Siswa memperhatikan topik utama materi yang
dipelajari. b.
Siswa memotivasi dengan contoh-contoh
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Siswa mendengarkan,
mencatat dan menyimak penjelasan dari guru.
2. Question
Membagikan kartu pertanyaan kepada siswa
dan mengisinya
dengan pertanyaan yang mereka ajukan.
Siswa membuat pertanyaan.
3. Read
Guru meminta siswa untuk membaca wacana
yang berisikan
materi pembelajaran
Siswa membaca.
4. Reflect
Guru meminta
siswa untuk
merefleksikan wacana yang sudah mereka
baca dengan
mengerjakan pertanyaan yang tersedia pada lembar
kegiatan pembelajaran. Siswa mengerjakan dan
berdiskusi dengan teman.
5. Recite
Guru melakukan tanya jawab keseluruh siswa.
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru dan
teman sebangku. 6.
Review Bersama-sama
dengan siswa
menyimpulkan materi
yang sudah
Siswa bersama
dengan guru
bersama-sama