Tabel 4. 2 Perolehan Nilai Pretes Siklus I Nilai
Frekuensi Presentase
20 - 26 6
15, 8 27 - 33
6 15, 8
34 - 40 7
18, 4 41 - 47
3 7, 9
48 - 54 2
5, 3 55
– 61 4
10, 5 62
– 68 10
26, 3 69
– 75
Jumlah 38
100 ΣX
1698 Rata-rata
44, 7
Berdasarkan tabel 4. 4 dapat diketahui bahwa rata-rata hasil pretes siklus I terhadap 38 siswa adalah 44, 7 dengan nilai tertinggi 67 dan nilai terendah 20.
Sedangkan yang memenuhi nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditentukan 65 yaitu 10 siswa.yaitu sekitar 26, 3 ini menunjukkan bahwa
kemampuan siswa pada tahap awal masih sangat rendah.
Tabel 4. 3 Perolehan Nilai Postes Siklus I Nilai
Frekuensi Presentase
60 – 66
5 13, 2
67 – 73
8 21, 0
74 – 80
13 34, 2
81 – 87
6 15, 8
88 – 94
6 15, 8
Jumlah 38
100 ΣX
2986 Rata-rata
78, 6
Berdasarkan tabel 4. 5 dapat diketahui bahwa rata-rata hasil postes siklus I terhadap 38 siswa adalah 78,6 dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 60.
Sedangkan yang memenuhi nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditentukan 65 yaitu 33 siswa.yaitu sekitar 86, 8 ini menunjukkan bahwa
kemampuan siswa sudah mengalami peningkatan. Jika dihitung menggunakan rumusan N- Gain kemampuan siswa mengalami peningkatan sebesar 0, 6 atau
masuk ke dalam kategori sedang. Yang semula nilai rata-rata pretes 44, 7 menjadi 78, 6.
4 Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus I diperoleh keterangan bahwa pembelajaran IPS di kelas VIII.1 masih belum efektif. Hal tersebut dapat
terlihat dari masih adanya siswa yang masih bingung dan belum terbiasa menggunakan metode PQ4R dan proses pembelajaran di kelas masih pasif
sehingga pembelajaran masih berpusat pada guru. Kurangnya kesiapan siswa menerima pembelajaran juga menjadi kendala untuk menciptakan pembelajaran
yang efektif. Soal yang digunakan pada pretest dan posttest siklus I dan siklus II dibuat
sama yaitu 15 soal pretest dan 15 soal posttest. Soal yang digunakan pada siklus I meliputi soal permintaan dan soal penawaran sedangkan soal yang digunakan
pada siklus II meliputi soal harga pasar dalam permintaan dan penawaran. Nilai rata-rata untuk pretes pada siklus I adalah 44, 7. nilai rata-rata tersebut
masih di bawah KKM, hanya 10 siswa yang mencapai nilai di atas KKM atau sekitar 26, 3 dari jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa
pada tahap awal masih rendah. Setelah dilakukan postest pada akhir siklus data yang diperoleh adalah nilai rata-rata hasil postes siklus I adalah 78,6 dengan nilai
tertinggi 93 dan nilai terendah 60. Sedangkan yang memenuhi nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditentukan 65 yaitu 33 siswa.yaitu sekitar
86, 8 ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa sudah mengalami peningkatan. Jika dihitung menggunakan rumusan N- Gain kemampuan siswa mengalami
peningkatan sebesar 0, 6 atau masuk ke dalam kategori sedang. Yang semula nilai
rata-rata pretes 44, 7 menjadi 78, 6. Tetapi nilai postes pada siklus I belum mencapai 100. Berarti siklus harus dilanjutkan kembali karena belum mencapai
indikator ketuntasan hasil belajar siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan tindakan sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Tindakan Perbaikan Siklus 1 No.
Tahapan Perbaikan
1. Preview
Guru akan
lebih mengkondisikan
siswa dan
mengoptimalkan waktu agar tidak terbuang sia-sia hanya untuk menegur siswa yang mengobrol.
2. Question
Guru akan lebih mengontrol dan mengkondsikan tiap siswa agar lebih efektif dalam membuat pertanyaan.
3. Read
Guru akan mengontrol dan mengkondisikan tiap siswa agar lebih aktif lagi dan focus dalam membaca wacana.
4. Reflect
Guru menyeleksi kembali soal-soal yang perlu dan tidak
perlu dipergunakan
agar siswa
dapat mengoptimalkan waktu seefektif mungkin.
5. Recite
Guru lebih tegas dalam mengkondisikan siswa agar proses tanya jawab lebih teratur.
6. Review
Guru harus menggunakan waktu seefektif mugkin untuk memberikan kesimpulan.
5 Keputusan
Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh data bahwa pemahaman dan kemampuan psikomotorik siswa dalam memahami materi permintaan dan
penawaran belum mencapai kriteria yang diharapkan. Oleh karena itu dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I
sehingga perlu dilanjutkan ke tindakan pembelajaran pada siklus II. Perbaikan yang dilakukan meliputi:
1. Tahap perencanaan: membuat hand out wacana yang lebih bervariatif lagi
dengan memberikan penjelasan-penjelasan yang mudah dimengerti, contoh- contoh yang muudah dipahami serta mencantumkan gambar-gambar yang
terkait dengan materi. 2.
Tahap tindakan: melakukan tahapan-tahapan PQ4R yang dimodifikasi dengan strategi pembelajaran yang mengaktifkan siswa, seperti game dan kuis.
2. Siklus 2
Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26 Mei 2011 tentang materi Harga Pasar atau Harga Kesimbangan. Pada pertemuan pertama yaitu pada
tanggal 18 Mei 2011 yaitu membahas tentang pengertian harga dan proses terbentuknya harga pasar. Sedangkan pada pertemuan kedua yaitu pada tanggal 19
Mei 2011 yaitu membahas tentang macam-macam harga serta hubungan antara permintaan dan penawaran dengan terbentuknya harga keseimbangan.
1 Tahap Perencanaan
Perencanaan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I.
2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 19 dan 26 Mei 2011 dan tindakan selanjutnya adalah melaksanakan prosedur yang telah disusun sebagai berikut:
Tabel 4. 5 Tindakan Siklus II No.
Tahapan Tindakan
Siswa
1. Preview
Meminta siswa untuk memperhatikan judul dan topik utama, membaca
tinjauan umum rangkuman dan bacaan tersebut akan membahas tentang apa.
Setelah itu
penjelasan secara
singkattentang materi permintaan yang bertujuan untuk memotivasi siswa untuk
bertanya. a.
Siswa memperhatikan topik utama materi yang
dipelajari. b.
Siswa memotivasi dengan contoh-contoh
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Siswa mendengarkan,
mencatat dan
menyimak penjelasan dari guru.
2. Question
Membagikan kartu pertanyaan kepada siswa
dan mengisinya
dengan pertanyaan yang mereka ajukan.
Siswa membuat pertanyaan.
3. Read
Guru meminta siswa untuk membaca wacana
yang berisikan
materi pembelajaran
Siswa membaca.
4. Reflect
Guru meminta
siswa untuk
merefleksikan wacana yang sudah mereka
baca dengan
mengerjakan pertanyaan yang tersedia pada lembar
kegiatan pembelajaran. Siswa mengerjakan dan
berdiskusi dengan teman.
5. Recite
Guru melakukan tanya jawab keseluruh siswa.
Siswa melakukan tanya jawab dengan guru dan
teman sebangku. 6.
Review Bersama-sama
dengan siswa
menyimpulkan materi
yang sudah
diberikan dengan tanya jawab interaktif. Siswa
bersama dengan
guru bersama-sama
menyimpulkan materi.
Berdasarkan tabel 4. 6 tindakan yang dilakukan pada siklus II diharapkan mendapatkan hasil yang optimal. Siswa akan mulai terbiasa menerapkan PQ4R
Preview, Queston, Read, Reflect, Recite, Review.
3 Tahap Pengamatan Observasi
a. Tahap Proses
Berdasarkan data pengamatan yang diperoleh dari lembar observasi dan catatan lapangan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran IPS dengan
menggunakan metode pembelajaran PQ4R pada siklus II sudah mulai kondusif dan efisien dibandingkan pada siklus I. Hal ini terlihat dari lebih dari 50 siswa
mengikuti tahapan-tahapan dalam metode PQ4R dan suasana pembelajaran dengan menerapkan metode PQ4R sudah optimal. Siswa nampak fokus pada
pelajaran dan sudah tidak ada lagi siswa yang mengbrol dan bercanda. Semuanya nampak fokus mengikuti tahapan-tahapan pada metode PQ4R. Lampiran 5 dan
6. Berdasarkan hasil wawancara dengan sepuluh siswa pada siklus II diperoleh
data bahwa siswa merasa senang dengan penerapan metode PQ4R. Pada siklus II ini siswa mulai terbiasa dengan tahapan-tahapan pada metode PQ4R sehingga
penerapan metode PQ4R pada siklus II lebih optimal. Dapat diketahui juga bahwa sebagian besar siswa mulai terbiasa dan menyukai metode PQ4R Preview,
Queston, Read, Reflect, Recite, Review. Dengan pembelajaran PQ4R siswa termotivasi untuk memperhatikan penjelasan dari guru dan terbiasa untuk
membaca wacana sehingga siswa fokus dalam mengerjakan pertanyaan yang diberikan dan berusa secara individu tidak tergantung pada orang lain. Lampiran
7.
b. Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil pretes pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Perolehan Nilai Pretes Siklus II Nilai
Frekuensi Presentase
20 – 26
4 10, 5
27 – 33
2 5, 3
34 – 40
41 - 47 3
7, 9 48
– 54 3
7, 9 55
– 61 4
10, 5 62
– 68 5
13, 2 69
– 75 17
44, 7
Jumlah 38
100 ΣX
2262 Rata-rata
59, 5
Berdasarkan tabel 4. 10 dapat diketahui bahwa rata-rata hasil pretes siklus II terhadap 38 siswa adalah 59, 5 dengan nilai tertinggi 73 dan nilai terendah 20.
Sedangkan yang memenuhi nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditentukan 65 yaitu 22 siswa.yaitu sekitar 57, 9 ini menunjukkan bahwa
kemampuan siswa pada pretes siklus II lebih baik dari pretes siklus I yang hanya sekitar 44, 7.
Tabel 4. 7 Perolehan Nilai Postes Siklus II Nilai
Frekuensi Presentase
60 - 66 67 - 73
5 13, 2
74 - 80 10
26, 3 81 - 87
18 47, 4
88 - 94 5
13, 2
Jumlah 38
100 ΣX
3172 Rata-rata
83, 5
Berdasarkan tabel 4. 11 dapat diketahui bahwa rata-rata hasil postes siklus II terhadap 38 siswa adalah 83, 5 dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 60.
Sedangkan yang memenuhi nilai KKM Kriteria Ketuntasan Minimum yang ditentukan 65 yaitu 38 siswa.yaitu telah mencapai 100, ini menunjukkan bahwa
kemampuan siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya. Jika dihitung menggunakan rumusan N- Gain kemampuan siswa mengalami peningkatan
sebesar 0, 3 atau masuk ke dalam kategori sedang. Yang semula nilai rata-rata postes 78, 6 menjadi 83, 5.
4 Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan selama penelitian siklus II diperoleh keterangan bahwa pembelajaran IPS di kelas VIII.1 sudah mulai efektif. Siswa mulai terbiasa
menggunakan metode PQ4R dan proses pembelajaran, siswa nampak lebih aktif