Pendidikan Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Kerja Pegawai

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu karakteristik demografis yang perlu untuk dipertimbangkan. Hal ini dikarenakan jenjang pendidikan yang dimiliki seseorang memberi pengaruh dalam menentukan posisi seseorang dalam pekerjaannya kelak pada suatu institusi. Hasil uji statistik diperoleh bahwa responden yang memiliki pendidikan tinggi yang merasa puas terhadap pekerjaan sebesar 51,1. Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p-value sebesar 0,528, artinya tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepuasan kerja pegawai tetap di Rumah Sakit Haji Jakarta. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Widodo 2003 yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepuasan kerja pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah Lubuklinggau. Peneliti lain, Yulianingsih 1997, Tauhid 2004, dan Adline 2010 juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan kepuasan kerja pegawai. Hasil penelitian juga dapat didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Adib Farchan 1984 dalam As’ad 2004 yang menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan kepuasan kerja. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Abdurrahman 2000, Hariyati 2001 dan Samy 2006 yang menunjukkan bahwa variabel pendidikan mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Penelitian lain, Mahatmi 1997 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kepuasan kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan karena sebagian besar responden merupakan pegawai dengan pendidikan tinggi, yaitu sebesar 90 orang. Data yang kurang bervariasi inilah yang menyebabkan tidak terlihat adanya hubungan antara pendidikan dengan kepuasan kerja pegawai tetap di Rumah Sakit Haji Jakarta. Selain itu, hal lain yang menyebabkan tidak terlihatnya hubungan antara pendidikan dengan kepuasan kerja adalah berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa pegawai dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki rasa ketidakpuasan yang cukup tinggi. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Gilmer 1966 dalam As’ad 2004 seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung lebih merasa puas dibandingkan tidak puas atas pekerjaan yang mereka lakukan. Namun, dalam penelitian ini diketahui bahwa pegawai dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki rasa ketidakpuasan yang cukup tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tingginya tingkat pendidikan harus diimbangi dengan penghasilan yang sesuai dengan jenjang pendidikannya. Selain itu, hal lain yang mungkin menyebabkan tingginya rasa ketidakpuasan adalah tingginya tingkat pendidikan pegawai harus diimbangi dengan kesesuaian jabatan yang dimiliki pegawai. Sehingga, hal tersebut akan memungkinkan mereka untuk dapat mengaplikasikan kemampuan yang mereka miliki dengan tepat. Sehingga dalam hal ini pihak manajemen Rumah Sakit Haji Jakarta disarankan untuk lebih memperhatikan kesesuaian gaji yang diberikan kepada pegawai berdasarkan tingkat pendidikannya serta memperhatikan jabatan yang sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki pegawai dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

4. Masa Kerja