Kerangka Konsep Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja pegawai tetap DI Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2013

48 BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan teori kepuasan kerja yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, yaitu pada Bab II. Maka, dalam penelitian ini digunakan kerangka konsep yang disesuaikan dengan teori Baron dan Byrne 2005, Gibson 1997 dan Herzberg 1968 dalam mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Namun, dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang tidak digunakan. Hal ini dikarenakan variabel yang akan digunakan dalam penelitian telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Dalam penelitian ini faktor-faktor kepuasan kerja yang digunakan adalah faktor individu dan faktor organisasi. Dimana, faktor individu dan faktor organisasi merupakan variabel independen, sedangkan variabel dependennya adalah kepuasan kerja pegawai tetap. Dalam penelitian ini faktor individu yang akan diteliti adalah umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja. Sedangkan, variabel yang tidak diteliti pada faktor individu adalah variabel rassuku dan status kepegawaian. Alasan peneliti tidak meneliti variabel rassuku dikarenakan lokasi penelitian dilakukan di daerah urban atau perkotaan. Dimana, karakteristik responden yang ada dalam wilayah 49 perkotaan saat ini sudah bersifat nasional. Sehingga, hal ini dimungkinkan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Sedangkan, variabel status kepegawaian tidak diteliti dikarenakan homogen. Dimana, telah diketahui bahwa jumlah pegawai tetap jauh lebih besar dibandingkan dengan pegawai kontrak, yaitu sebesar 758 orang dari 830 pegawai. Sedangkan, pegawai kontrak hanya berjumlah 72 orang atau hanya sebesar 8,67. Sehingga, telah diketahui bahwa permasalahan puas atau ketidakpuasan terletak pada pegawai tetap. Selain itu, ketidakpuasan yang dirasakan oleh pegawai kontrak tidak akan menjadi permasalahan bagi pihak rumah sakit. Pada faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi semua variabel tidak dilakukan penelitian. Hal ini dikarenakan semua variabel dalam faktor psikologis tersebut memiliki kemiripan arti dengan variabel dalam faktor individu. Dikhawatirkan akan terjadinya bias dalam penelitian. Sehingga, peneliti lebih memilih untuk meneliti faktor individu dibandingkan dengan faktor psikologis dalam mengukur kepuasan kerja pegawai tetap. Sebagai contoh, variabel pendidikan dalam faktor individu dapat menggambarkan variabel belajar dalam faktor psikologis. Dengan adanya jenjang pendidikan formal yang pernah dilalui oleh pegawai hal ini dapat memungkinkan pegawai untuk melakukan proses belajar secara individual. Selain itu, variabel masa kerja juga dapat menggambarkan variabel persepsi, sikap dan motivasi yang ada dalam faktor psikologi. 50 Dalam hal ini, lamanya pengalaman kerja yang dimiliki pegawai dalam suatu organisasi akan membuat pegawai mampu untuk memahami lingkungan kerjanya. Sehingga, pegawai memiliki persepsi terhadap organisasi tempatnya bekerja, baik persepsi positif maupun persepsi negatif. Dengan adanya persepsi yang dimiliki individu terhadap pekerjaannya tentunya akan membentuk sikap pegawai terhadap pekerjaan di dalam organisasi. Apabila persepsi pegawai terhadap pekerjaan positif maka hal tersebut akan membentuk sikap pegawai menjadi positif pula. Dengan adanya sikap positif tersebut tentunya pegawai akan memberikan respon positif dalam setiap keadaan dalam pekerjaannya. Dimana, telah diketahui pula bahwa sikap merupakan determinan prilaku yang berkaitan dengan persepsi yang dirasakan seseorang. Disamping itu, persepsi dan sikap positif yang dirasakan pegawai dapat menjadi suatu dorongan untuk menggerakkan dan mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pekerjaan. Dengan adanya motivasi yang tinggi tentunya pegawai akan memiliki kualitas pekerjaan yang tinggi. Selain itu, lamanya pengalaman kerja pegawai juga dapat membentuk kepribadian pegawai. Dimana, pegawai yang telah lama bekerja akan cenderung merasa puas dalam bekerja pada suatu organisasi. Sedangkan, pegawai yang memiliki pengalaman kerja baru cenderung akan memiliki hasrat untuk mencari pekerjaan yang lebih memuaskan pada organisasi lain. 51 Selain itu, variabel umur juga dapat menggambarkan kepribadian seseorang. Dimana, seseorang yang memiliki umur yang lebih muda cenderung akan merasa tidak puas dibandingkan dengan umur yang lebih tua. Hal ini dikarenakan masih banyaknya harapan-harapan yang diinginkan oleh pegawai yang berumur muda tersebut. Pada faktor organisasi variabel yang akan diteliti adalah seluruh variabel yang terdapat dalam faktor organisasi. Dimana, dalam penelitian ini faktor organisasi yang akan diteliti terdiri dari variabel gaji, pengakuan, kebijakan organisasi, hubungan interpersonal, tanggung jawab, prestasi kerja, jenis pekerjaan, jaminan pekerjaan, pengawasan dan kondisi kerja. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Faktor Individu 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Masa Kerja Faktor Organisasi 1. Gaji 2. Pengakuan 3. Kebijakan Organisasi 4. Hubungan Interpersonal 5. Tanggung Jawab 6. Prestasi Kerja 7. Jenis Pekerjaan 8. Jaminan Pekerjaan 9. Pengawasan 10. Kondisi Kerja Kepuasan Kerja Pegawai Tetap di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2013 52

B. Definisi Operasional