8. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal yang berjalan dengan baik akan menciptakan hubungan yang harmonis, akrab dan kekeluargaan diantara rekan sekerja.
Dengan terbentuknya hal tersebut akan menumbuhkan kepuasan didalam diri pegawai. Hal serupa diungkapkan oleh Robbins 2001 yang
menyatakan bahwa bagi sebagian besar pegawai, bekerja adalah cara yang digunakan untuk mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Dengan
demikian, sudah menjadi kewajaran bila memiliki rekan sekerja yang ramah. Dimana, hal tersebut merupakan suatu sumber dukungan yang
menghantarkan pada kepuasan kerja. Hasil uji statistik, diketahui bahwa responden yang berpendapat
hubungan interpersonal yang terjalin diantara rekan sekerja tidak mendukung adalah 78,1 dengan peluang 7,1413 kali untuk merasa tidak
puas bekerja di Rumah Sakit Haji Jakarta. Berdasarkan uji chi-square, didapatkan nilai p-value sebesar 0,000, artinya pada alpha 5 terdapat
hubungan yang bermakna antara hubungan interpersonal dengan kepuasan kerja pegawai tetap di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Soemardjo 1981 dan Dwi Padmiyarti 1981
dalam As’ad 2004 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikam antara kepuasan kerja
dengan hubungan interpersonal. Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Tauhid 2004 yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara hubungan interpersonal dengan kepuasan
kerja pegawai di Kantor Dinas Kesehatan Kota Metro. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian Hariyati 2001, Abidin 2003 dan Samy
2006 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara hubungan interpersonal dengan kepuasan kerja.
Munandar 2001 menyebutkan bahwa hubungan interpersonal yang terjalin antara bawahan dan atasan serta hubungan interpersonal yang
terjalin antar rekan kerja merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan puas dan tidak puasnya seorang pegawai. Sehingga, dalam
meningkatkan kepuasan kerja pegawai pihak manajemen rumah sakit disarankan untuk lebih meningkatkan komunikasi yang terjalin antar
sesama rekan kerja baik antara atasan dengan bawahan maupun antar sesama pegawai.
Hubungan komunikasi tersebut dapat ditingkatkan melalui adanya sifat ramah dari pimpinan kepada bawahan yang dapat dimulai dengan
tegur sapa satu sama lain, mendengar pendapat pegawai terkait pekerjaan yang akan dilakukan serta menunjukkan minat pribadi kepada mereka
dengan cara sistim pintu terbuka bagi mereka yang ingin mengutarakan pendapat. Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan
mengadakan pertemuan secara rutin antara atasan dan bawahannya yang dapat dilakukan setiap bulan serta dengan adanya suatu program sosial
yang dirancang untuk menyatukan kebersamaan antara atasan dengan bawahan.
9. Tanggung Jawab