Kebijakan Organisai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Kerja Pegawai

7. Kebijakan Organisai

Menurut Herzberg 1968 dalam Utomo 2008 kebijakan organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Kebijakan organisasi merupakan suatu faktor yang sangat penting untuk menjamin keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan. Berdasarkan uji statistik, diketahui bahwa responden yang berpendapat kebijakan organisasi yang dirasakan tidak sesuai dengan harapan pegawai adalah 72,3 dengan peluang sebesar 7,323 kali untuk merasa tidak puas bekerja di Rumah Sakit Haji Jakarta. Berdasarkan uji chi-square, diperoleh nilai p-value sebesar 0,000, artinya pada alpha 5 terdapat hubungan yang bermakna antara kebijakan organisasi dengan kepuasan kerja pegawai tetap di Rumah Sakit Haji Jakarta. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Baron dan Byrne 2005 yang menyatakan bahwa kebijakan organisasi merupakan salah satu faktor yang positif memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja. Selain itu, penelitian lain Yulita 2012 menyatakan bahwa ada perbedaan proporsi antara kebijakan organisasi dengan kepuasan kerja dokter spesialis di Rumah Sakit OMNI Alam Sutra. Pinfield dalam Nurhayani 2006 menyatakan bahwa kebijakan organisasi yang diberikan kepada pegawai memiliki relevansi langsung bagi efektivitas organisasi dan bagi kepuasan anggota organisasi. Sehingga, pihak manajemen harus memberikan kebijakan secara adil kepada seluruh anggotanya agar tercipta kepuasan didalam diri mereka. Dalam meningkatkan kepuasan kerja pegawai pihak manajemen rumah sakit sebaiknya lebih memperhatikan lagi adanya faktor kebijakan organisasi yang diberikan kepada pegawainya. Berdasarkan masalah yang terjadi dilapangan, diketahui bahwa terdapat pegawai yang mengeluh akan rasa ketidakadilan pihak manajemen rumah sakit dalam memberikan kebijakan organisasi kepada para pegawainya, seperti kebijakan dalam memberikan kegiatan pendidikan dan pelatihan dan kebijakan terkait dengan promosi karir. Dalam mengatasi permasalahan terkait hal tersebut, pihak manajemen rumah sakit disarankan untuk memberikan kesempatan yang seluas- luasnya kepada pegawai untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan. Dimana, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pegawai. Dalam menjalankan kegiatan ini, pihak manajemen rumah sakit sebaiknya menyediakan anggaran khusus yang disediakan untuk pengembangan sumber daya manusia. Selain itu, pihak manajemen rumah sakit sebaiknya membuat sistim promosi karir yang lebih adil dan terarah setiap kali adanya perubahan dalam sistim manajemen serta membuat peningkatan jenjang karir dapat dilalui dengan cepat bagi pegawai-pegawai yang selalu memiliki prestasi kerja lebih tinggi dibandingkan pegawai lainnya yang dapat menjadi suatu bentuk reward dari rumah sakit kepada pegawai.

8. Hubungan Interpersonal