Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Sebesar 10 Persen

150 persen, maka harga BBM, batu bara, dan gas alam akan mengalami kenaikan harga masing- masing sebesar 10.99 persen, 4.49 persen, dan 0.38 persen. Kenaikan harga bahan bakar ini akan berpengaruh kepada kenaikan pengeluaran untuk membeli bahan bakar tersebut. Kenaikan pengeluaran untuk membeli bahan bakar ini berakibat pada naiknya biaya opersional perusahaan penyedia tenaga listrik baik secara total maupun per kWh masing- masing sebesar 6.14 persen dan 6.84 persen. Dengan kebijakan pemerintah yang tidak menaikkan nilai subsidi harga listrik per kWh, maka harga jual tenaga listrik harus dinaikka n rata-rata sebesar 13.18 persen. Kenaikan terbesar terjadi pada tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga yang mencapai 15.89 persen, sementara pelanggan industri dan pelanggan lainnya masing- masing naik sebesar 13.74 persen da n 9.93 persen. Lebih lanjut kebijakan tersebut akan memicu kenaikan tingkat inflasi sebesar 0.94 persen da n menekan laju pertumbuan eko nomi sebe sar 0.83 persen. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, kebijakan ini dapat meningkatkan jumlah pengangguran sebesar 1.93 persen dan upah turun 0.02 persen. Naiknya tingkat inflasi dan tingkat pengangguran serta kenaikan jumlah pengangguran berdampak pada peningkatan jumlah penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan masing- masing sebesar 0.70 persen dan 0.73 persen. Tingkat kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 0.07 persen.

6.4.4. Dampak Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Sebesar 10 Persen

Sebagai negara pengimpor BBM, maka peranan nilai tukar sangat penting dalam jual beli BBM di pasar internasional. Meskipun sekarang banyak negara melakukan diversifikasi mata uang dalam perdagangan internasional, tetapi dolar Amerika Serikat masih dominan dibandingkan mata uang negara lainnya. Oleh 151 karena itu, sangat penting untuk mengetahui seberapa besar pengaruh fluktuasi mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terhadap biaya operasional perusahaan pe nyedia tenaga listrik yang berakibat pada berapa besar subsidi pe merintah yang harus dipersiapka n untuk subs idi listrik tersebut. Menurut Handoko dan Patriadi 2005 salah satu penyebab peningkatan atau penurunan beban subsidi listrik adalah perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Selain posisi Indonesia sebagai net importer minyak, juga sebagian besar peralatan dan suku cadang perusahaan penyedia tenaga listrik adalah barang-barang impor. Hasil Simulasi 2d memperlihatkan bahwa jika rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat sebesar 10 persen, maka harga BBM, batu bara, dan gas alam akan mengalami kenaikan harga masing- masing sebesar 0.31 persen, 2.09 persen, dan 0.48 persen. Kenaikan harga bahan bakar ini akan berpengaruh kepada penurunan jumlah konsumsi bahan bakar, sehingga produksi tenaga listrik berkurang. Melemahnya nilai tukar berdampak positif pada perekonomian karena akan memacu ekspor dan mengurangi impor. Meningkatnya ekonomi berdampak pada meningkatnya kemampuan pemerintah untuk memberi subsidi, sehingga harga jual tenaga listrik mengalami penurunan. Meningkatnya perekonomian berdampak pada meningkatnya kesempatan kerja, sehingga dapat menurunkan jumlah pengangguran sebesar 15.18 persen da n upa h naik 0.31 persen. Turunnya tingkat pengangguran dan kenaikan upa h berdampak pada pengurangan jumlah penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan masing- masing sebesar 2.95 persenda n 3.15 persen. Tingkat kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 0.29 persen. 152

6.5. Simulasi Kebijakan Berkaitan denga n Efisiensi Pe rusahaa n Penye dia